Determinan Merger Dan Akuisisi : studi di perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2013
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RIZKI WIBOWO
NIM: 1111081000069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RIZKI WIBOWO
NIM: 1111081000069
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suhendra, S.Ag., MM Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed NIP. 19711206 200312 1 001 NIP.19770608 201101 2 003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa 10 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Rizki Wibowo
NIM : 1111081000069
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2015
1. Arif Fitrijanto, M.Si ( )
NIP. 19711118 200501 1 003 Ketua
2. Drs. Slamet Riyadi, MM ( )
NIP. Sekretaris
3. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed ( )
(4)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis, 28 Mei 2015, telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Rizki Wibowo
NIM : 1111081000069
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Mei 2015
4. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA ( )
NIP. 2011077201 Ketua
5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Sekretaris
6. Hemmy Fauzan, SE., MM ( )
NIP. 19760822 2007011 014 Penguji Ahli
7. Dr. Suhendra, S.Ag., MM ( )
NIP. 19711206 200312 1 001 Pembimbing I
8. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed ( )
(5)
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rizki Wibowo
No. Induk Mahasiswa : 1111081000069
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 5 Juni 2015 Yang menyatakan,
(6)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1. Nama : Rizki Wibowo
2. Tempat, tanggal lahir : Tegal, 11 Juli 1992 3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Pedongkelan RT 005 RW 05 No. 7 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, 14120
6. No. Telepon : 089630903883
7. E-mail : rizkiwibowow@yahoo.com
B. Pendidikan
1. MI Miftakhul Ulum Kebandingan Tegal (Tahun 1998-2004)
2. SLTPN 143 Jakarta Utara (Tahun 2004-2007)
3. MAN 5 Marunda Jakarta Utara (Tahun 2007-2010)
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2011-2015)
C. Pengalaman Organisasi
1. 2007 – 2011 : Anggota RISMAZ (Remaja Islam Masjid Jami’ Masrotut Tanzih) Semper Timur – Jakarta Utara. 2. 2008 – 2009 : Anggota Ekskul Rohis MAN 5 Jakarta Utara. 3. 2008 – 2010 : Anggota Ekskul Futsal MAN 5 Jakarta Utara. 4. 2012 – 2013 : Anggota Divisi Kesenian dan Kebudayaan - HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurusan) FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7)
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP, WORKING
ENVIRONMENT AND EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
ON EMPLOYEES PERFORMANCE
(Case Study in PT. BPR Arthapuspa Mega)
By: Rizki Wibowo
ABSTRACT
The aim of this study is to see the influence of leadership, working environment and equal employment opportunity on employees performance in PT. BPR Arthapuspa Mega. The sample in this study amounted 56 employees. The analysis method used is multiple regression. Data were analyzed using SPSS 22.0 statistical software. The significant level (alpha) used in this study is 5%.
The results of this study showed F test that leadership, working environment and equal employment opportunity simultaneously affect employees performance with sig F 0,000 < alpha 0,05 and F count value of 27,014 > F tabel value of 2,78. Than the result of t test, leadership partially affect on employees performance with value of sig t 0,000 < alpha 0,05 and t count value of 5,515 > t tabel value of 1,675. Working environment partially affect on employees performance with value of sig t 0,036 < alpha 0,05 and t count value of 2,154 > t tabel value of 1,675. Equal employment opportunity partially affect on employees performance with value of sig t 0,026 < alpha 0,05 and t count value of 2,288 > t tabel value of 1,675. So it can be concluded that leadership, working environment and equal employment opportunity simultaneously or partially affect on employees performance in PT. BPR Arthapuspa Mega.
Keywords: Leadership, Working Environment, Equal Employment Opportunity and Employees Performance.
