Status Gizi Anak Balita BBTB Berdasarkan Karakteristik Keluarga

pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu, jumlah status gizi TBU pendek meningkat seiring dengan penurunan pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu. Status gizi pendek paling banyak terdapat pada ibu yang memiliki jenis pekerjaan petani 42,9, dan pada jenis pekerjaan ibu pedagang 17,1 juga ditemukan paling banyak jumlah anak balita yang memiliki status gizi pendek yaitu sebanyak 36,4.

4.6.3. Status Gizi Anak Balita BBTB Berdasarkan Karakteristik Keluarga

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan panjang badan dengan kecepatan tertentu. Dimana perubahan status gizi anak balita BBTB dapat dilihat dari keadaan karakteritik keluarga. Tabel 4.13. Distribusi Status Gizi Anak Balita BBTB Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Tahun 2011. Status Gizi Anak Balita BBTB Sangat Gemuk Gemuk Resiko Gemuk Normal Kurus N o. Karakteristik Keluarga N N N N N N

1. Jumlah Anggota

Keluarga : − Kecil ≤ 4 orang − Sedang 5-6 orang − Besar ≥ 7 orang 1 1,7 0,0 0,0 4 2 6,7 14,2 0,0 5 1 8,3 0,0 33,3 38 6 1 63,3 42,9 33,3 12 6 1 20,0 42,9 33,3 60 14 3 100,0 100,0 100,0 Total 1 1,3 6 7,8 6 7,8 45 26,3 19 24,7 77 100,0 2. Pendapatan Keluarga : − Miskin − Tidak Miskin 1 1,7 0,0 3 3 5,1 16,7 1 5 1,7 27,8 36 9 61,0 50,0 18 1 30,5 5,6 59 18 100,0 100,0 Total 1 1,3 6 7,8 6 7,8 45 26,3 19 24,7 77 100,0 3. Pengetahuan Gizi Ibu : − Baik − Cukup − Kurang 1 0,0 1,8 5 1 0,0 8,8 6,7 2 3 1 40,0 5,3 6,7 3 37 5 60,0 64,9 33,3 11 8 0,0 19,3 53,3 5 57 15 100,0 100,0 100,0 Total 1 1,3 6 7,8 6 7,8 45 26,3 19 24,7 77 100,0 Status Gizi Anak Balita BBTB Sangat Gemuk Gemuk Resiko Gemuk Normal Kurus N o. Karakteristik Keluarga N N N N N N

4. Pekerjaan Ibu

− PNS − PedagangW iraswasta − Petani − IRT 1 0,0 0,0 0,0 3,4 2 1 3 0,0 14,3 3,6 10,3 3 2 1 50,0 14,3 0,0 3,4 3 6 13 21 50,0 57,1 46,4 72,4 2 14 3 0,0 14,3 50,0 10,3 6 14 28 29 100,0 100,0 100,0 100,0 Total 1 1,3 6 7,8 6 7,8 45 26,3 19 24,7 77 100,0 Jumlah terbanyak 63,3 anak balita yang berasal dari keluarga kecil memiliki status gizi BBTB normal, namun tidak demikian pada keluarga sedang dan besar. Dimana dengan semakin meningkatnya jumlah anggota keluarga, maka jumlah anak balita yang kurus juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tabel di atas bahwa status gizi kurus pada keluarga sedang sebanyak 42,9 dan 33,3 pada keluarga besar. Demikian juga dalam hal pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu, ditemukan status gizi sangat kurus pada keluarga yang memiliki pendapatan kategori miskin 30,5 dan pengetahuan gizi ibu kategori kurang 53,3. Status gizi sangat kurus paling banyak ditemukan pada ibu yang memiliki jenis pekerjaan petani 50,0, dan pada ibu yang memiliki jenis pekerjaan pedagangwiraswasta yaitu sebanyak 14,3.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pola Makan Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar 45,5 tingkat konsumsi energi anak balita pada kategori sedang, 22,0 pada kategori baik dan 32,5 tingkat konsumsi energi anak balita kurang. Sementara dalam hal konsumsi protein, paling banyak 50,6 tingkat konsumsi protein anak sedang, 22,1 pada kategori baik bahkan ditemukan 27,3 tingkat konsumsi protein anak kurang. Dalam hal konsumsi enegi berdasarkan jumlah anggota keluarga, diperoleh persentase terbesar konsumsi energi kurang berasal dari keluarga sedang dan keluarga besar yaitu 50,1 dan 33,3. Untuk konsumsi protein diperoleh persentase terbesar konsumsi protein kurang berasal dari keluarga kecil dan keluarga sedang yaitu 25,1 dan 42,9. Dengan kondisi seperti itu maka hal tersebut dapat mempengaruhi pendistribusian pangan dalam keluarga, ditambah lagi dengan jumlah pendapatan rendah dan jumlah anggota keluarga juga banyak, maka dapat memperburuk keadaan status gizi anak balita. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhardjo 2003 yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga juga mempunyai pengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Dimana anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi diantara seluruh anggota keluarga lainnya dan anak yang kecil biasanya paling terpengaruh oleh kurang pangan. Sebab dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda perlu zat gizi yang relatif lebih banyak dari pada anak-anak yang lebih tua.