Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif cepat, sehingga material yang terbawa arus
membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya dorong pada material tersebut. 3. Suspended Load Transport
Suspended load adalah material dasar sungai bed material yang melayang di dalam aliran dan terutama terdiri dari butir pasir halus yang
senantiasa mengambang di atas dasar sungai, karena selalu didorong ke atas oleh turbulensi aliran. Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan loncatan
material akan semakin sering terjadi sehingga apabila butiran tersebut tergerus oleh aliran utama atau aliran turbulen ke arah permukaan, maka material
tersebut tetap bergerak melayang di dalam aliran dalam selang waktu tertentu.
2.2.3. Angkutan Sedimen
Pengertian umum angkutan sedimen adalah sebagai pergerakan butiran- butiran material dasar saluran yang merupakan hasil erosi yang disebabkan oleh gaya
dan kecepatan aliran sungai. Di dalam perhitungan sifat-sifat sedimen yang dipakai adalah: ukuran, kerapatan atau kepadatan, kecepatan jatuh dan porositas. Laju
angkutan sedimen, perubahan dasar dan tebing saluran, perubahan morfologi sungai dapat diterangkan jika sifat sedimennya diketahui.
Beberapa faktor yang mempengaruhi angkutan sedimen adalah:
1. Ukuran Partikel Sedimen
Pengukuran ukuran butiran tergantung pada jenis bongkahan, untuk berangkal pengukuran dilakukan secara langsung, untuk kerikil dan pasir dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
analisa saringan sedangkan untuk lanau dan lempung dilakukan dengan analisa sedimen. Klasifikasi jenis tanah berdasarkan ukuran butir dapat dilihat pada Tabel
2.6. berikut:
Tabel 2.6: Klasifikasi Ukuran Partikel Sedimen
No ORGANISASI
UKURAN BUTIR mm Kerikil
Gravel Pasir
Sand Lanau
Silt Lempung
Clay 1
MIT , Massachusetts
Institute of Technology
2 0,06 -2
0,002 -0,06 0,002
Lanjutan Tabel 2.6.
No ORGANISASI
UKURAN BUTIR mm
Kerikil Gravel
Pasir Sand
Lanau Silt
Lempung Clay
2 USDA
, United States Department
of Agriculture 2
0,05 -2 0,002 -0,05
0,002
3 AASHTO
, American Association of State
Highway and Transportation
Officials 2 -76,2
0,075 -2 0,002 -0,075
0,002
4 USCS
, Unified Soils Classification
System 4,75 -76,2
0,075 -4,75
Fines 0,075
2. Berat Spesifik Partikel Sedimen
Berat spesifik adalah berat sedimen per satuan volume dari bahan angkutan sedimen. Dirumuskan sebagai berikut:
sedimen Volume
sedimen Berat
=
γ 2.6
di mana, γ = massa jenis air kgm
3
Universitas Sumatera Utara
3. Kecepatan Jatuh Fall Velocity
Karakteristik dari sedimen adalah kecepatan jatuhnya atau fall velocity ω ,
yang mana adalah kecepatan maksimum yang dicapai oleh suatu partikel akibat gaya gravitasi. Ukuran pasir yang tersuspensi dalam suatu sungai akan tergantung kepada
nilai fall velocity-nya. Untuk suatu ukuran butiran sedimen yang besar, akan jatuh dengan cepat dan akan lebih sedikit mendapat tahanan dari air dibandingkan dengan
butiran sedimen yang lebih halus.
Persamaan umum untuk mencari nilai fall velocity:
v d
g
s 2
18 1
γ γ
γ ω
− =
2.7
di mana, ω = kecepatan jatuh mdet,
s
γ
= massa jenis sedimen kgm
3
, γ = massa
jenis air kgm
3
, g = gravitasi mdet
2
, d = diameter sedimen mm, dan v = viskositas kinematik m
2
det. Nilai fall velocity ω dapat diketahui apabila
diketahui diameter sedimen d, temperatur air °C dan shape factor dari sedimen.
Untuk menentukan fall velocity dapat diperoleh dengan melihat grafik 1.3 buku sediment transport, Chi Ted Yang, halaman 10 seperti pada Gambar 2.2. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Chi Ted Yang 2003
Gambar 2.2: Grafik Hubungan antara ω dan d
2.2.4 . Rumus - Rumus Angkutan Sedimen