di lapangan. Tugas-tugas kader hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat pendidikan kader.
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat
kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas lintas program, antara staf Puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf Puskesmas dengan pimpinan
instansi di tingkat kecamatan lintas sektoral. Mekanisme komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan Puskesmas dengan stafnya, demikian pula antara
pimpinan Puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui lokakarya mini Puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan. Perwujudan
kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan camat dan ketua penggerak PKK di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk mengembangkan hubungan antar
manusia sangat diperlukan dalam penerapan fungsi manajemen ini Depkes RI, 2005.
c. Penggerakan-pelaksanaan
Posyandu adalah untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh masyarakat oleh kader- kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar dikerjakan oleh pihak
Puskesmas karena kader bekerja secara sukarela sementara kader dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi keluarga dan dirinya
sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat setempat, konsep
Universitas Sumatera Utara
Posyandu dari dan untuk masyarakat akan kabur. Ironisnya sampai saat ini Posyandu masih tetap dianggap perpanjangan tangan Puskesmas. Tanpa staf
Puskesmas, Posyandu jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan Posyandu terutama di kota-kota.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program Posyandu adalah:
1 Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas sektoral di tingkat kecamatan, antara staf Puskesmas sendiri dan organisasi formal dan
informasi di tingkat desa dusun. 2 Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada terutama
dengan PKK untuk dapat menunjang kegiatan program Posyandu. 3 Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok
kerja program Posyandu, sehingga peran serta kader yang optimal dapat ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program Posyandu. Dalam hal ini
Hubungan Antar Manusia HAM perlu terus dibina dan dikembangkan untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang inisiatif
anggota kelompok kerja Posyandu.
Pimpinan Puskesmas dan koordinator program Posyandu dapat mengevaluasi keberhasilan program dengan menggunakan Rencana Kerja Operasional RKO
sebagai tolak ukurstandar dan membandingkan hasil kegiatan program di masing-
d. Pengawasan dan Pengendalian
Universitas Sumatera Utara
masing Posyandu. Aspek-aspek yang diawasi selama program Posyandu di lapangan adalah:
1 Keterampilan kader melakukan penimbangan program Posyandu 2 Membuat pencatatan program Posyandu
3 Membuat pelaporan program Posyandu Untuk tanggung jawab pengawasan program Posyandu tetap di tangan pimpinan
Puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan dilimpahkan pada koordinator program.
Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program Posyandu ini adalah: 1 Menilai kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan
kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya aspek pengawasan.
2 Analisis faktor-faktor penyebab timbulnya kesenjangan tersebut. 3 Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi
permasalahan yang muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah diidentifikasi aspek pengendalian.
Pengawasan dan pengendalian program Posyandu dilaksanakan secara rutin dengan menggunakan tolak ukur keberhasilan program sebagai pedoman kerja dan
hasilnya dapat digunakan sebagai umpan balik memperbaiki proses perencanaan program posyandu. Pimpinan Puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan
secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf,
Universitas Sumatera Utara
analisis cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di lapangan sebagai bahan penilaian Depkes RI, 2003.
2.1.4 Sistem Informasi di Posyandu Sistem Lima Meja a. Meja I
Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran pada ibu dan Balita yang datang ke Posyandu. Alur pelayanan Posyandu
menjadi terarah dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan. Petunjuk ini memudahkan ibu dan Balita saat datang, sehingga antrian tidak terlalu panjang atau
menumpuk di satu meja.
b. Meja II
Layanan meja II merupakan layanan penimbangan
c. Meja III
Kader melakukan pencatatan pada buku KIA atau KMS setelah ibu dan Balita mendaftar dan ditimbang di meja III. Pencatatan dengan mengisikan berat badan
Balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur Balita. Di atas meja terdapat tulisan yang menunjukan pelayanan yang di berikan.
d. Meja IV