Pendekatan Lingkungan, Komunikasi Politik, dan Pemerintahan

commit to user dilupakan. Semakin gencar media massa memberitakan, semakin hangat dan ramai topic tersebut dibicarakan masyarakat. 27

1.5.5 Pendekatan Lingkungan, Komunikasi Politik, dan Pemerintahan

Pengertian pendekatan lingkungan menurut Pawito dalam bukunya yang berjudul “komunikasi politik media massa dan kampanye pemilihan” menyebutkan bahwa pada pendekatan ini lingkungan sosial-politik yang sampai tingkat tertentu, berpengaruh terhadap komunikasi 28 . Artinya antara sistem politik dan komunikasi politik terdapat hubungan timbal balik. Perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi komunikasi politik termasuk kondisi media. Dalam penelitian ini, pendekatan lingkungan dimaksudkan untuk menelti bagaimana perubahan kondisi politik yang terjadi di Indonesia apakah juga berpengaruh pada media massa yang ada pada waktu itu, khususnya dengan surat kabar Kompas. Pengaruh kuat yang berasal dari lingkungan sosial-politik dapat dicontohkan pada kasus kebebasan pers yang terjadi saat masa Orde Baru dibandingkan dengan saat setelah Orde Baru atau sebelum Orde Baru. Dapat dilihat jelas perbedaannnya, dimana saat Orde Baru kebebasan gerak pers selalu diawasi oleh pemerintah yang berkuasa sehingga apa yang ditulis oleh surat kabar merupakan kehendak dari pemerintah. Sedangkan pada masa setelah Orde Baru, kebebasan pers dibuka selebar-lebarnya, waktu itu pers boleh menyuarakan apa saja termasuk mengkritik jalannya pemerintahan saat itu. Sedangkan Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse dalam bukunya Mediating the Message Theories of Influences on Mass Media Content mengatakan 27 Nurudin,Pengantar Komuikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 196 th. 2007 28 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Jalasutra, tahun 2009. Hlm 35 commit to user apa yang disajikan oleh media pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang beragam. Mereka menuliskan ada beberapa faktor lingkungan diluar media yang bisa mempengaruhi pemberitaannya. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut: “In this chapter, we shift our attention to factor extrinsic to outside of the media organization. They concluded the source of the information that becomes media contents, such us special interest group, public relation campaigns, and even the news organzation themselves; revenue source, such as advertisers and audiences; other social intitutions, such us business and goverment; economic environment; and technology.” Dalam bagian ini, kami memindahkan perhatian kami pada faktor ekstrinsik dari organisasi media. Faktor tersebut disimpulkan ssebagai sumber informasi media yang menjadi isi media, seperti kelompok penekan, kampanye politik, dan bukan organisasi berita itu sendiri; sumber pendapatan, seperti iklan dan penonton; institusi sosial yang lain, seperti saingan bisnis dan pemerintah; lingkungan ekonomi, dan teknologi. 29 Sejalan dengan itu dalam bukunya Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse menjelaskan lagi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi media tersebut, yaitu: a. Sumber berita, sumber berita disini dipandang bukanlah sebagai pihak yang netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan: memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu pada khalayak, dan seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai kepentingan, sumber berita tentu memberlakukan politik pemberitaan. Ia akan memberikan informasi yang tidak baik bagi dirinya, dan mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Kepentingan sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.

b. Sumber penghasilan media, berupa iklan, atau bisa juga berupa

pelangganpembeli media. Media harus bertahan, dan bertahan hidup 29 Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, 2nd Edition. NY. Longman Publisher. 1996.Hlm 175