c. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
33 d. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL
atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.7.1.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen .
Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi menurut Ghozali 2005 : 95 dapat dilihat dari : i. Nilai tolerance dan lawannya
ii. Variance inflation factor Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1Tolerance . Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0.10 atau sama dengan VIV 10.
Universitas Sumatera Utara
3.7.1.4 Uji Heterosdekastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, 34
maka disebut Homokedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut Heteroskedastisitas. Suatu model dikatakan terdapat gejala
heterosdekastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik.
Menurut Imam Ghozali 2005:105, uji heteroskedastisitas bertujuan mengujiapakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh
tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang
jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan
Universitas Sumatera Utara
secara statistic mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:69.
3.7.2. Pengujian Hipotesis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis berganda dengan terlebih dahulu menguji variabel – variabel dari
35 karakteristik perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencari tingkat
signifikan yang lebih tinggi di antara variabel – variabel tersebut. Variabel perputaran modal kerja dan return spread dengan tingkat signifikan yang
paling tinggi akan di regresi dengan indeks likuiditas perusahaan.
3.7.2.1 Metode Regresi Linear Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen, dengan
tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata – rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen yang diketahui
[ Ghozali 2005 ]. Variabel independen dalam penelitian in adalah
perputaran modal kerja dan return spread. Sedangkan variabel
dependennya adalah likuiditas perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut : Y =
α + β
1
X
1
+ β
2
X
2 +
e Keterangan :
Y = Likuiditas perusahaan
Universitas Sumatera Utara
α = Konstanta β = Koefisien regresi
X
1
= Perputaran modal kerja X
2
= Return spread e = error
36
3.7.2.2. Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t
Menurut Ghozali 2005 : 84 , uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05
α = 5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikan ≥ 0.05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi
tidak signifikan . Ini berarti secara parsial, variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan ≤ 0.05, maka hipotesis diterima koefisien
regresi signifikan . Ini berarti secara parsial, variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.7.2.3. Uji Signifikan Parameter Simultan Uji Statistik F