Analisis strategi pemberdayaan wakaf produktif pendekatan balance scorecard : Studi kasus Yayasan wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF

PENDEKATAN

BALANCE SCORECARD

(Studi Kasus Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi)

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 Ekonomi Islam

Oleh:

LILI ZAHRIAH

203046101720

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M / 1429 H


(2)

ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF

PENDEKATAN

BALANCE SCORECARD

(Studi Kasus Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Strata 1 Ekonomi Islam

Oleh: LILI ZAHRIAH NIM. 203046101720

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Zulpawati, MA NIP. 150276211

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI, BEKASI (PENDEKATAN BALANCE SCORECARD)". Telah diujikan dalam Sidang Munaqasah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Maret 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Islam pada jurusan Muamalat

Jakarta, 27 Maret 2008 Mengesahkan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM

PANITIA UJIAN

Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………...)

(NIP. 130789745) Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani M.Ag (.………...)

(NIP. 150269678)

Pembimbing I : Drs. Asep Saepudin Jahar, MA (………....) (NIP. 150276211)

Pembimbing II : Zulfawati, MA (………...)

Penguji I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………....) (NIP. 130789745)

Penguji II : Dedi Nursyamsi, SH, M. Hum (………....) (NIP. 150264001)


(4)

( ﺪﻋﺮﻟا: ١١)

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat

menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Allah”. (Ar Ra’ad:11)

Dan…

Jika aku harus hidup bertabur duka nestapa Agar aku dapat menjumpai Mu nanti

Maka taburkanlah duka nestapa itu sehingga Aku terus bersyukur menyebut nama-Mu Bahkan…

Jika aku harus menikmati indahnya siksa neraka Agar Engkau sudi menjumpai ku nanti

Maka kupasrahkan diri ku dan ku terima itu Dengan ikhlas

(Menjumpai Mu)


(5)

by Lily Zahriyah & K’Yad

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya tulis ini bukan hasil karya saya merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Maret 2008

Lili Zahriyah (Penulis)


(6)

ABSTRAKSI

Pada umumnya umat Islam Indonesia memahami wakaf hanya untuk kepentingan peribadatan dan hal-hal yang lazim dilakukan di Indonesia, seperti untuk Masjid, Mushalla, Sekolah, Madrasah, Ponpes, Makam, dan lain-lain, tetapi sekarang wakaf sudah diberdayakan untuk suatu yang bernilai produktif, karena wakaf merupakan potensi dan asset yang cukup besar, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di bidang ekonomi, apabila dikelola secara baik

Dari data yang ada di Departemen Agama RI, kekayaan wakaf di Indonesia sebanyak 403. 845 lokasi yang luasnya 1.566.672.403 M2 dari jumlah tersebut 75 %

sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10 % memiliki potensi ekonomi tinggi. Wakaf produktif akhir-akhir ini dioptimalkan untuk memberdayakan wakaf uang. Uang wakaf akan bermanfaat jika digunakan, untuk itu diinvestasikan dan labanya disedekahkan, dana wakaf tunai diinvestasikan ke lembaga keuangan dan perbanakan Syariah, baik dalam bentuk mudharabah, musyarakah, ijarah, dan murabahah, untuk itu Nazhir wakaf yang ada sekarang perlu direformasi dengan memilih Nazhir yang mengerti entrepreunership, hingga mampu mengelola dana wakaf secara maksimal dan professional.

Salah satu diantara pengelola wakaf yang memberdayakan wakaf produktif adalah Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, maka dari itu penulis tertarik untuk


(7)

meneliti di Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, karena sudah cukup berhasil dalam mengelola harta wakaf secara produktif.

Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan dan lapangan, dan perpaduan data kualitatif dan data kuantitatif dengan pendekatan survey. Data yang diambil adalah data primer berupa laporan keuangan tahun 2001 sampai 2006, sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan kuisioner yang diberikan kepada masyarakat sekitar, dan teknik analisa datanya:

1. Pendekatan balance scorecard merupakan alat analisis utama yang dipergunakan dalam skripsi ini, pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi secara tepat dan menyeluruh dengan menggunakan empat perspektif; perspektif keuangan, perspektif masyarakat/jama’ah, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Pendekatan SWOT, pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, sebelum mengukur kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi diperlukan menganalisis letak kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.

Setelah diadakan analisis lebih lanjut, maka didapatkan hasil yang cukup baik bagi keseluruhan kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dan strategi Pengelola wakaf, karena analisis kartu score balance scorecard dan SWOT didapatkan kesimpulan yang cukup baik.


(8)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 2.1 Struktur Bagan Kepengurusan ... 20 Tabel 2.1 Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi Pendapatan

dan Biaya 2001-2006 (Rp Juta) ... 28 Gambar 3.1 Model Sistem Balance Scorecard ... 42 Tabel 4.1 Matrik SWOT ... 63 Tabel 4.2 Diagram Matrik SWOT

(Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi) ... 75 Tabel 4.3 Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

Neraca 2001-2006 (Rp Juta) ... 78 Gambar 4.1Hubungan antara visi, misi serta strategi

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dan

ke empat Perspektif ... 92 Tabel 4.4 Mulai Mengetahui dan Mengenal

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 94 Tabel 4.5 Seberapa Besar Masyarakat Mengetahui Sejarah

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 94 Tabel 4.6 Masyarakat Yang Mengetahui Tentang Wakaf ... 95 Tabel 4.7 Seberapa Sering Masyarakat Mengikuti Kegiatan Yang

Dilakukan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 96 Tabel 4.8 Alasan Masyarakat Memilih Pendidikan Putra-Putri nya

di Sekolah Milik Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 96 Tabel 4.9 Pandangan Masyarakat Terhadap Sikap dan Perilaku Pengurus dan Pegawai

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 97 Tabel 4.10 Pandangan Masyarakat Terhadap Kegiatan dan Usaha


(9)

Yang Dilakukan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

Dalam Mengembangkan Wakaf Produktif ... 98 Tabel 4.11 Seberapa Besar Manfaat Kegiatan-kegiatan Yang Dilakukan

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 98 Tabel 4.12 Pandangan Masyarakat Terhadap Kualitas Kegiatan dan Usaha

Yang Dilakukan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

Dalam Mengembangkan Wakaf Produktif ... 99 Tabel 4.13 Pandangan Masyarakat Terhadap Penampilan Pengurus dan Pegawai

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 100 Tabel 4.14 Pandangan Masyarakat Terhadap Pengurus dan Pegawai

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi Dalam

Memberikan Informasi Tentang Pengelolaan Wakaf Produktifnya ... 101 Tabel 4.15 Seberapa Besar Peran Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

Dalam Membantu Kaum Dhuafa ... 101 Tabel 4.16 Pandangan Masyarakat Terhadap Kinerja

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi


(10)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan Nikmat, Karunia, Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Habibana Wa Nabiyana, Muhammad SAW, pemikir besar yang telah meletakan dasar-dasar ekonomi Islam dalam kehidupan demi kemaslahatan seluruh umat manusia.

Penulis sangat menyadari skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemberdayaan Wakaf Produktif Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi) masih jauh dari sempurna. Namun, demikian penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun, berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi, yang akhirnya dapat diselesaikan .

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala jasa-jasanya terutama kepada:

1) Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum.

2) Ibu Dra. Euis Amalia, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum.


(11)

3) Bapak Ahmad Azharuddin Latif, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum.

4) Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA, selaku Ketua Koordinator Program Non Reguler, Fakultas Syariah dan Hukum.

5) Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag, selaku Sekretaris Koordinator Progaram Non Reguler.

6) Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA dan Ibu Zulfawati MA, Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing aku, jasa kalian sangat berharga sekali.

7) Ketua Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi Bapak Ir. H. M. Asikin, dan segenap pengurusnya terutama Bapak M. Eko Purwanto, Bapak Hamdi, SPd, Bapak Zaidun, Bapak Imam, dan Bapak Musa, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

8) Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu yang diberikannya.

9) Pimpinan dan segenap staff perpustakaan Syariah dan Hukum dan perpustakaan utama, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

10)Ayahanda dan Ibunda tercinta dan tersayang yang selalu mendukung ku, baik moril maupun materil, tiada kata yang dapat aku ungkapkan sebagai tanda terima kasih, hanya Allah lah yang akan membalasnya, tanpa do’a dan kasih sayang kalian aku tidak akan bisa seperti ini. Adik ku M. Syahdan Adil Hakim yang selalu memberikan keceriaan dalam rumah, abang ku makasih atas suportnya, K’Ivan A.Md makasih atas do’a dan suportnya.