(8)
vii
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)
Oleh: Rizki Wibowo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap Kinerja Karyawan di PT. BPR Arthapuspa Mega. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 karyawan. Metode analisis yang digunakan adalah Regeresi Linier Berganda (Multiple Regretion). Data dianalisis dengan menggunakan software statistik SPSS 22.0. Tingkat signifikansi (alpha) yang digunakan pada penelitian ini adalah 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji F bahwa Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity secara simultan mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig F 0,000 < alpha 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 27,014 > Ftabel sebesar 2,78. Kemudian hasil uji t, Kepemimpinan
secara parsial mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,000 < alpha
0,05 dan nilai thitung sebesar 5,515 > ttabel 1,675. Lingkungan Kerja secara parsial
mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,036 < alpha 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,154 > ttabel 1,675. Equal Employment Opportunity secara parsial
mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan nilai sig t 0,026 < alpha 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,288 > ttabel 1,675. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja dan Equal Employment Opportunity mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega baik secara simultan maupun secara parsial.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Equal Employment Opportunity, Kinerja Karyawan
(9)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN
EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)” ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Penulisan skripsi ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa do’a, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih saya berikan kepada:
1. Secara khusus saya mengucapkan terimakasih yang amat mendalam kepada
kedua orang tua tercinta, ibu Koridah dan bapak Daryoko yang senantiasa
mendidik, membimbing, memotivasi dan mendoakan saya dengan tulus agar
selalu sukses dalam segala hal. Keduanya adalah permata hati yang tak ternilai
harganya bagi saya.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
(10)
ix
3. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga
telah berkenan memberikan bimbingan, tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Adik-adikku tercinta, Nia dan Rizki serta seluruh keluarga besar dan
saudara-saudara saya yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat “PEJANTAN KOSTAN” tercinta; Novian Adhi, Agung Setiawan, Abdul Karim, Subhan, Mulki, Eka Januar, Rizky Wijaya, Tri Roger,
Willian, Heri, dan Fahrudin, yang selalu mengisi hari-hari saya menjadi sangat
menyenangkan dan berkesan selama masa perkuliahan dan juga menjadi
sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam segala hal.
10.Untuk Nisa, Nia, Lila, Tasya, Monik, Ina, Ela, Tika, Nca, Syifa, Weni, Tio,
(11)
Angkatan 2011 khususnya Manajemen C yang juga telah memberikan
motivasi dan kisah-kisah yang tak terlupakan.
11.Untuk Marwan dan Ahya, sahabat yang telah menemani, memberikan
dukungan dan do’a dalam segala hal.
12.Untuk teman-teman KKN GREAT 2014 yang telah memotivasi dan
mendukung saya.
13.Ka Aris Setiawan, dan para senior-senior yang lain yang memberikan arahan
dan semangat dalam menyelesaikan skripsi dan membantu saya dalam hal-hal
tentang perkuliahan.
14.Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada saya.
15.Seluruh pihak yang turut mendo'akan, mendukung dan membantu dalam
pembuatan skripsi ini, namun tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
Jakarta, 5 Juni 2015
Penulis,
(12)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Batasan Masalah ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 11
(13)
2. Kinerja ... 18
3. Kepemimpinan... 26
4. Lingkungan Kerja ... 34
5. Equal Employment Opportunity ... 39
B. Penelitian Terdahulu ... 44
C. Kerangka Pemikiran ... 46
D. Hipotesis ... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48
B. Metode Penentuan Sampel ... 48
C. Metode Pengumpulan Data ... 49
D. Metode Analisis Data ... 51
E. Operasional Variabel Penelitian ... 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62
1. Sekilas Mengenai PT. BPR Arthapuspa Mega ... 62
2. Visi dan Misi PT. BPR Arthapuspa Mega ... 63
3. Falsafah Kerja PT. BPR Arthapuspa Mega ... 63
4. Struktur Organisasi PT. BPR Arthapuspa Mega ... 65
5. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 66
6. Deskriptif Demografi Responden ... 66
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ... 68
(14)
xiii
a. Uji Validitas ... 68
b. Uji Reliabilitas ... 71
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 72
a. Uji Normalitas ... 72
b. Uji Multikolinieritas ... 74
c. Uji Heteroskedastisitas ... 75
d. Uji Autokorelasi ... 77
3. Hasil Uji Hipotesis ... 77
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 77
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 79
4. Koefisien Determinasi (R2) ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Implikasi ... 85
C. Saran ... 86
1. Saran Bagi PT. BPR Arthapuspa Mega ... 86
2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(15)
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Jumlah BPR di Seluruh Indonesia ... 2
1.2 Jumlah Nasabah PT. BPR Arthapuspa Mega ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 44
3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 60
4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 66
4.2 Deskriptif Demografi Responden ... 66
4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan ... 68
4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja ... 69
4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Equal Employment Opportunity ... 70
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan... 70
4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 71
4.8 Uji Multikolinieritas ... 74
4.9 Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser ... 76
4.10 Uji Autokorelasi ... 77
4.11 Uji F ... 78
4.12 Uji t ... 79
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 46
4.1 Struktur Organisasi PT. BPR Arthapuspa Mega ... 65
4.2 Histogram (Uji Normalitas) ... 73
4.3 Normal P-P Plot (Uji Normalitas) ... 73
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Kuesioner ... 93
2. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepemimpinan ... 98
3. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Lingkungan Kerja ... 100
4. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel EEO ... 102
5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Karyawan... 104
6. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepemimpinan ... 106
7. Output SPSS Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja ... 107
8. Output SPSS Uji Validitas Variabel EEO ... 108
9. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ... 109
10. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan ... 110
10. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja ... 110
10. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel EEO ... 110
10. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan ... 110
11. Output SPSS Uji Normalitas ... 111
11. Output SPSS Uji Multikolinieritas ... 112
11. Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ... 112
11. Output SPSS Uji Autokorelasi ... 113
12. Output SPSS Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 114
12. Output SPSS Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 114
12. Output SPSS Koefisien Determinasi (R2) ... 114
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dan
memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian suatu
negara termasuk Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Salah satu jenis Bank yang ada di Indonesia adalah Bank Perkreditan
Rakyat (BPR). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank
Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam kerangka perbankan
nasional, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan untuk berperan serta
dalam mendorong pembangunan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dengan memberikan akses finansial kepada mereka. Peran Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) ini menjadi penting karena sejalan dengan program
pemerintah untuk mendukung dan mengembangkan sektor UMKM
(19)
kinerja BPR menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada
pertumbuhan sektor UMKM. Dalam tujuh tahun terakhir (2007-2013) jumlah
Bank Perkreditan Rakyat mengalami penurunan, namun pada tahun 2014
mengalami peningkatan meskipun hanya meningkat sejumlah dua BPR dari
tahun sebelumnya, seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah BPR di seluruh Indonesia
Tahun Jumlah BPR
2007 1.817
2008 1.771
2009 1.733
2010 1.706
2011 1669
2012 1.663
2013 1.634
2014 1.636
(Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, diolah kembali)
Kinerja Bank Perkreditan Rakyat secara umum sangat bergantung pada
kualitas penyediaan dana pada aktiva produktif. Kondisi penyediaan dana
pada aktiva produktif yang buruk akan mengakibatkan memburuknya kinerja
bank dan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR tersebut. Namun
karena sumber dana Bank Perkreditan Rakyat yang dipinjamkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit tersebut bukan hanya dana milik bank sendiri,
melainkan merupakan dana-dana masyarakat yang disimpan pada Bank
Perkreditan Rakyat, sehingga Bank Perkreditan Rakyat berusaha dan
berlomba-lomba menarik nasabah untuk menabung dan menggunakan layanan
(20)
3
kinerja karyawannya dalam menarik nasabah dan juga dalam memberikan
suatu pelayanan yang baik dan memuaskan kepada para nasabahnya, sehingga
banyak nasabah yang menggunakan layanan di suatu Bank Perkreditan Rakyat
tersebut. Dengan demikian, peran Sumber Daya Manusia dalam suatu
perusahaan khususnya Bank Perkreditan Rakyat sangat penting karena kinerja
suatu perusahaan secara umum sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan yang
dimilikinya. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik pada suatu
perusahaan adalah cara yang sangat tepat untuk meningkatkan kinerja
karyawan yang akan sangat berdampak terhadap tujuan perusahaan secara
umum. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan
sebaik-baiknya untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan secara umum.
PT. BPR Arthapuspa Mega merupakan salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang beralamat di Jalan Raya Selatan No. 21 Adiwerna, Tegal. Dari
hasil laporan yang dibuat oleh PT. BPR Arthapuspa Mega tentang jumlah
nasabah, diketahui adanya perkembangan jumlah nasabah yang tidak stabil
dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini adalah tabel 1.2 yang menunjukkan
(21)
Tabel 1.2
Jumlah Nasabah PT. BPR Arthapuspa Mega
TAHUN JUMLAH NASABAH
2010 1.596
2011 1.648
2012 1.386
2013 1.194
2014 1.129
(Sumber: PT. BPR Arthapuspa Mega)
Data jumlah nasabah yang tidak stabil bahkan cenderung menurun
tersebut dimungkinkan karena faktor kinerja para karyawan yang kurang baik.
Kinerja para karyawan tentunya dipengaruhi oleh bagaimana para
pemimpinnya memberikan arahan, motivasi dan bimbingan terhadap
pekerjaan yang diberikan terhadap para karyawannya tersebut. Seperti
menurut Artana (2012) yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang baik
dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan kinerja para karyawan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan
setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat
dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Hasibuan, 2007). Kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan,
dimana pemimpin yang baik dan dibutuhkan adalah pemimpin yang bukan
hanya memerintah namun juga dapat memberikan teladan dan bersedia
memberikan arahan yang baik terhadap kesulitan yang dialami para
(22)
5
Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap
jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi tersebut. Peran
pemimpin dalam suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa
keadilan bagi karyawan. Karakteristik pemimpin akan berpengaruh terhadap
iklim kerja dalam suatu perusahaan. Seorang pemimpin akan berusaha
mempengaruhi karyawannya agar dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan, diantaranya dengan memberikan arahan,
bimbingan, pujian, memberikan hadiah dan penghargaan tertentu atas prestasi
karyawannya, melakukan tindakan korektif, dan lain sebagainya.
