Sedimen Kondisi Topografi dan Bethimetri

Low Water Springs LWS + 0.0 m Lowest Loe Water Springs LLWS -0.1 m Sumber: Divisi Playanan Kapal dan Barang Pelabuhan Belawan 2011

3.2.1.8. Gelombang

Gelombang dibentuk oleh angin karena adanya proses pengalihan energi dari angin ke badan laut melalui permukaannya. Karena sifat air yang tidak dapat menyerap energi, maka energi ini diubah kedalam bentuk gelombang yang kemudian dibawa ke pantai. Di pantai energi ini dilepaskan dengan pecahnya gelombang. Gelombang yang dibangkitkan dengan angin adalah sumber yang utama dalam pemasukan energi kearah pesisir dan merupakan penyebab utama dalam proses perubahan bentuk garis pantai. Gelombang yang terjadi disepanjang garis pantai Belawan berasal dari gelombang laut dalam dari arah utara ke timur laut, yang dibangkitkan sesuai fetch di perairan Selat Malaka. Gelombang ini terjadi pada saat muson timur laut yang terjadi dari November hingga Maret. Gelombang ini merupakan gelombang signifikan yang merupakan penyebab utama terjadinya sedimentasi di pintu masuk alur Pelayaran Pelabuhan Belawan.

3.2.1.9. Sedimen

Pada studi Hidraulik Fase I di Pelabuhan Belawan telah dilakukan suatu studi untuk mengetahui jenis sedimen dasar laut di sepanjang alur masuk Pelabuhan Belawan. Secara garis besar, sedimentasi yang terjadi di Pelabuhan Belawan berdasarkan studi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kandungan sedimen pada sungai Universitas Sumatera Utara Dari studi hidraulik di identifikasi bahwa kandungan sedimen pada sungai menyumbang sebanyak 17 dari jumlah total material sedimen yang terdapat di alur masuk Pelabuhan Belawan. b. Kandungan litoral Lumpur yang terbawa oleh gelombang membentuk suatu lapisan sedimen konsentrasi tinggi pada dasar laut. Yang mana lapisan tersebut akan dibawa masuk oleh arus masuk Pelabuhan Belawan. Pengendapan yang terjadi di alur masuk Pelabuhan Belawan disebabkan oleh gelombang yang membawa lumpur dari pantai ke dasar laut. Material sedimen ini terbawa oleh arus pasang surut dan arus yang sejajar pantai dan terendapkan di dasar alur masuk Pelabuhan Belawan. c. Transportasi sedimen di pantai Analisis jenis sedimen dasar didasarkan pada tekstur butiran yang merupakan keadaan permukaan sedimen yang bersangkutan. Jenis butiran dibagi dalam beberapa kelompok yatu : krikil gravel, Pasir sand, lanau silt dan lempung clay. Dalam sistem klasifikasi sedimen berdasarkan tekstur butiran, diberi nama atas komponen utama yang kandungannya, misalnya lempung berpasir sandy clay. Menurut USDA klasifikasi yang sesuai adalah sebagai berikut: Pasir : butiran dengan diameter 2,0 sampai dengan 0,05 mm Lanau : butiran dengan diameter 0,05 sampai dengan 0,002 mm Lempung : butiran dengan diameter lebih kecil dari 0,002 m Untuk lebih jelasnya klasifikasi tanah berdasarkan USDA dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 3.8: Klasifikasi tanah USDA d. Pengerukan Sungai belawan membawa jumlah sedimen dalam jumlah yang sangat besar yang diendapkan disepanjang alur pelayaran Pelabuhan Belawan serta juga diendapkan di kolam pelabuhan seperti di kolam Belawan Lama, Kolam Ujung Baru, Kolam Citra dan Kolam IKD. Akibat sedimentasi yang terjadi maka diperlukannya pemeliharaan kolam dan alur pelabuhan demi menjaga kedalaman yang disyaratkan. Perawatan kolam dan alur pelabuhan dilakukan dengan cara pengerukan, pengerukan selalu diawali dengan diadakannya survei batimetri dengan cara souding alur dan kolam pelabuhan yang berguna untuk mengetahui kedalaman existing dan setelah pengerukan selesai dilaksanakan juga dilakukan final sounding yang berguna untuk mengukur kedalaman setelah dikeruk. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN

4.1. Kemiringan Dasar Sungai

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh LPPM Institut Teknologi Bandung pada tahun 2003 didapat kemiringan dasar sungai Belawan rata- rata adalah 1,66 x 10 -4

4.2. Perhitungan Angkutan Sedimen Dengan Metode Yang’s

Universitas Sumatera Utara