(12)

11)Kak Rasdi Mulyadi, A.Md my princess makasih atas do’a, kesabaran, harapan, kepercayaan, kasih sayang, cinta, dan kesetiaannya mendukung aku, mengisi dan menghiasi hari-hari aku jadi lebih bermakna.

12)My best freind, Mba’ Susi, Teh Erni makasih pinjaman bukunya, Lia, Ida, Aini, Icha, Irma, Yanti, Suci, Dhilla, Desi, Qiqis, Miella, Chika, Olin, Fitri, Rani, Aan, Nubi, Ais, Eva, Sheha, Nana, Bule kembar, Izzi, Ukhti Rina (Semoga Allah memberikan tempat yang layak di sisi Nya Selamat jalan ukhti do’a ku menyertai mu) Muin, Edo, Fachri, Dede, Erma, Lutfi, Zaini, Rizki, Awal, Ridwan, Eko, Hendra, Mahmal, dan khairul makasih atas pinjaman bukunya. Teman-teman angkatan 2003 PS A,B,C, dan PA Ext. Alumni SMUN 76 khususnya ukhti Ayu dan ukhti Tia And My sister D’Ojar dan Titin berjuang terus ya jangan nyerah, ok…!!!

Sehingga tiada kata yang dapat penulis ungkapkan sebagai tanda terima kasih, semoga Allah SWT membalas amal ibadah kalian dan melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya atas segala amal kebaikan yang kalian lakukan.

Besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang membuka, terutama bagi rekan-rekan yang mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum menambah khasanah Ilmu Ekonomi Islam.

Jakarta, 03 Maret 2008


(13)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D.Kerangka Teori dan Konsep ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II. GAMBARAN UMUM YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI BEKASI A.Profil Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 18

B. Kepengurusan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 20

C. Kegiatan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 21

D.Manajemen Pengelolaan Wakaf Produktif Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 27

E. Strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam Meningkatkan Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif ... 31


(14)

BAB III. LANDASAN TEORI KONSEP MANAJEMEN STRATEGI DAN BALANCE SCORECARD SERTA KONSEP WAKAF PRODUKTIF

A.Konsep Manajemen Strategi dan Balance Scorecard ... 34

1. Konsep Manajemen Strategi ... 34

2. Konsep Balance Scorecard ... 39

B. Konsep wakaf ... 49

1. Pengertian, Syarat-syarat, Rukun-rukun, dan Macam-macam Wakaf ... 49

2. Dasar Hukum wakaf ... 56

3. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Wakaf Produktif... 59

BAB IV. HASIL PENELITIAN ANALISIS SWOT DAN BALANCE SCORECARD PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI A.Analisis Strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif dengan Menggunakan SWOT... 61

B. Analisis Kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif dengan Menggunakan Balance Scorecard ... 77

C. Respon Masyarakat Tentang Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ... 93

BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai upaya untuk bangkit dari segala ketertinggalan, terutama dalam bidang ekonomi, kaum Muslim perlu memperkuat ketahanan ekonominya. Salah satu membangun basis yang kuat bagi pengembanngan ekonominya, kaum Muslim bisa memanfaatkan sistem distribusi non ekonomi yang diatur dalam kitab suci Al Quran salah satunya wakaf.1

Wakaf merupakan potensi dan asset umat Islam yang cukup besar, dapat didayagunakan bagi upaya menyelamatkan nasib puluhan juta rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan belum dilindungi oleh system jaminan sosial yang terprogram dengan baik.2

Di masa pertumbuhan ekonomi yang memprihatinkan ini, sesungguhnya peranan wakaf di samping instrumen-instrumen lainya, dapat dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya dibidang ekonomi, apabila wakaf dikelola secara baik. Peruntukan wakaf di Indonesia yang kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat cenderung hanya untuk kepentingan kegiatan-kegiatan ibadah khususnya, lebih karena dipengaruhi oleh keterbatasan umat Islam akan pemahaman wakaf, baik mengenai harta yang diwakafkan, peruntukan wakaf maupun Nazhir wakaf. Pada umumnya umat Islam Indonesia

1

Majalah Ekonomi Plus Potensi Ekonomi Wakaf Produktif, Jakarta: Sharing, Februari 2007, h.44 2

DRS. H. Isbir Fadly, Peran Nazhir dalam Pemberdayaan Wakaf, (Jakarta: Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2007), Disampaikan pada Seminar Pembinaan Pengelolaan Wakaf (Nazhir) Se Indonesia, h. 1


(16)

memahami bahwa peruntukan wakaf hanya terbatas untuk kepentingan peribadatan dan hal-hal yang lazim dilaksanakan di Indonesia, seperti untuk Masjid, Mushola, Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Makam, dan lain-lain.3

Perlu kita ketahui data yang ada pada Departemen Agama RI, kekayaan tanah wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi yang luas 1.566.672.403 M2 dari jumlah tersebut 75 % diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10 % memiliki potensi ekonomi tinggi. Di luar itu masih banyak yang belum terdata.4

Namun sayang sekali, benda-benda wakaf yang jumlahnya cukup banyak tersebut belum diberdayakan secara produktif untuk memberdayakan ekonomi umat, sehingga wakaf belum berperan banyak dalam menanggulani permasalahan umat khususnya masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pengangguran, pemberdayaan ekonomi lemah dan lain-lain. Padahal kalau dilihat dari segi sosial-ekonomi, sebagian benda-benda wakaf tersebut memiliki potensi ekonomi sangat tinggi dan dapat dikembangkan secara optimal.5

Oleh karena itu, agenda pemberdayaan wakaf produktif sekarang ini sedang diupayakan agar menjadi agenda kolektif umat Islam dalam rangka menggerakan ekonomi umat. Apalagi di tengah upaya umat Islam ingin bangkit dari ketertinggalan di semua aspek kehidupan.6

3

Ahamad Djunaidi, dan Al-Asyhar, Menuju Era Ekonomi Produktif Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, Jakarta:Mitra Abadi Press, Oktober 2006, h. 10

4

DR. H. Sumuran, M.Ag, MM, MH, Kebijakan Pemerintah Tentang Pengembangan Wakaf Di Indonesia, (Jakarta: Depag. RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 29 Mei 2007) Disampaikan Pada Seminar Pembinaan Pengelola Wakaf (Nazhir) Se Indonesia, h. 3 5

DR. H. Sumuran, M.Ag, MM, MH, Kebijakan Pemerintah Tentang Pengembangan Wakaf Di Indonesia, Ibid, h. 4

6


(17)

Wakaf produktif akhir-akhir ini dioptimalkan untuk memberdayakan wakaf tunai (dalam bentuk uang). Uang wakaf akan bermanfaat jika digunakan, untuk itu diinvestasikan dan labanya disedekahkan. Seperti yang dikatakan oleh Muhammad Abdullah Al Anshari, dana wakaf tunai diinvestasikan ke lembaga keuangan dan perbankan Syariah yang kini menjamur di Indonesia, tentu skimnya bermacam-macam, seperti Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, dan Murabahah.7

Layaknya investasi biasa, wakaf biasanya diinvestasikan oleh pengelola wakaf (nazhir) ke lembaga keuangan dan perbankan syariah. Untuk itu nazhir yang ada sekarang perlu direformasi dengan memilih Nazhir yang mengerti entrepreunership hingga mampu mengelola dana wakaf secara maksimal.8

Yang menjadi kajian penelitian saya kali ini yaitu pemberdayaan wakaf produktif yang dikelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi.

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi adalah salah satu dari tanah wakaf yang dikelola secara produktif. Bagaimana kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi yang dahulunya hanya pengajian dari rumah ke rumah, tetapi sekarang menjadi sebuah Yayasan wakaf memiliki usaha pendidikan yang berkembang pesat, dan usaha sosial lainya.

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi sebagai badan yang mengurus dan mengelola harta wakaf menerapkan 3 pendekatan dalam pengelolaan dan pengembangan harta wakaf tersebut yaitu:

7

Majalah Ekonomi Plus, Potensi Ekonomi Wakaf Produktif, Ibid, h. 44 8


(18)

1. Pendekatan produktif

Yaitu pengelolaan harta wakaf untuk hal-hal yang bersifat produktif dan menghasilkan keuntungan, (contohnya: mendirikan lembaga pendidikan, mendirikan koperasi, menyewakan aula bestman Masjid untuk kegiatan yang bermanfaat, mendirikan toko buku, menerbitkan buku, dan lain-lain)

2. Pendekatan non produktif

Yaitu pengelolaan harta wakaf untuk hak-hal yang tidak menghasilkan keuntungan (non produktif), (contohnya: menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bidang kemasjidan)9

3. Operasional yang lain.

Melakukan kerjasama sinergi dengan pihak lain atau investor dengan atau tanpa bagi hasil, (contohnya: melakukan kerjasama dibidang pendidikan dengan YPI Al Azhar Pusat, Kebayoran Baru, Jakarta, melakukan kerjasama dengan BMI (Bank Muammalat Indonesia) kerjasama musyarakah dan murabahah untuk penambahan modal dan perluasan harta wakaf, dan lain-lain.

Selain itu Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi melakukan kerjasama dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru, dan PT Syuhada Arafah Wisata dalam menyelenggarakan program Bimbingan Haji Plus (KBIH).

9

Salah satu contohnya adalah kegiatan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji), tetapi tetap yang memegang tanggung jawab adalah dari Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi.


(19)

Untuk mengukur kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dengan menggunakan balance scorecard dan untuk mengetahui strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam mengelola dan mengembangkan wakaf produktif dengan menggunakan analisis SWOT.

Di latar belakangi pemikiran di atas, maka penulis terdorong untuk mengangkat persoalan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul ”ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi )”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1) Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam pembahasan ini, maka penulis membatasi ruang lingkup pada masalah sistem pengelolaan harta wakaf yang dikelola Nazhir wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam mengukur kinerjanya melalui metode pendekatan balace scorecard, melalaui empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan (jama’ah/masyarakat), proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan untuk mengetahui strategi Yayasan dalam mengelola dan memberdayakan wakaf produktif dengan menggunakan Matriks SWOT.

2) Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:


(20)

1. Bagaimana strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam mengelola dan memberdayakan wakaf produktif dengan menggunakan analisis SWOT?

2. Bagaimana konsep pengukuran kinerja Nazhir wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dengan menggunakan balace scorecard?

3. Bagaimana respon masyarakat tentang Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari permasalahan diatas, namun secara khusus dikemukakan sebagai berikut:

1. Mengetahui strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, dalam mengelola dan memberdayakan wakaf produktif dengan menggunakan analisis SWOT.

2. Mengetahui konsep kinerja Nazhir wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dengan menggunakan balance scorecard.

3. Menilai respon dari masyarakat tentang Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

Adapun kegunaan dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengelola wakaf (nazhir), pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan bemanfaat:

1) Secara akademis, adalah menambah khazanah pengetahuan dibidang ekonomi Islam umumnya, khususnya dibidang ilmu fiqih terutama mengenai wakaf secara produktif dengan menggunakan metode penelitian baru yaitu balance scorecard.


(21)

2) Memberi masukan yang bermanfaat bagi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakaperma Bekasi agar lebih meningkatkan pengelolaan dan meningkatkan strategi pemberdayaan wakaf produktif dengan analisis SWOT, serta memperkenalkan metode balance scorecard kapada Yayasan Wakaf AL Muhajirien Jakapermai Bekasi untuk meningkatkan kinerjanya.

3) Secara praktis, adalah saran, informasi dan referensi bagi nazhir wakaf agar dapat mengembangkan potensi dari keberadaan wakaf produktif dengan menggunakan analisis balance scorecard sehingga masyarakat dapat melihat dan menilai capable dan transparan dalam mengelola harta wakaf. Manfaatnya untuk mengembangkan sayap dakwah melalui kekuatan dana yang cukup, seperti: santunan musafir, yatim piatu, fakir miskin dan kaum yang lemah lainnya, beasiswa, pendidikan bermutu dengan biaya murah, penyediaan modal pengusaha kecil dan sebagainya.

D. Kerangka Teori dan Konsep

Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu startegos, yang berarti jenderal militer dan gabungan kata stratos (tentara) dan ago (pemimpin).10

Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia, strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis dengan strategi militer. Diantaranya lembaga profit/non profit maupun militer berusaha untuk menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sediri dalam menggepur kekuatan lawan.

10

Fred R. David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2004, edisi 9, h. 34


(22)

Seperti yang diungkapkan oleh Carl Von Clausewitz 1780-1831 "Strategi terbaik selalu menjadi amat kuat, mula-mula secara umum kemudian dengan tujuan tertentu tidak ada hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana untuk strategi selain menyatukan kekuatan". 11

Memang sangat jelas pengertian strategi di atas, namun perlu dispesifikasikan dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke bidang bisnis/non bisnis, berikut di bawah ini beberapa pengertian strategi bisnis/non bisnis:

1) Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat dicapai dengan mempergunakaan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu lembaga/perusahaan di samping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitan-kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.12

2) Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan kompetitif yang diharapkan.13 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitanya dengan tujuan

jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas sumber daya.14

Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengaturan/manajemen yang memunkinkan perusahaan/lembaga mencapai tujuannya. Manajemen strategilah yang lebih tepat supaya strategi-strategi perusahaan/lembaga dapat terlaksana dengan baik.

11

Werren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, Terjemahan Alexander Sindoro & Tanty Syahlena Tarigan, MM,( Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), edisi 6, h. 1

12

Veitzhal Rivai, MBA, dkk, Credit Managemen Hand Book: Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah,( Jakarta: PT. Grafindi Persada, 2006), edisi 1, h. 50 13

Blocher, dkk, Manajemen Biaya, Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si, (Jakarta, Salemba Empat, 2000), h. 3

14

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), cet 12, h. 3


(23)

Manajemen strategi sendiri adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang lebih jauh (disebut VISI), yang diterapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran/tujuan operasional) organisasi.15

Balance Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu "balance" yang secara harfiyah berarti seimbang, sehingga kinerja seseorang atau kelompok tertentu akan diukur secara berimbang.16 Menurut Sony Yuwono yang dikutip dari perkataan Olve, dkk, "score" kata benda artinya "penghargaan atas poin-poin yang dihasilkan (seperti dalam permainan)/kartu skor"17. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkannya.18 Pada tahap berikutnya, seseorang atau kelompok tertentu ini akan dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan antara apa yang telah direncanakan.19

15

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik; Organisasi Not Profit Bidang Pemerintahaan Op. Cit. h. 149-152

16

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan; Teknik Evaluasi Bisnis & Kinerja Perusahaan secara Kompherensif dan Modern, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, cet. 3, h.168

17

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strateg, Op. Cit, h. 3

18

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan; Teknik Evaluasi Bisnis & Kinerja Perusahaan secara Kompherensif dan Modern,Op . Cit, h. 168

19

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan; Teknik Evaluasi Bisnis & Kinerja Perusahaan secara Kom pherensif dan Modern, Ibid, h. 168


(24)

Balance scorecard tidak sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional, tetapi sebagai sebuah sistem manajemen strategi, untuk mengelola strategi jangka panjang sehingga perusahaan/organisasi/lembaga yang menggunakan fokus pengukuran balance scorecard akan menghasilkan berbagai proses manajemen penting diantaranya:

1) Memperjelas dan menterjemahkan Visi dan Strategi.

2) Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategi. 3) Merencanakan, menetapkan, dan menyelaraskan berbagai inisiataif strategi. 4) Menerapkan umpan balik dan dan pembelajaran strategi.20

Balance scorecard merupakan sistem manajemen yang dapat memotivasi berbagai temuan perbaikan pada area-area seperti: produk/program, proses, pelanggan, dan pengembangan produk/program.21

Dengan menggunakan Balance Scorecard akan memberi para eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk menterjemahkan visi dan startegi perusahaan ke dalam seperangakat ukuran kinerja yang terpadu dan menterjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam empat perspektif: finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.22

Seperti yang dikatakan oleh Mubyarto menurut bahasa pemberdayaan berasal dari kata daya, yang berarti tenaga atau kekuatan, jadi pemberdayaan adalah

20

Robert S. Kaplan dan David R. Norton, Balance Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan Peter R. Pasla, MBA, Jakarta: Erlangga, 2000, h. 9

21

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strateg,Op. Cit, h. 5

22

Robert S. Kaplan dan David R. Norton, Balance Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan Peter R. Pasla, MBA Op. Cit, h. 22


(25)

upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.23

Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan kemampuan ekonomi umat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.24

Upaya menghasilkan nilai tambah, paling tidak harus ada perbaikan akses terhadap 4 hal, yaitu akses terhadap sumber daya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar, dan akses terhadap biaya.25

Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Disini, wakaf produktif diolah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian dijual dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan wakaf.26

Jadi, bila dihubungkan antara sistem pengelolaan wakaf produktif dengan menggunakan analisis balance scorecard dan analisis SWOT lebih memudahkan

23

Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000), Cet-1, h. 263 24

Ernawati Chotim dan Juni Tamrin, (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akatiga, 1997), h. 238

25

Ernawati Chotim dan Juni Tamrin, (ed), Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha Kecil di Indonesia, Ibid, h. 238

26

DR. Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Terjemahan H. Muhyiddin Mas Rida, Lc, Jakarta: Khalifa, edisi Indonesia, cet. 3, h. 23


(26)

pengelola wakaf dalam mengembangkan dan memberdayakan harta wakaf secara profesional.

E. Metodologi Penelitian 1) Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem pengelolaan wakaf produktif yang dilakukan pengelola wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi serta rencananya ke depan mengenai pengembangan harta wakaf produktif karena memiliki potensi bisnis yang tinggi dan hasilnya digunakan untuk sarana dakwah, syiar Islam dan untuk kepentingan masyarakat sekitar yang membutuhkan.

2) Populasi dan Sampel 1) Populasi

Populasi dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu mencakup pengelola wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dan respon dari masyarakat sekitar.

2) Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik aksidental sampel yaitu penarikan sampel secara kebetulan yang penulis temui sebanyak 20 responden, hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiono sebagai berikut “sampling aksidental” adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


(27)

kebetulan yang penelitian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang diketahui tepat sebagai sumber data.

3) Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam dua kategori: 1) Data Primer

Yaitu data utama yang diambil/diminta dari sumber pertama yakni internal data; diperoleh dari Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, dalam bentuk laporan keuangan, dokumentasi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi berupa; notulen rapat, surat keputusan (SK), proposal kegiatan, kemudian media cetak Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh pengelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi berupa angka-angka prosentase. Selain itu diperoleh dari literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

5) Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan dua macam cara pendekatan yaitu:


(28)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku, artikel, jurnal, dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan dapat konsep, teori, dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalaui pendekatan ini adalah data sekunder.

2. Riset lapangan (Field Research)

Dalam riset lapangan ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan dua cara:

a.Observasi, yaitu mengamati dan melihat lebih dekat kinerja pengelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi.

b. Wawancara, cara ini dilakukan untuk menggali data melalui interview atau percakapan langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berwenang untuk menjelaskan mengenai wakaf produktif yang sedang dikembangkan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi.

c. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dokumentasi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi berupa laporan keuangan, proposal kegiatan, notulen rapat, surat keputusan (SK), dan media yang diterbitkan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai.

6) Teknik Pengelolaan dan Analisa Data

1. Metode pengelolaan data dalam penelitian ini adalah: Metode Kualitatif adalah metode untuk menganalisa angka-angka yang ditujukan oleh data


(29)

kemudian dianalisis dalam bentuk deskriptif (statistik deskriptif) dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah:

1) Penelitian Kualitatif

• Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif. • Hasil bersifat objektif, berlaku sesaat dan setempat.

2) Penelitian Deskriptif

• Bertujuan menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu. • Menentukan frekuensi terjadinya sesuatu.

2. Teknik analisa data yang penulis pakai dalam menganalisis data kualitatif dan kuntitatif. Data kualitatif yaitu dengan menggunakan Analisis Balance Scorecard dalam analisis ini ada beberapa tahapan. Tahapan pertama; dengan menggunakan analisis domein yaitu menganalisis hasil observasi/pengamatan dan hasil wawancara terfokus pada pengelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi. Tahapan kedua; analisis taksonomi pengelompokan data yang sesuai dengan tema/masalah yang dibahas. Tahapan ketiga; analisis komponen yaitu analisis data berdasarkan unsur-unsur atau bagian dari hasil pengamatan/obsevasi dan wawancara dengan pengelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, dan yang terakhir; analisis tema yaitu analisis data hasil analisis komponen data disesuaikan dan diarahkan sesuai dengan tema skripsi yang sedang dibahas/diteliti, untuk mengetahui strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, dalam mengelola dan memberdayakan wakaf produktif, digunakan teknik analisis SWOT, SWOT yang dipakai adalah


(30)

Matriks SWOT.27 Sedangkan analisis kuantitatif berpatokan pada laporan keuangan yang diberikan pengelola Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, dan data kuantitatif akan diolah dengan membuat dan memasukkan data ke dalam tabel frekuensi. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi untuk setiap kategori dengan langsung dibuat presentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban sampel) dengan rumus:

P = F/N X 100 %

Dimana = P = Presentase

F = Frekuensi yang dicari prestasinya N = Number of case (Banyaknya sampel) 7) Pedoman Penulisan Laporan

Adapun teknik penulisan laporan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu kepada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terbitan UIN Jakarta tahun terbitan 2005.

F. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN: Menguraikan Tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

27

Keunggulan Matriks SWOT adalah dapat mempermudah strategi yang kita peroleh berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal.


(31)

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN: Bab ketiga ini Lebih Banyak Membahas Tentang Gambaran Umum objek yang akan diteliti, Profil Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, Kegiatan Usaha Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi, Manajemen Pengelolaan Wakaf Produktif Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi, Srategi Nazhir dalam meningkatkan Pemberdayaan Wakaf Produktif.

BAB III. KAJIAN PUSTAKA: Bab dua ini lebih ditekankan pada kajian pustaka diantaranya Pengertian, Syarat, Rukun, dan Macam-macam Wakaf, Dasar Hukum wakaf, Strategi Pengamanan dan Pengembangan Pengelolaan Wakaf Produktif.

BAB IV. HASIL PENELITIAN: Bab ini membahas tentang Analisis Strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif dengan Menggunakan SWOT, Analisis Kinerja Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif dengan Menggunakan Balance Scorecard. Respon Masyarakat Mengenai Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi

BAB V. PENUTUP: Bab ini merupakan bab terakhir yang merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, dan saran.


(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN

JAKAPERMAI BEKASI

A. Profil Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai awal mulanya adalah suatu pengajian di Mushalla Al Muhajirien yang berlangsung pada tanggal 14 September 1982, para jamaah lalu sepakat membentuk Yayasan dan mempercayakan Ketua Majelis Ta'lim, Moehammad Zein, serta 6 orang jamaah bertindak untuk dan atas nama Majelis Ta'lim Al Muhajirien.

Ketujuh orang itu, pada hari Jum'at, 22 Dzulqaidah 1405 Hijriyah bertepatan tanggal 9 Agustus 1985, kemudian menghadap notaris Sudirdja SH untuk mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Al Muhajirien Jakapermai, atau YPI Al Muhajirien Jakapermai, dengan kekayaan awal Rp. 1.000.000,-, serta wakaf tanah Majelis seluas 1.700 M2, berikut bangunan Mushalla senilai 47.314.000,-.

Sesuai dengan Undang-undang No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan, maka pada tanggal 4 Oktober 2001, Yayasan telah melakukan langkah-langkah penyesuaian meliputi, nama, anggaran dasar, struktur, dan personalianya. Mengenai nama Yayasan, dirubah menjadi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai. Perubahan ini lebih bersifat penegasan, karena sejak ditetapkan pada tanggal 9 Agustus 1985, semua kekayaan Yayasan berupa tanah dan bangunan, merupakan "Wakaf", oleh karena itu "tidak bisa dijual, dijaminkan, atau


(33)

digunakan untuk mendapatkan kredit dari pihak Bank atau pihak lainnya" demikian ditegaskan dalam anggaran dasar yang baru, pasal 5 ayat 3, yang telah diaktekan pada notaris Ny. Dahlina Zurnaili, SH dengan nomor 21, tanggal 15 Januari 2002.28

2. Visi dan Misi

Visi dari Yayasan adalah, untuk memantapkan pemahaman dan pengalaman Islam bagi setiap pemeluknya secara murni dan konsekuen, serta untuk turut berperan dalam membantu pemerintah di dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa guna tercapainya sasaran pembinaan manusia Indonesia seutuhnya yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Misi dari Yayasan adalah, untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Yayasan merencanakan berbagai kegiatan dan usaha antara lain:

1. Mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan fomal dan non formal. 2. Mendirikan dan memakmurkan Masjid/Mushalla.

3. Mendirikan dan menyelenggarakan perpustakaan-perputakaan dan penerbitan. 4. Mendirikan dan mengelola panti asuhan.

5. Mendirikan dan mengelola lembaga pelayanan kesehatan.29

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai memiliki budaya lima pilar perjuangan, yaitu: Ikhlas, Amanah, Istiqomah, Imamah dan Jama’ah.

B. Kepengurusan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi

28

Badruzzaman Busyairi, Buku Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi: Berkhidmat untuk Umat dan Bangsa, 2006, h. 6

29

Badruzzaman Busyairi, Buku Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi Berkhidmat untuk Umat dan Bangsa,Ibid, h. 6


(34)

Yayasan memiliki Sumberdaya Insani yang terdapat dalam bagan kepengurusan priode 2007, sebagai berikut

Stuktur Bagan Kepengurusan:

Kepengurusan dibantu beberapa orang staff dan karyawan yang seluruhnya berjumlah lebih dari 160-an orang.30

C. Kegiatan dan Amaliyah Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai dahulunya adalah Yayasan Pendidikan Islam Al Muhajirien Jakapermai, maka gerak amaliah warga Muslim di

30

M. Eko Purwanto, Staff SDI, Wawancara Pribadi, Kantor YW Al Muhajirien, Bekasi, 30 November 2007.

H. EDDIE FAISHAL

Ketua Badan Pembina

ATMAJAYA SALIM, SH

Pengawas

Ir. H. ADI W. MUDIGDO

Pengawas

Ir. H. M. ASIKIN

Ketua

H.M. ALI SUBEKTI

Hj. Siti Sulaeha

Bendahara

H. OMID SUNARYA H. INDRA JAYA

Sekretaris

Hj. Banu Pratitis, P. hD Kabid Pendidikan H. BADRUZZAMAN Busyairi Kabid Kemasjidan H. HERMANSYAH

Kabid Pemb. & Pemeliharaan

H. TJETJEP R.

Kabid Peng. & Usaha


(35)

kawasan perumahan Jakapermai lebih semarak, diantaranya: pendidikan, ta'lim, ibadah, dakwah, sosial, usaha, dan lain-lain.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Yayasan melakukan berbagai kegiatan dan usaha, antara lain:

1) Bidang Pendidikan

Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai memberdayakan wakaf pendidikan sesuai visi dan misi yang telah dibuat yaitu melaksanakan pendidikan yang bermutu guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.

Pada tahun 1986 Yayasan melakukan kerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, untuk membuka sekolah Islam Al Azhar di Jakapermai dan kemang Pratama. Masyarakat pun menyambutnya dengan baik rencana dari Yayasan, karena memang pendidikan yang memuat ajaran agama Islam sangat dibutuhkan untuk melanjutkan generasi yang Islami berlandaskan Al Quran dan Al Hadist guna meningkatkan IMTAQ (Ilmu, Iman, dan Ketakwaan) mereka kelak. Al Hamdulillah pada tahun 2004 terdapat 10 unit sekolah Islam Al Azhar di Jakapermai dan Kemang Pratama, mulai dari kelompok bermain (Play Group) hingga SMU dan Madrasah Diniyah, dengan murid 4.860 orang anak.

2) Bidang Kemasjidan31

Bidang Kemasjidan merupakan salah satu bidang kegiatan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, yang bertugas:

31

Badruzzaman Busyairi, Kabid Kemasjidan, LPJ Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, TB 2005-2006


(36)

1. Mengelolakantor Bidang Kemasjidan,

2. Memakmurkan Masjid Jami’ Al Azhar Jakapermai dan Mushalla Al Muhajirien.

3. Memberdayakan sumber daya insani yang ada di dalamnya. Program kerja Bidang Kemasjidan

1. Pelaksanaan Peribadatan

Pelaksanaan Shalat Rawatib, Shalat Jum’at, Qiyamul-Lail, Idul Fitri & Adha, Shalat Jenazah, PengIslaman, Pelayanan Upacara Akad Nikah

2. Pelaksanaan Taklim dan Kajian Islam

Kegiatan Taklim dan Kajian Islam yang diselenggarakan Bidang Kemasjidan meliputi: Kuliah Dhuha, Tasmi’ Hifzil Quran, Pengajian Muslimat, dan Kultum. Kegiatan Kajian Islam yang diselenggarakan Masjid meliputi: Sarasehan, Bedah Buku, Kajian Tafsir dan Hadist, Metodologi Penterjemahan Al Quran, Kajian Hukum Islam, dan Kajian Khusus untuk Remaja.

3. Pelaksanaan Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI) 1)Amaliah Ramadhan

Kegiatan Amaliah Ramadhan Masjid Jami’ Al Azhar Jakaperma meliputi; Shalat Tarawih, Shalat Witir serta Kuliah Ramadhan, Tadarus Al Quran, I’tiqaf Ramadhan, Buka Puasa Bersama, Sahur Bersama, dan Pengumpulan Zakat Fitrah, Maal dan Wakaf Pembangunan Masjid.

2) Idul Fitri (Halal bil Halal), Kegiatan diawali dengan: Pembagian Zakat Fitrah, Takbir Keliling, Shalat Idul Fitri, dan Silaturrahim Idul Fitri, sekaligus pembukaan Kuliah Dhuha.


(37)

3) Idul Adha, Kegiatan diawali dengan; Pengumpulan Hewan Qurban, Shalat Idul Adha, dan Penyembelihan dan Penyaluran Hewan Qurban

4) Pekan Muharram (Tahun Baru Islam) 4. Pelaksanaan Pelayanan Umat

Kegiatan pelayanan umat yang dilakukan Masjid meliputi: 1) Pelayanan Jenazah

Sejak pertengahan Desember 2005, Yayasan telah menyediakan mobil jenazah (tertulis: Ambulance), dan telah digunakan bagi kepentingan layanan jenazah bagi para anggota dan masyarakat luas.

2) Pemberian Beasiswa untuk Anak Asuh.

Kegiatan ini dilakukan oleh Muslimat di bawah koordinasi Kabid Kemasjidan. Pada mulanya anak-anak yang disantuni sebanyak 52 anak, namun kini (TP. 2006/2007) bertambah menjadi 74 anak, mereka setiap bulan mendapat bantuan dana pendidikan yang besarnya bervariasi sesuai kebutuhan, baik untuk SPP maupun untuk keperluan pembelian alat-alat tulis. Diantara mereka yang mendapat santunan rutin berupa beasiswa itu, ada yang telah menamatkan pendidikannya hingga ke sekolah menangah atas dan telah bekerja di berbagai lapangan pekerjaan.

3) Bimbingan Haji dan Umrah

Dalam rangka membantu para jamaah yang akan menunaikan ibadah haji dan umrah, sejak musim haji 1425 H, Masjid Jami’ Al Azhar Jakapermai mengadakan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dengan nama KBIH


(38)

Al Azhar Bekasi. Melalui SK nomor 19/2004, tanggal 12 Shafar 1425 H / 2 April 2004, Yayasan telah menunjuk Pengelola KBIH Al Azhar Bekasi.

Pada tanggal 29 Rabiul Awal 1425 H / 19 Mei 2004, Kanwil Dep. Agama Propinsi Jawa Barat telah mengeluarkan surat izin operasional KBIH Al Azhar Bekasi, dengan nomor KW.10.3/3/HJ.07/3759/2004. Lantas pada Sabtu, 6 Jumadil Akhir 1425 H / 24 Juli 2004, untuk pertama kalinya diadakan Kursus Manasik Haji. Diikuti 42 orang peserta, dan 13 orang di antaranya menunaikan ibadah haji bergabung dengan KBIH Al Azhar Bekasi. 4) Membantu Korban Bencana Alam di berbagai daerah

5) Korban Penganiayaan Muslim di Ambon

6) Korban Kebiadaban Zionis Israel di Palestina dan Libanon

7) Menyantuni Musafir, Fakir, Miskin, Orang-orang Muallaf, dhuafa dan Pelajar dan mahasiswa yang tidak mampu membayar SPP, semesteran/ujian

8) Pembangunan Madrasah, Masjid dan Mushalla di berbagai daerah

Selain membantu para musafir yang kehabisan bekal dan kaum dhuafa lainnya, Masjid juga turut serta memberikan bantuan bagi pembangunan sarana kegiatan Islam di wilayah sekitar Masjid dan wilayah yang lebih luas, baik berupa pembangunan masjid, mushalla, madrasah, dan lain lain.

Dana untuk membantu kegiatan ini diperoleh dari jama’ah yang selama ini memberikan ZIS nya melalui Masjid. Sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, sebagian dana ZIS itu ada yang diperuntukkan bagi pembangunan sarana kepentingan masyarakat/Islam


(39)

10)Mengadakan Donor Darah 5. Pelaksanaan Penerbitan

Sejak awal kegiatan menerima amanah untuk membantu dalam mengelola Masjid Jami’ Al Azhar, program penerbitan bagi Masjid menjadi salah satu program utamanya. Beberapa penerbitan telah dilaksanakan, meliputi: Buletin mimbar Istiqomah, Makalah-Makalah Kuliah Dhuha, Majalah Dinding, dan Buku Bacaan. Dalam rangka memakmurkan Masjid, dikembangkan pula kegiatan penerbitan buku-buku bacaan, dengan nama Pustaka Al Muhajirien, dan telah terdaftar di Perpustakaan Nasional, untuk pertama kalinya diterbitkan buku renungan Di Balik Musibah & Bencana, tulisan Badruzzaman Busyairi.

Program kerja Bidang Kemasjidan, dapat berjalan lancar dan mendapat sambutan yang baik dari jamaah khususnya, serta kaum muslimin pada umumnya, hal ini terlihat dari:

1. Semakin banyaknya jamaah yang hadir di Masjid dalam setiap kegiatan 2. Meningkatnya perolehan wakaf, zakat, infak dan shodaqoh.

Beberapa faktor pendukung makin makmurnya Masjid Jami’Al Azhar Jakapermai Bekasi, di antaranya karena;

1. Lokasinya yang strategis berada di pinggir jalan raya yang ramai dari dan menuju ke Jakarta

2. Bangunannya yang besar dan megah 3. Kegiatan-kegiatannya yang semarak


(40)

5. Partisipasi Jama’ah yang cukup besar.32

D. Manajemen Pengelolaan Wakaf Produktif Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekas

Manajemen pengelolaan yang dilakukan oleh nazhir wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi adalah dengan mengikuti 4 sifat yang dimiliki Rasulullah SAW yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan profesional diantranya:33

1) Amanah (dapat dipercaya) 2) Shiddiq (jujur)

3) Fathanah (cerdas/brillian)

4) Tabligh (menyampaikan informasi yang benar/transparan).

Perkembangan Pengelolaan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi, jika dilihat dari 5 tahun kebelakang dimulai dari tahun buku 2001 sampai tahun 2006 mengalami kemajuan pendapatan. Bila diukur dari total asset, selama tahun 2001 hingga tahun 2006, Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, Bekasi merupakan Yayasan Wakaf yang berada pada pertumbuhan.

32

Badruzzaman Busyairi, Bidang Kemasjidan, Wawancara Pribadi, Kantor YW Al Muhajirien, Bekasi, Ibid.

33

Sumber: LPJ Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, TB 2005-2006


(41)

Tabel 2.134

YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI PENDAPATAN DAN BIAYA 2001-2006 (RP JUTA)

Juni 01 Juni 02 Juni 03

Juni 04 Juni 05 Juni 06

5 TAHUN

ACTUAL ACTUAL ACTUAL ACTUAL ACTUAL ACTUAL ACTUAL

Uang Sekolah 6,369 8,673 9,428 12,116 14,314 16,859 61,390

Infaq Pendidikan 6,782 7,830 8,918 10,649 12,873 14,327 54,597 Pendapatan Bersih 13,151 16,503 18,346 22,765 27,187 31,186 115,987

Biaya Sekolah -8,921 -11,317 -13,728 -16,638 -18,745 -21,998 -82,426

% dari Pendapatan Bersih -68% -69% -75% -73% -69% -71% -71%

Kelebihan Pendapatan atas 4,230 5,186 4,618 6,127 8,442 9,188 33,561

Biaya Sekolah 32% 31% 25% 27% 31% 29% 29%

Biaya Umum dan

Administrasi -1,524 -1,792 -2,478 -3,036 -3,321 -4,110 -14,737

-12% -11% -14% -13% -12% -13% -13%

Kelebihan Pend. atas Biaya 2,706 3,394 2,140 3,091 5,121 5,078 18,824 Sebelum Pend. (Biaya)

lain-lain 21% 21% 12% 14% 19% 16% 16%

Pendapatan (Biaya) Lain-lain

Pendapatan Jasa Tabungan 35 45 111 332 181 222 891

Pendapatan lain-lain 102 196 548 153 284 427 1,608

Infak untuk Jami'yyah -170 -202 -245 -307 -363 -421 -1,538

Porsi Musyarakah BMI -1,253 -1,766 -1,610 -1,556 -2,143 -1,280 -8,355 Infak untuk Al Azhar -328 -896 -1,058 -1,170 -2,335 -3,123 -8,582 Jumlah Pend. (Biaya)

Lain-lain -1,614 -2,623 -2,254 -2,548 -4,376 -4,175 -15,976

Kelebihan Pendapatan atas

(Biaya) Bersih Thn Berjalan 1,092 771 -114 543 745 903 2,848

Kelebihan Pend.s/d Thn

Lalu -1,182 -90 681 567 1,110 1,855 -90

Penyesuaian 0 0 0 0 0 0 0

Kelebihan Pend atas (Biaya) -1,182 -90 681 567 1,110 1,855 -90

s/d Thn Lalu setelah Penyes.

Kelebihan Pend. Atas (Biaya) -90 681 567 1,110 1,855 2,758 2,758

s/d Tahun Berjalan

Realisasi hasil usaha dalam Tahun Buku 2005-2006 mengalami peningkatan dibanding hasil usaha tahun sebelumnya, pendapatan dalam TB 2005-2006 berjumlah Rp 31,186 milyar, bertambah sebesar Rp 3,998 miliar atau

34


(42)

15 % di atas pendapatan dalam TB 2004-2005. Kenaikan pendapatan dalam TB 2005-2006 ini adalah berkat Kenaikan uang sekolah/infak pendidikan pada Penerimaan Murid Baru untuk TP 2005-2006.

a) Pertambahan jumlah murid baru atau murid yang mutasi ke sekolah-sekolah Al Azhar di Jakapermai dan Kemang Pratama, dan

b) Efektitivitas penagihan dan administrasi serta disiplin uang sekolah. Kenaikan uang sekolah masih tetap berpegang pada musyawarah dengan orang tua murid bahwa hanya sekali dalam dua tahun. Namun, untuk PMB (Penerimaan Murid Baru) setiap tahun disesuaikan dengan proyeksi kenaikan biaya pendidikan tahun bersangkutan.

Biaya Operasi Sekolah (BOS) dalam Tahun Buku 2005-2006 adalah Rp 21,998 miliar, atau 70,5 % dari jumlah Pendapatan. Ratio ini lebih besar dari ratio tahun lalu yaitu 68,9 %, tapi lebih baik dari ratio dalam anggaran sebesar 71,3 %. Biaya Overhead Yayasan untuk berjumlah Rp 4,110 milyar, atau 13 % dari Pendapatan, dan berbanding dengan tahun lalu sebesar Rp 3,321 milyar, atau 12,2 % dari Pendapatan.

Bagi hasil Musyarakah BMI yang dihitung untuk TB 2005-2006 adalah : a. 10,74% dari jumlah musyarakah = Rp 0,983 milyar

b. Bagi hasil yang tertunda s/d Juni 2005 = Rp 0,587 milyar Jumlah = Rp 1,570 milyar


(43)

Yang menjadi beban Tahun Buku 2005-2006 adalah sebesar Rp.0,983 milyar karena Rp.0,587 milyar telah menjadi beban Tahun Buku sebelumnya. Mulai Tahun Buku 2005-2006 BMI sudah setuju bahwa untuk menentukan pembagian hasil, maka penyusutan (depreciation) dapat diperhitungkan sebesar 50 % dari jumlah penyusutan, sedangkan, pembayaran bagi hasil, cash flow nya dibatasi sampai jumlah 17 % dari jumlah musyarakah. Jadi, nanti tiap akhir tahun akan terdapat jumlah bagi hasil yang ditahan pembayarannya, bila perhitungan bagi hasil melampaui 17 %, sebaliknya, bila perhitungan kurang dari 17 %, maka saldo yang ditahan tahun lalu ditambahkan kembali.35

Pengeluaran atau penanaman untuk aktiva tetap (capital expenditures) adalah pengeluaran untuk pembelian atau pembangunan harta tetap, seperti tanah, gedung/bangunan, kendaraan dan barang-barang inventaris (equipment). Mengingat sifat penanaman dalam aktiva ini berdampak besar, menyangkut aspek-aspek manfaat, kebutuhan dan pendanaan, maka menjadi suatu standard procedure bagi management suatu organisasi/badan usaha yang dikelola secara profesional untuk selalu menganut paham hati-hati dan konservatif sebelum melakukan penambahan aktiva tetap.36

Mengingat sifat usaha Yayasan, yaitu dalam bidang pendidikan, sosial dan ibadah, maka kebutuhan untuk penambahan aktiva tetap setiap tahun selalu ada dan harus dilakukan demi mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan yang ingin diberikan kepada anak didik dan jama’ah, setelah melalui analisis dan pengkajian yang sempurna.

