18
b Kompensasi keuangan tidak langsung Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan
dalam bentuk tunjangan rekreasi, sakit, tunjangan hari libur, jaminan kesehatan dan lain sebagainya.
4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari
kecelakaan kerja. Kesehatan mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari penyakit fisik dan emosional. Aspek ini penting
karena karyawan yang bekerja di dalam lingkungan yang aman dan menikmati hidup yang sehat dapat menjadi lebih produktif dan
memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. 5 Hubungan Kekaryawanan dan Perburuhan
Hubungan antara karyawan dan pekerja-pekerja lain ini dahulu dianggap sebagai jalan hidup banyak karyawan. Kebanyakan
perusahaan akan lebih menginginkan sebuah lingkungan yang mempunyai hubungan kuat.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance. Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara
2001, bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
19
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut,
Mangkunegara menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.
Menurut Wibowo 2007, Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya. Wirawan 2009 menyatakan bahwa kinerja merupakan
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Suatu
pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya
indikator pekerjaan seorang manajer adalah merencanakan pekerjaan, mengorganisasi pekerjaan, memimpin pelaksanaan pekerjaan dan
mengontrol pelaksanaan pekerjaan. Wirawan menambahkan bahwa
20
kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor-faktor yang terdiri dari faktor lingkungan organisasi, faktor lingkungan
eksternal dan faktor internal pegawai atau karyawan. Dari beberapa pengertian mengenai kinerja diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang telah dicapai karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan dimana ia bekerja.
Kinerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu instansi perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena kinerja
karyawan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan secara umum. Apabila kinerja para karyawannya tinggi, kinerja perusahaan secara
umum pun akan meningkat begitu juga sebaliknya jika kinerja para karyawannya rendah, kinerja perusahaan secara umum pun akan
menurun. Untuk itu setiap perusahaan harus mengoptimalkan kinerja para karyawan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Karena tanpa adanya karyawan yang kompetitif, mustahil suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
b. Dimensi Kinerja
Menurut Wibowo 2007, terdapat tujuh dimensi kinerja, dua di antaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif.
Kinerja ditentukan oleh tujuan organisasi yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif
21
untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Namun, kinerja memerlukan adanya dukungan sarana, kompetensi, peluang, standar
dan umpan balik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuh dimensi kinerja tersebut Wibowo, 2007:
1 Tujuan Goal Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari
oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah persyaratan,
juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai oleh organisasi di masa
yang akan datang. Dengan demikian tujuan menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan.
2 Standar Standart Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan
dapat dicapai. Tanpa standar, tidak akan dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan
sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama
antara atasan dan bawahan. 3 Umpan Balik Feedback
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kerja dan pencapaian tujuan.
22
Umpan balik dilakukan sebagai evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4 Alat atau Sarana Mean Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat dan sarana akan berguna sebagai pendukung kelancaran pencapaian
tujuan. Tanpa alat dan sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana
seharusnya. 5 Kompetensi Competence
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan
baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. 6 Motif Motive
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada
karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,
meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan
23
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang
mengakibatkan disintensif. 7 Peluang Opportunity
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan
kesempatan untuk
berprestasi yaitu
ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat. Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih
banyak, dan mengambil waktu yang tersedia. Jika pekerja dihindari karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas atau kepuasan
konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan memenuhi syarat untuk berprestasi.
Menurut Wirawan
2009, dimensi
kinerja dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
1 Hasil kerja Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa
yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya. 2 Perilaku kerja
Ketika berada di tempat kerjanya, seorang karyawan mempunyai dua perilaku yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja.
24
3 Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan Yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Kemudian Bernadin 2001 dalam Sudarmanto 2009,
mengatakan bahwa ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja yaitu:
1 Quality Kualitas, terkait dengan prestasi kerja dan proses atau hasil mendekati sempurnaideal dalam memenuhi maksud atau
tujuan. 2 Quantity Kuantitas, satuan jumlah atau kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan, terkait dengan beban kerja. 3 Timeliness Waktu terkait dengan waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan aktivitas dan ketepatan waktu atau kedisiplinan dalam bertugas.
4 Cost-Effectiveness Kefektifan Biaya terkait dengan penggunaan sumber-sumber organisasi orang, uang, material, teknologi sistem
informasi dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber
organisasi. 5 Need for supervision Kemampuan tanpa pengawasan terkait
dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi
pengawasan pimpinan.
25
6 Interpersonal impact Perilaku individu terkait dengan kompetensi dan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri,
keinginan baik, motivasi dan kerjasama antara rekan kerja dan anak buah.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara 2001, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor
motivasi motivation. 1 Faktor Kemampuan Ability
Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge +
skill. Artinya, pegawai yang memiliki IQ rata-rata IQ 110 – 120
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya the right man on the right place, the right man on the right job.
2 Faktor Motivasi Motivation Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan
kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong
26
diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang
siap secara psikofisik sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara
fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo 2007, faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sebagai berikut:
1 Personal factor, ditunjukan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
2 Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.
3 Team factor, ditunjukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja.
4 System factor, ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.
5 Contextualsituational factor, ditunjukan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
3. Kepemimpinan