tujuan    umum    dan  khusus.  Tujuan  umum  biasanya  menunjukkan  output dari  program  jangka  panjang,  sedangkan  tujuan  khusus  outputnya  program
jangka pendek.
18
B.  PEMBINAAN KEISLAMAN 1.  Pengertian Pembinaan
Kata    pembinaan    berasal    dari    bahasa    arab yang berarti “Bina”
artinya  bangunan.  Setelah  dibakukan  ke  dalam  bahasa  Indonesia,  jika diberi  awalam  “pe”  dan  akhiran  “an”  menjadi  “pembinaan”  yang
mempunyai  arti  pembaruan,  penyempurnaan  usaha,  tindakan  dan  kegiatan yang    dilakukan  secara  berdaya  guna  dan    berhasil    guna    untuk
memperoleh  hasil yang lebih baik.
19
Dalam  kamus  umum  Bahasa  Indonesia  kata  “pembinaan” mengandung  arti  penyempurnaan,  pembaharuan  usaha,  tindakan  yang  di
lakukan  secara  budaya  guna  untuk  memperoleh  hasil  yang  baik.
20
Sedangkan  arti  pembinaan  dalam  kamus  bahasa  Indonesia  kontemporer
18
Arikunto Suharsimi,  Penilaian Pendidikan,  Yogyakarta: Bina Aksara,1998, h.45
19
Departemen  Pendidikan  Nasional
,
Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  Cet.IV,  Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.117
20
Poerwadarminto,  Kamus  Umum  Bahasa  Indonesia,  Jakarta:  Bulan  Bintang,  1979, h.23
adalah  proses  pembinaan,  membina,  membangun,  atau  menyempurnakan upaya mendapat hasil yang lebih baik.
21
Arti    kata  “pembinaan”  dari  segi    terminologi    istilah    adalah suatu  upaya,  usaha  kegiatan  yang  terus  menerus  untuk  mempelajari,
meningkatkan,    menyempurnakan,    mengarahkan,  mengembangkan kemampuan    untuk    mencapai    tujuan    agar    sasaran    pembinaan    mampu
menghayati dan mengamalkan ajaran  Islam sebagai  pola kehidupan sehari- hari  baik  dalam  kehidupan  pribadi,  keluarga  maupun  kehidupan  sosial
masyarakat.
22
Pembinaan  adalah  segala  upaya  pengelolaan  berupa    merintis, meletakkan    dasar,    melatih,  membiasakan,    memelihara,    mencegah,
mengawasi,    menyantuni,    mengarahkan,    serta    mengembangkan kemampuan    seseorang    untuk    mencapai    tujuan,    mewujudkan    manusia
sejahtera  dengan  mengadakan  dan  menggunakan  segala  daya  dan  dana yang dimiliki.
23
Adapun  “pembinaan”  menurut  Zakiah  Daradjat  adalah  upaya pendidikan baik  formal  maupun nonformal  yang dilaksanakan secara sadar
berencana,    terarah,    teratur    dan    bertanggung    jawab    dalam    rangka
21
Peter  salim  dan  Yanni,  Kamus  Bahasa  Indonesia Kontemporer , Jakarta:  Modern English, 1991 h. 13
22
Proyek    penerangan    Bimbingan    Khutbah    Dakwah    Agama,    Pembinaan    Rohani pada  Dharma Wanita, Jakarta: DEPAG, 1984 h.8
23
Badan    Penasehat    Perkawinan,    persekisihan,    dan    Perceraian    BP-4,    Menbina Keluarga  Bahagia dan Sejahtera, Jakarta: BP-4, 1994, h.3.
memperkenalkan,    menumbuhkan,    mengembangkan    suatu    dasar kepribadian  yang  seimbang,  utuh,  selaras.  Pengetahuan  dan  keterampilan
sesuai    dengan    bakat,    keinginan    serta    prakarsa    sendiri,    menambah, meningkatkan,  dan  mengembangkan  kearah  tercapainya  mertabat,  mutu
dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.
24
Pembinaan    menurut    istilah    adalah    :    suatu    kegiatan    untuk mempertahankan    dan    menyempurnakan    sesuatu    yang    telah    ada
sebelumnya.
25
Begitu    pula    pembinaan    dapat    mengandung    arti    usaha, tindakan  dan  kegiatan  yang  dilakukan  secara  efektif  dan  efisien  untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
26
Pengertian    pembinaan    yang    terakhir    adalah    sesuatu    upaya usaha    yang  terus  menerus  untuk  memperbaiki,  meningkatkan,
menyempurnakan, mengarahkan  dan  mengembangkan  kemampuan  untuk mencapai  tujuan  yaitu  agar  sasaran  pembinaan  mampu  menghayati  dan
mengamalkan sesuatu.
27
Demikianlah    arti    pembinaan    yang    bermacam-macam berdasarkan    referensi    yang    berbeda-beda    pula,    namun    penulis    dapat
24
Zakiya Daradjat, Ilmu jiwa Agama,Cet. XV, Jakarta: Bulan Bintang, 1976, h.36.
25
Asmuni  Syukuri,  Dasar-Dasar  Stategis  Dakwah  Islam,  Cet.II,  Surabaya:  Al-ikhlas, 1983, h 17.
26
Departemen    pendidikan    Nasional,    Kamus    Besar    bahasa    Indonesia,    Cet.  IV, Jakarta:  Balai Pustaka,2005, h.17.
27
Badan    Penasehat    Perkawinan,    persekisihan,    dan    Perceraian    BP-4,    Membina Keluarga  Bahagia dan Sejahtera, Jakarta: BP-4, 1994, h.8.