35

Sumber: LPJ Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai, TB 2005-2006, Ibid

36


(44)

E. Strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi Dalam Meningkatkan Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Produktif

Dalam Undang-undang RI No. 41 Tahun 2000 tentang Wakaf disebutkan bahwa Nazhir terdiri perseorangan, organisasi dan badan hukum. Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi adalah Pengelola harta wakaf /Nazhir berbentuk organisasi dan badan hukum sebagai pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Dengan demikian, Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi sebagai Pengelola wakaf/Nazhir mempunyai tugas yag relatif berat, sebab tidak hanya menerima, tetapi juga mengelola agar harta wakaf dapat berkembang dengan baik, dan mendistribusikanya kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya. Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi memiliki budaya lima pilar perjuangan, yaitu : Ikhlas, Amanah, Istiqomah, Imamah dan Jama’ah.

Dalam bahasa manajemen, Nazhir bisa dikatakan sebagai manajer harta wakaf, Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi sebagai Pengelola wakaf/Nazhir dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan manajerial supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik. Bahkan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi sebagai Pengelola wakaf/Nazhir harus mempunyai visi, misi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan syar'i dan peraturan perundang-undangan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi memiliki visi dan misi yang jelas dan telah menjadi Yayasan Wakaf yang amanah dan profesional dan mampu mengembangkan harta


(45)

wakaf secara produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat dan juga dapat menjadi pelopor dalam pengurusan harta wakaf secara produktif.

Strategi Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi dalam pemberdayaan harta wakaf secara produktif antara lain yaitu:37

1) Mengelola harta wakaf dengan baik, sehingga harta wakaf tidak hanya bernilai konsumtif tetapi produktif.

2) Menumbuhkan kepercayaan Wakif melalui pengelolaan harta wakaf yang amanah dan bertanggung jawab.

3) Mendorong pertumbuhan ekonomi umat dan mengoptimalkan peran wakaf dalam sektor sosial dan ekonomi produktif.

4) Menyadarkan masyarakat terhadap gerakan wakaf sebagai salah satu amal jariyah yang dapat membawa kebahagiaan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. 5) Memberikan kontribusi kepada kesejahteraan umat, baik melalui bantuan

konsumtif atau modal usaha produktif.

6) Memanfaatkan media masa, baik cetak maupun elektronik dalam mempublikasikan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi sebagai pengelola yang memberdayakan wakaf produktif agar masyarakat tergerak untuk memberdayakan wakaf produktif juga.

7) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk perkembangan dan kemajuan Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi ke depan.

Itulah beberapa strategi yang dikembangkan oleh Nazhir Wakaf/Pengurus dan Pengelola Wakaf Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi hal tersebut

37

M. Eko Purwanto, Staff SDI, Wawancara Pribadi, Kantor YW Al Muhajirien, Bekasi, 30 November 2007


(46)

dilakukan guna meningkatkan pemberdayaan harta wakaf yang dikelola dan dikembangkan oleh Yayasan Wakaf Al Muhajirien Jakapermai Bekasi.


(47)

BAB III

LANDASAN TEORI

KONSEP MANAJEMEN STRATEGI DAN BALANCE SCORECARD SERTA KONSEP WAKAF PRODUKTIF

A.

Konsep manajemen strategi dan Balance Scorecard 1. Konsep Manajemen Strategi

1) Pengertian strategi

Secara bahasa strategi adalah ilmu siasat atau tipu muslihat untuk mencapai maksud.38 Dalam bahasa Yunani yaitu strategos yaitu berarti general ship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.39 Jika dilihat dari pengertian tersebut, strategi pada awalnya digunakan oleh dunia militer untuk memenangkan suatu peperangan, hingga kemudian menjadi suatu konsep yang digunakan dalam persaingan bisnis.

Menurut Stephanie K. Marrus, yang dikutip oleh Sukristono (1995) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.40

Griffin (2000) mendefinisikan strategi adalah sebagai berikut: "Strategi is a comprehenshive plan for accomplishing an organization's goals" strategi tidak

38

John M. Echos dan Hasan Sadli, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996) h. 560 39

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategis (Jakarta: Binarupa Aksara 1996) h. 19

40


(48)

hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi di lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya.41

Kenneth R. Andrews menyatakan bahwa strategi perusahaan ialah pola keputusan perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan/organisasi.42

Jadi, strategi ialah penetapan arah keseluruhan dari bisnis sedangkan taktik merupakan implementasi dari strategi yang menentukan pada bagian-bagian tertentu dalam kegiatan berbisnis.

Setiap perusahaan/organisasi memerlukan strategi, terutama strategi bisnis guna menjalankan usahanya agar tetap survive dan unggul dalam bersaing. Strategi dibagi dalam 2 bagian, yaitu Grand Strategy (strategi besar) dan Core Strategy (strategi inti). Jika Grand Strategy sudah optimal diterapkan, maka diharapkan kegiatan pemasaran perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, perusahaan akan menguasai market share yang luas ataupun market position yang mantap. Market share artinya penguasaan luas pasar sedang market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk.43

41

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: Prenada Media, 2005) ed. 1 h. 132

42

Bukhari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabet, 1992), edisi ke-2, h. 201

43


(49)

Menurut konsepnya, strategi dapat diimplementasikan dengan efektif pertama, strategi yang dirumuskan harus konsisten dengan situasi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan artinya strategi yang dirumuskan harus mampu memperoleh manfaat dari berbagai peluang yang akan timbul dan memperkecil dampak berbagai faktor yang sifatnya negatif. Kedua, strategi harus memperhitungkan kemampuan perusahaan menyediakan berbagai daya, sarana, prasarana, dan dana yang diperlukan untuk mengoperasiakan strategi. Ketiga, strategi yang telah ditentukan dioperasikan secara teliti. Untuk menyadari bahwa tolak ukur tentang tepat atau tidaknya suatu strategi tidak terlihat pada proses perumusan saja, akan tetapi pada waktu dilaksanakan.44

Strategi akan berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku organisasi di dalam lingkungan, pemilihan strategi tertentu mencerminkan bagaimana rencana memadukan kekuatan dan kelemahan organisasi dengan kesempatan dan hambatan yang terdapat dalam lingkungannya.45

2. Pengertian manajemen strategi

Manajemen strategi didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya yang dibuat dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Definisi lain menyatakan bahwa

44

Prof. DR. Sondang. P. Siagian MPA, Manajemen Stratejik (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet. Ke-4, h. 102-103

45


(50)

manajemen strategi adalah sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.46

Fungsi manajemen strategi adalah sebagai berikut:

1) Dapat mengurangi ketidakpastiaan dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dalam fungsi manajemen lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.

2) Sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

3) Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.47

2. Konsep Balance Scorecard

1) Pengertian Balance Scorecard

Kata benda "score" merujuk pada makna penghargaan atas poin-poin yang dihasilkan (seperti dalam permainan). Dalam konteks sebagai kata kerja, "score" berarti memberi angka. Dengan makna yang lebih bebas, scorecard

46

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), edisi ke-9, h. 5 47

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik; Organisasi Not Profit Bidang Pemerintahaan Op. Cit. h. 183


(51)

berarti suatu kesadaran (bersama) di mana segala sesuatu perlu diukur.48 Pengukuran menjadi suatu hal yang vital sebelum kita melakukan evaluasi atau pengendalian terhadap suatu objek.

Adapun, balance scorecard mempunyai makna bahwa scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkan. Sementara itu, pengertian balance adalah bahwa kinerja seseorang atau kelompok tertentu akan diukur secara berimbang. Berimbang antara sisi internal dan eksternal perusahaan dan berimbang pula antara perspektif proses dan orang.49

Dengan demikian, balance scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.

Selain itu balance scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran dan pertumbuhan, yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

48

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), cet. 4, h. 6

49

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan; Teknik Evaluasi Bisnis & Kinerja Perusahaan secara Kompherensif dan Modern, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), cet. 3, h.168


(52)

2) Persyaratan dan Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja 1. Persyaratan sistem pengukuran kinerja

Dengan munculnya berbagai paradigma baru di mana bisnis harus digerakan oleh customer focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

b. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi/yayasan wakaf itu sendiri sesuai perspektif pelanggan/masyarakat.

c. Evaluasi atas berbagai aktivitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated.

d. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan/masyarakat, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.

e. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi/yayasan wakaf mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan untuk dilakukan perbaikan.50

2) Manfaat pengukuran kinerja

Adapun manfaat dari pengukuran kinerja, adalah sebagai berikut: 1) Menelusuri kinerja terhadap harapan peluang pelanggan/masyarakat,

sehingga akan membawa Organisasi/Yayasan wakaf lebih dekat pada pelanggannya/masyarakatnya dan membuat seluruh orang dalam

50

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Op. Cit, h. 29


(53)

Organisasi/Yayasan wakaf terlibat dalam upaya memberi kepuasan pelanggan/masyarakat.

2) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan/masyarakat dan pemasok internal.

3) Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).

4) Membuat suatu tujuan strategis biasanya masih kabur menjadi lebih konkrit, sehingga mempercepat proses pembelajaran Organisasi/Yayasan wakaf.

5) Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi "reward" atas perilaku yang diharapkan tersebut.51

3. Aspek-aspek yang diukur dalam Balance Scorecard

Balance Scorecard memberi kerangka kerja dan bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi. Scorecard menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan yang akan datang. Dengan mengartikulasikan hasil yang diinginkan perusahaan dan faktor pendorong hasil-hasil tersebut, para eksekutif senior berharap dapat menyalurkan energi, kemampuan dan pengetahuan spesifik sumber daya manusia perusahaan menuju ke arah tercapainya tujuan jangka panjang.

51

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 29


(54)

Pemahaman sistem balance scorecard perlu didukung melalui modelnya. Berikut disajikan model sistem balance scorecard:

Financial perspective

How do we look to our shareolder?

Customer Organization perspective Vision learning How do we look And Are we able to to our customer? Strategi sustain inovation

change and improvement?

Bussiness Process What bussiness process are the value drive?

Gambar 3.1 Model Sistem Balance Scorecard52

Dari sistem model balance scorecard di atas maka dapat dijelaskan bahwa aspek/perspektif finansial (keuangan) mengukur hasil tertinggi yang dapat diberikan kepada pemegang sahamnya atau bagaimana penampilan perusahaan dimata pemegang saham. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan langsung bisnis

52

Robert S. Kaplan dan David R. Norton, Balance Scorecard: Translating Strategy Into ActionIbid, h. 9


(55)

keseluruhan untuk mencapai sukses di masa mendatang, orang-orang dalam organisasi dan infrastrukturnya atau apakah perusahaan dapat melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan. Perspektif bisnis internal lebih memfokuskan perhatiannya pada kinerja kunci proses internal yang mendorong bisnis perusahaan atau dengan kata lain proses bisnis apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki oleh perusahaan/yayasan wakaf, dan yang terakhir yaitu perspektif pelanggan/konsumen, lebih memfokuskan terhadap kebutuhan dan kepuasan pelanggan/konsumen termasuk mengelola pangsa pasarnya sehingga perusahaan/yayasan wakaf mengharapkan bagaimana pandangan para pelanggan/konsumen terhadap perusahaan/yayasan wakaf.

1. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuangan perusahaan/yayasan wakaf. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha dan penilai pemegang saham. Balance scorecard dapat membuat tujuan finansial menjadi eksplisit dan dapat disesuaikan untuk setiap unit bisnis dalam berbagai tahap pertumbuhan dan siklus hidup yang berbeda.53

Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus bisnis, yaitu:54

53

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Op. Cit, h. 31

54

Robert S. Kaplan dan David R. Norton, Balance Scorecard: Translating Strategy Into Action,Op. Cit, h. 48


(56)

Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan/yayasan wakaf di mana perusahaan/yayasan wakaf memiliki program/produk yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik.

Sustain adalah tahapan kedua di mana perusahaan/yayasan wakaf masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Artinya perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkan (menambah usaha baru)

Harvest adalah tahapan ketiga di mana perusahaan/yayasan wakaf benar-benar memanen/menuai hasil investasi ditahap-tahap sebelumnya. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.55

2. Perspektif Pelanggan

Filosofi manajemen terkini telah menunjukan peningkatan pengakuan atas pentingnya customer focus dan customer satisfacation. Perspektif ini merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu:

1) Customer Core Measurement

Custemor Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran

diantaranya:

55

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Op. Cit, h. 31-33


(57)

a) Market Share, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan/yayasan wakaf atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain; jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. b) Custemor Retention (Retensi pelanggan), mengukur tingkat di mana

perusahaan/yayasan wakaf dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen/masyarakat.

c) Custemor Acquisition (akuisi pelanggan), mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan/masyarakat baru atau berhasil melaksanakan program/produk baru tersebut.

d) Custemor Satisfaction (kepuasaan pelanggan), menaksir tingkat kepuasan pelanggan/masyarakat terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition. Ukuran kepuasaan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan/yayasan wakaf melaksanakan programnya.56

e) Custemor Profitability (profitabilitas pelanggan); Perusahaan/yayasan wakaf menginginkan pelanggan tidak sekedar terpuaskan dan senang, tetapi menginginkan pelanggan yang memberikan keuntungan.57

2) Customer Value Propotion

Customer Value Propotion merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada Core Value Propotion yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:

56

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 33

57

Robert S. Kaplan dan David R. Norton, Balance Scorecard: Translating Strategy Into Action, Op. Cit, h. 67


(58)

a) Product/Service Attributes (atribut produk dan jasa)

Meliputi fungsi dari produk dan jasa, harga dan kualitas, pelanggan memiliki preferensi yang berbeda atas produk yang ditawarkan, ada yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan/yayasan wakaf harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan/masyarakat atas produk/program yang ditawarkan. 58

b) Custemor Relationship(hubungan pelanggan)

Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk/program yang ditawarkan perusahaan/yayasan wakaf.59

c) Image and Reputation(citra dan reputasi)

Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan/yayasan wakaf.60 3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan proses analisis value-chain, di mana manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan, scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain

58

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Op. Cit, 33-34

59

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 35

60


(59)

dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.61

Kaplan dan Norton membagi proses bisnis internal ke dalam tiga bagian diantaranya

1) Proses Inovasi

Dalam proses ini unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan.62

2) Proses Operasi.

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk dan jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi dalam dua bagian: 1) Proses pembuatan produk dan 2) Proses penyampaian produk kepada pelanggan, pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokan pada waktu, kualitas, dan biaya.63

3) Proses Pelayanan Purna Jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk dan jasa tersebut dilakukan, perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi.64

61

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi Op. Cit, h. 36

62

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 36

63

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi Ibid, h. 36

64

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 37-38


(60)

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur organisasi, termasuk perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.65

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi keberhasilan bagi knowledge worker organization dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi.

Hasil dari ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan, itulah mengapa perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar (learning organization).

Dalam perspektif ini, perusahaan melihat tolak ukur kepada:66

1. Employee Capabilities

Salah satu perubahan yang dramatis dalam pemikiran manajemen selama lima belas tahun terakhir ini adalah peran pegawai di organisasi, untuk itu perencanaan dan upaya implementasi reskilling pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativiatasnya dapat di mobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Information System Capabilities

65

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h. 39

66

Sony Yuwono, dkk, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Ibid, h.39-40


(1)

( الرعد:

١١)

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka

selain Allah”. (Ar Ra’ad:11)

Dan…

Jika aku harus hidup bertabur duka nestapa Agar aku dapat menjumpai Mu nanti

Maka taburkanlah duka nestapa itu sehingga Aku terus bersyukur menyebut nama-Mu Bahkan…

Jika aku harus menikmati indahnya siksa neraka Agar Engkau sudi menjumpai ku nanti

Maka kupasrahkan diri ku dan ku terima itu Dengan ikhlas

(Menjumpai Mu)


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

“Dan jika kamu memohon kepada Allah Azza Wa Jalla, wahai manusia, mohon langsung ke hadirat-Nya dengan keyakinan yang penuh bahwa do’a mu akan dikabulkan, karena Allah tidak mengabulkan do’a hamba-Nya yang

keluar dari hati yang lalai”. (HR. Ahmad)


(3)

BAB II

GAMBARAN UMUM

YAYASAN WAKAF AL MUHAJIRIEN

JAKAPERMAI BEKASI

“Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan

orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Ali Imran:26)

BAB III

LANDASAN TEORI


(4)

KONSEP BALANCE SCORECARD

SERTA KONSEP WAKAF PRODUKTIF

“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan

tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang

lurus”. (Al Hajj:54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

ANALISIS SWOT DAN BALANCE SCORECARD

PEMBERDAYAAN WAKAF PRODUKTIF


(5)

JAKAPERMAI BEKASI

“Orang akan tetap menjadi ahli ilmu yang sejati selama dia masih menuntut ilmu, tetapi apabila suatu ketika dia berkata, “aku sudah pintar”, maka

sesungguhnya dia sudah menjadi bodoh dengan sendirinya”. (Lukman Hakim)

BAB V

PENUTUP


(6)

“Ada empat hal yang dapat mengangkat seseorang ke derajat yang tertinggi, walaupun amal dan ibadahnya sedikit, yaitu sifat-sifat penyantun, merendah hati, pemurah, dan berbudi

pekerti yang baik. Itulah kesempurnaan iman”. (Abu Qasim Al Junaid)