13
2.1.2 . Return Spread
Return spread adalah selisih antara profitabilitas perusahaan dengan suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga
tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih
baik menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari pada menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada
umumnya memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar
ketergantungannya pada dana eksternal. Jika spread tinggi maka manajer akan mempertinggi lukuiditas agar dana yang berada di kas juga tinggi,
dengan harapan dana tersebut akan dapat digunakan untuk mendanai investasi ketika suatu saat diperlukan, karena dengan melakukan
investasi tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dananya hanya disimpan di bank.
Return spread merupakan selisih antara return yang dihasilkan oleh aset perusahaan dengan return aset bebas resiko. Formula yang
digunakan untuk menghitung return spread adalah : Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan ROA –
return bebas resiko Suku Bunga SBI
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.3. Likuiditas 2.1.3.1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar
dengan hutang lancar adalah sekitar 2:1. Angka tersebut tidaklah mutlak, besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan
keuangan masing-masing. Menurut Munawir 2002 : 31 mengemukakan definisi likuiditas
sebagai berikut : ” Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih”. Menurut Bambang Riyanto 2001 : 25 , tentang masalah
likuiditas menyatakan bahwa : ” Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat – alat pembayaran alat –
alat likuid yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban fanancialnya yang harus segera
dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan ” likuid ”, artinya perusahaan mempunyai aktiva lancar
yang lebih besar daripada hutang lancar. Tetapi apabila terjadi sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan ” ilikuid ”.
Universitas Sumatera Utara
15
2.1.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas