8. Buku Harian Penerimaan dan Pengeluaran Barang
9. Buku Besar Penerimaan dan Pengeluaran Barang
Instalsimpan mempunyai 2 gudang yang terpisah untuk material Non Betalaktam dan Betalaktam. Material Non Betalaktam disimpan di Instalsimpan
yang memiliki ruang-ruang dengan 2 kelas yang berbeda tingkat kebersihannya yaitu kelas III dan tak terhingga berhubungan langsung dengan udara luar. Kelas
III terdiri dari ruang timbang, ruang staging digunakan untuk penyimpanan bahan baku obat yang sudah ditimbang dan ruang sampling. Kelas tak terhingga terdiri
dari ruang administrasi, gudang bahan baku, gudang bahan pendukung, gudang bahan kemas, gudang cairan, gudang sejuk untuk menyimpan bahan baku obat
dan bahan pendukung yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus dan gudang obat jadi. Material untuk produksi Betalaktam disimpan tersendiri di gedung
produksi Betalaktam. Peralatan yang digunakan di Instalasi Simpan, yaitu:
1. Timbangan dengan kapasitas 1 kg, 10 kg, dan 30 kg
2. Timbangan digital berprinter dengan kapasitas maksimal 60 kg
3. Alat pengusir serangga
4. Alat pengusir tikus
5. Alat pemadam kebakaran
6. Alat pengambilan sample
3.6.6 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan dan Sistem Penunjang Instalhar Sisjang
Instalasi pemeliharaan dan sistem penunjang merupakan pelaksana fungsi pemeliharaan dan perbaikan terhadap alat produksi dan alat laboratorium sehingga
Universitas Sumatera Utara
siap digunakan, penatalaksanaan limbah industri, menyiapkan utillitas guna mendukung kegiatan produksi dan merencanakan kebutuhan suku cadang untuk
mendukung kegiatan pemeliharaan dan perbaikan. Seluruh kegiatan pemeliharaan dan perbaikan dilaporkan kepada Kalafi.
Fasilitas pendukung utility yang ada di Lafi Ditkesad adalah: pengolahan air baku farmasi, instalasi listrik, instalasi boiler steam, instalasi udara
bertekanan, Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL dan sistem pengaturan udara AHS.
Penanggung jawab pengolahan fasilitas utility ini adalah Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sistem Penunjang Kainstalhar Sisjang. Fasilitas utility
terdiri dari: 1.
Listrik Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar
1000 kW. Pada saat ini belum digunakan generator. Tetapi pada produksi steril diperlukan adanya aliran listrik secara terus-menerus sehingga
dipertimbangkan untuk menggunakan generator. 2.
Pengolahan Air Sumber air bersih didapat dari suplai Perusahaan Daerah Air Minum
PDAM yang kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang telah memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril maupun nonsteril. Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah karena
banyaknya kandungan logam pada air tanah. a.
Pengolahan Air Demineralisata
Universitas Sumatera Utara
Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan
air. Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang
tertanam di dalam tanah ground tank kemudian dialirkan melalui pipa ke dalam suatu alat filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata
mengalami beberapa tahap: 1
Saringan Pasir sand filter Menyaring secara fisik menggunakan pasir silika dan berfungsi untuk
mengikat partikel-partikel yang terbawa oleh air selama pengolahan air di PDAM.
2 Saringan Karbon carbon filter
Saringan karbon berfungsi untuk menyerap bau, rasa, warna, kontaminan organik dan unsur klor yang ditambahkan pada
pengolahan air di PDAM. 3
Resin Kation Resin kation berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif pada air
dan kemudian akan digantikan dengan ion hidrogen. 4
Resin Anion Resin anion berfungsi untuk menghilangkan ion-ion negatif dan
ditukar dengan ion hidroksida, sehingga menghasilkan air dengan kandungan Total Dissolved Solid TDS kurang dari 8 ppm dan silika
kurang dari 0,1 ppm. Setelah mengalami beberapa tahap pemurnian,
Universitas Sumatera Utara
air demineralisata ditampung dan dialirkan ke ruangan-ruangan produksi dan laboratorium untuk digunakan.
5 Tanki penampung
Air demineralisata ditampung dalam tangki penampung untuk dialirkan ke ruangan-ruangan produksi untuk digunakan sesuai dengan
keperluan. b.
Air Suling Instalasi air suling merupakan kelanjutan dari instalasi air demineralisata
yang dihubungkan dengan alat pemroses aquadest, dengan alat ini dihasilkan air suling.
3. Boiller Steam
Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang diberi tekanan melalui pompa air masuk ke filter kemudian ditampung di
dalam tangki stainless steel untuk mensuplai steam. Air dipanaskan melalui boiler hingga menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan alat-
alat pengaman yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang produksi yang membutuhkannya.
4. Udara Bertekanan
Udara bertekanan diperoleh dengan menggunakan alat kompresor yang bekerja secara otomatis dengan alat pressure switch. Kompresor juga
dilengkapi dengan air dryer, main line filter, mist separator dan micro mist separator. Instalasi kompresor ini digunakan hanya pada peralatan yang
memerlukan udara bertekanan seperti mesin stripping udara bertekanan digunakan untuk menggerakkan pisau pemotong strip.
Universitas Sumatera Utara
5. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL
Limbah dari industri farmasi harus diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan
di sekitar industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan proses pengujian yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
Pada produksi obat Non Betalaktam, pengolahan limbah padat dilakukan dengan menggunakan dust collector dimana limbah berupa debu
disedot dari ruang produksi dengan blower kemudian dikumpulkan dalam kantong penampung dan dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan
tablet, terlebih dahulu diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi Non Betalaktam langsung dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air
Limbah IPAL. Pada produksi Betalaktam, pengolahan limbah terlebih dahulu diolah
melalui air washer, dimana limbah padat debu-debu disedot oleh blower dari ruangan yang berdebu seperti ruang strip, isi kapsul, cetak, coating, campur
dan ruang isi sirup kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu akan jatuh di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi
yang dilengkapi dengan dozing pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin Betalaktam dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N
yang diteteskan secara otomatis sampai diperoleh pH 9, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl. Sedangkan limbah cair produksi obat Non
Betalaktam tidak mengalami proses destruksi. Selanjutnya, limbah hasil produksi Betalaktam dialirkan ke IPAL untuk dilakukan pengolahan lebih
lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan limbah pada IPAL menggunakan prinsip fisika, kimia dan mikrobiologi. Cara fisika dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran pada
bak sedimentasi. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC Poly Alumunium Chloride dengan kekuatan 50 kg1000 L pada bak koagulan
dan polimer elektrolit dan poli anionik dengan kekuatan 1 kg1000L pada bak flokulasi. Cara mikrobiologi dilakukan pada bak aerasi dengan cara
mengembangbiakkan bakteri aerob SGP 50 di dalamnya agar dapat menghancurkan zat-zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri
ditambahkan pupuk urea atau NPK sebagai nutrisi untuk bakteri. Tahapan pengolahan air limbah di IPAL meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
a. Bak Sedimentasi Awal
Pada Bak Sedimentasi awal terjadi proses fisika dimana terjadi pengendapan, khusus untuk limbah dari betalaktam yang sudah
didestruksi. b.
Bak Equalisasi Bak penampungan air limbah yang mengalir dari bak sedimentasi awal, di
bak ini mengalami proses fisika atau pencampuran endapan air limbah. Bak equalisasi dipasang dua alat:
1 Pumppompa
Berfungsi untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata baik pada jam kerja ataupun di luar jam kerja serta mengalirkan
air limbah dari bak ekualisasi ke bak aerasi secara otomatis. 2
Pengaduk
Universitas Sumatera Utara
Fungsinya untuk mengaduk bahan-bahan organik agar tidak mengendap.
c. Bak Aerasi Aeration Tank
Pada Bak Aerasi terjadi proses biologi. Bak ini dilengkapi dengan dua alat yaitu:
1 Diffuser
Berfungsi untuk mengaduk air limbah supaya tidak ada yang mengendap
2 Aerator
Berfungsi untuk memasukkan oksigen ke dalam air limbah dan juga ditanam bakteri aerob jenis SGP-50 yang berguna untuk dekomposisi
limbah organik dengan bantuan oksigen. Prosesnya 18-24 jam. Sebagai nutrisi berupa pupuk NPK urea.
d. Bak Clarifier sedimentasi kedua
Dasar bak ini bentuknya miring ke satu arah supaya memungkinkan pengendapan lumpur yang terbawa atau tersuspensi dalam air limbah. Air
dari bak aerasi bila diffuser tidak aktif, air akan mengalir ke dalam lubang kecil dalam bentuk tersuspensi. Bila diffuser aktif, pengendapan atau
lumpur akan masuk kembali ke bak aerasi. e.
Bak Koagulasi Pada bak ini terjadi proses kimia dimana terdapat dua alat yaitu:
1 Dozing pump
Universitas Sumatera Utara
Berfungsi untuk menambahkan koagulan PAC Poli Ammonium Clorida yang berfungsi untuk mengikat protein rantai panjang yang
masih ada dalam air limbah. 2
Pengaduk f.
Bak Flokulasi Air limbah ditambah polianionik. Air yang bersih akan mengalir ke bak
kontrol melalui bidang miring sedangkan air yang belum bersih akan mengalir ke bak sedimentasi tiga melalui pipa besar.
g. Bak Sedimentasi Ketiga
Bagian bawahnya berbentuk kerucut dan ditambah saringan-saringan yang berfungsi sebagai penyaring endapan kemudian cairan ini akan masuk ke
bak penampungan cairan lalu dipompa kembali ke bak ekualisasi. h.
Bak Kontrol Air yang terdapat dalam bak ini diperiksa kadar COD Chemical Oxygen
Demand, BOD Biological Oxygen Demand dan TDS Total Dissolve Solid dan pH. Jika hasilnya memenuhi syarat, maka air dapat dibuang ke
saluran pembuangan air umum. Sebagai kontrol pada bak ini dipelihara ikan bila ikannya mati berarti air belum bebas dari pencemar sehingga
harus diolah lagi. 6.
Air Handling System AHS Air Handling System AHS adalah sistem pengaturan udara yang
berfungsi mengkondisikan udara dalam ruangan produksi yang dilengkapi dengan sarana pengatur suhu dan kelembaban. Parameter ini dapat
mempengaruhi kualitas produk dari industri farmasi, selain itu juga terdapat
Universitas Sumatera Utara
parameter lainnya antara lain air change pertukaran udara, tekanan udara, kontaminasi mikroba dan cemaran partikel. Tujuan dari sistem ini adalah
untuk menyediakan aliran udara kering, bersih dan dingin yang tepat untuk tiap-tiap ruangan produksi.
Pada ruang kelas C dan D terdapat prefilter dan medium filter, sedangkan pada ruangan kelas A selain terdapat prefilter, medium filter dan
HEPA filter juga dilengkapi dengan LAF Laminar Air Flow. Pada ruang produksi tablet dan sirup kering tekanan udara ruangan akan lebih negatif dari
tekanan udara pada koridor. Sebaliknya, untuk ruang produksi sirup cair tekanan udara di ruang produksi akan lebih positif dibandingkan koridor. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi debu, karena aliran udara bergerak dari tekanan yang tinggi ke yang lebih rendah. Pada ruang produksi
Betalaktam, tekanan udara di dalam ruang produksi harus lebih rendah daripada koridor supaya tidak terjadi pencemaran partikel Betalaktam ke
daerah koridor yang dilewati personil. Berikut pengendalian udara di beberapa ruang produksi Lafi Ditkesad:
a. Pengendalian udara di ruang kelas D
Ukuran partikel : 0,5
μm maksimum 3.500.000m3 Relative Humidity
: 50 – 60 Filter
: Primary filter efisiensi 30 - 60 Secondary filter efisiensi 80 – 95
Sirkulasi udara : 20 kali per jam
Asal udara : fresh air
Universitas Sumatera Utara
b. Pengendalian udara di ruang kelas C
Ukuran partikel :
≥ 0,5 μm maksimum 350.000m Relative Humidity
: 45 – 50
3
Filter : Primary filter efisiensi 30 - 60
Secondary filter efisiensi 80 – 95 Sirkulasi udara
: 20 kali per jam Asal udara
: fresh air c.
Pengendalian udara di ruang kelas A Ukuran partikel
: ≥ 0,5 μm maksimum 3.500m
Relative Humidity : 40
3
Filter : Primary filter efisiensi 30 - 60
Secondary filter efisiensi 80 – 95 HEPA filter efisiensi 99,9997
Sirkulasi udara : 120 kali per jam dan bersifat Laminar
d. Pengendalian udara di kelas B sama dengan pengendalian di kelas A,
namun tanpa Laminar Air Flow. Pengumpul debu dust collector adalah suatu pembersih yang
bekerja dengan cara menghisap debu-debu yang terdapat pada ruang-ruang produksi. Untuk wet dust collector air washer dilakukan pencampuran
aliran udara yang berdebu dengan air Roto Klon. Hasil olahan air washer tersebut selanjutnya dibawa ke IPAL untuk diolah lebih lanjut, khusus
untuk hasil olahan air washer dari produksi Betalaktam terlebih dahulu melewati destruktor.
Universitas Sumatera Utara
Cara Kerja AHS: Sistem tata udara secara umum dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: Suplai udara dalam sistem tata udara
berasal dari udara luar udara terbuka dikenal istilah fresh air. Volume fresh air yang masuk ke sistem ditentukan oleh volume damper yang telah
terpasang. Udara tersebut disaring pada saringan pertama pre filter yang mampu menangkap partikel yang berukuran
≥ 1 µm. Udara tersebut akan disaring kembali untuk yang kedua kalinya oleh medium filter yang
mampu menangkap partikel yang berukuran ≥ 0.5 µm. Selanjutnya oleh
Cooling Coil udara tersebut diatur suhunya sesuai dengan yang dikehendaki.
Tahap selanjutnya udara akan melewati Heating Coil yang berfungsi untuk mengatur kelembaban sesuai dengan yang dikehendaki.
Udara yang sudah terkondisi tersebut akan dihembuskan oleh fan coil ke kelas C dan D. Fan Coil berfungsi sebagai pengatur jumlah sirkulasi udara
air change yang dalam kerjanya dikombinasikan dengan sistem damper. Udara bersih yang dihembuskan ke kelas D 100 berasal dari fresh air
yang diproses. Suplai udara untuk ruang kelas A dan B merupakan udara recycle yang bersirkulasi terus menerus melalui filter-filter yang
digunakan. Untuk mencukupi suplai oksigen di kelas A dan B, dimasukkan
udara segar melalui damper yang dapat mencukupi suplai oksigen ± 20. Sistem ini dibuat dengan proses pengolahan seperti aliran udara untuk
kelas D kemudian langsung disalurkan melewati HEPA filter ke kelas A dan B.
Universitas Sumatera Utara
3.6.7 Pengolahan Dokumen