. Latar Belakang Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Kolostrum Di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Air Susu Ibu ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan selama usia bulan-bulan pertama. Oleh karena hal tersebut, maka sangat penting bagi ibu yang baru melahirkan memberikan Air Susu Ibu ASI pertama kepada bayi sesaat setelah melahirkan Roesli, 2005. Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama. Air susu ini sangat kaya protein dan antibody, serta sangat kental. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri. Produksinya berkurang perlahan saat air susu keluar pada hari ke-3 sampai ke-5. Chumbley, 2003 ASI, terutama kolostrum mengandung Immunoglobulin Ig, yaitu; IgA, IgE, IgM, dan IgG. Immunoglobulin yang utama terdapat didalam ASI adalah IgA, yang berperan sebagai antiseptic intestinal paint yang melindungi permukaan usus bayi terhadap invasi atau masuknya mikroorganisme pathogen penyebab penyakit dan protein asing. Arif, 2009 dalam Pitri, 2010. Tetapi keseriusan pemerintah tersebut tidak sebanding dengan kenyataan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan penggunaan kolostrum ASI stadium 1 di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia pada tahun 1997 bayi yang mendapatkan kolostrum hanya 8 sedangkan pada tahun 2002 terjadi penurunan menjadi 3,7 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Sedangkan pemberian ASI pada satu jam pertama di tahun 2007 sebesar 44 SDKI, 2007. Hal ini sungguh sangat jauh dari harapan yang ingin dicapai dan menjadi pertanyaan serius terhadap program pemerintah yang telah membuat program penyuksesan pemberian ASI. Di Sumatera Utara sendiri, penggunaan ASI eksklusif masih kurang. Dari penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan, diperoleh hasil 69,2 yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan penelitian di kabupaten Samosir tahun 2009, pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 32 Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2010. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Riskesdas 2010, didapati bahwa persentase perilaku ibu di Indonesia yang membuang kolostrum baik sebagian maupun seluruhnya adalah sebesar 25,3. Untuk wilayah Sumatera Utara didapati angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 28,2. Jumlah ibu yang membuang kolostrum berdasarkan data tersebut cukup tinggi, padahal manfaat yang sangat banyak yang terdapat dalam kolostrum. Ditambah lagi promosi gencar yang dilakukan lembaga kesehatan mengenai pentingnya ASI menjadi alasan saya untuk meneliti tingkatan pengetahuan dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kabupaten Samosir Kecamatan Mogang menjadi pilihan saya mengambil sampel adalah karena menurut data dinas kesehatan setempat, pemberian ASI eksklusif di kecamatan tersebut hanya 25 Dinkes, 2010.

1.2 . Perumusan Masalah