Selain kepemimpinan, lingkungan kerja di perusahaan juga dapat
mempengaruhi kinerja yang dilaksanakan oleh karyawan. Seperti yang
dikemukakan oleh Potu (2013), bahwa Lingkungan kerja yang nyaman, aman
dan menyenangkan, akan membentuk budaya kerja yang harmonis dan
produktif sehingga setiap anggota selalu termotivasi untuk memberikan
performa terbaiknya untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya sesuai
dengan peran mereka, dengan demikian maka akan meningkatkan kinerja
karyawan.
Menurut Nitisemito dalam Hasibuan (2007), lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja
ini sendiri terdiri atas fisik dan nonfisik yang melekat dengan karyawan
sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha peningkatan kinerja karyawan.
(23)
layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan dan semangat
karyawan dalam melakukan tugasnya. Sama pentingnya dengan lingkungan
kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik yang meliputi komunikasi kerja atasan
dengan bawahan, keramahan sikap antara para karyawan, sikap saling
menghargai diwaktu berbeda pendapat, dan lain sebagainya juga adalah salah
satu cara untuk terus meningkatkan kenyamanan dan semangat kerja karyawan
sehingga kinerja karyawan pun akan meningkat.
Dalam suatu perusahaan, karyawan juga harus mendapatkan perlakuan
yang sama dalam pekerjaannya, dengan kata lain tidak ada diskriminasi dalam
semua aspek yang berhubungan dengan pekerjaan atau yang biasa disebut
dengan Equal Employment Opportunity (EEO). Bangun (2012) mengemukakan Equal Employment Epportunity (EEO) adalah suatu tindakan yang dilakukan pemberi kerja atas pemberian kesempatan dan perlakuan sama
dalam semua aspek pekerjaan kepada setiap insan di dunia. Equal Employment Opportunity merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap orang yang bekerja di suatu organisasi. Oleh karena itu, program kesempatan dan
perlakuan sama atas pekerjaan sangat penting dilakukan dalam suatu
organisasi untuk menghilangkan diskriminasi dalam pekerjaan atas dasar ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, kepercayaan, politik, status sosial dan
lain-lain.
Prinsip-prinsip non-diskriminasi dan kesetaraan telah menjadi amanat
Konstitusi Indonesia yaitu dalam UUD 1945, dan secara khusus prinsip
(24)
7
Tahun 2003 Pasal 5 dan 6 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 5 menyatakan
bahwa “setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan”, kemudian pasal 6 menyatakan
bahwa: “setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha”.
Equal Employment Opportunity yang baik pada suatu perusahaan akan mempengaruhi kenyamanan serta semangat kerja karyawan sehingga
berdampak terhadap kinerja karyawan. Seperti yang dikemukakan oleh Aisyah
dan Azzuhri (2014), bahwa kinerja karyawan akan meningkat seiring semakin
baiknya penerapan Equal Employment Opportunity dalam semua aspek yang berkaitan dengan pekerjaan dalam suatu perusahaan, dimana semua karyawan
mendapatkan kesempatan yang sama tanpa adanya diskriminasi. Penghapusan
diskriminasi pada semua elemen dalam perusahaan akan membuat karyawan
nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya dan memiliki loyalitas kepada
perusahaan tersebut karena semua karyawan mendapat kesempatan yang sama
untuk terus mengembangkan potensi dirinya dan memberikan inovasi-inovasi
yang baik untuk perusahaan sehingga akan membuat kinerjanya meningkat.
Dari latar belakang di atas maka penulis akan mengadakan penelitian
dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA
DAN EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY TERHADAP KINERJA KARYAWAN(Studi Kasus pada PT. BPR Arthapuspa Mega)”.
(25)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan? 2. Apakah kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan?
4. Apakah Equal Employment Opportunity berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity secara simultan terhadap kinerja karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan secara parsial terhadap
kinerja karyawan.
3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap
kinerja karyawan.
4. Untuk menganalisis pengaruh Equal Employment Opportunity secara parsial terhadap kinerja karyawan.
(26)
9 D. Batasan Masalah
Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Penulis dalam hal ini membatasi masalah kinerja
karyawan yang berhubungan dengan kepemimpinan, lingkungan kerja dan
Equal Employment Opportunity yang ada di perusahaan. Sehingga masalah yang diteliti hanya sekitar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja dan
Equal Employment Opportunity terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan, dalam hal ini adalah PT. BPR Arthapuspa Mega.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan lanjutan dari proses belajar mengajar dalam
rangka mencoba menerapkan ilmu yang pernah penulis terima dengan
keadaan yang ada dilapangan, sehingga penulis harapkan dengan
penelitian ini dapat menjadi pengalaman praktis dan mengetahui sejauh
mana kemampuan teoritis tersebut dapat diterapkan dalam praktik
sehari-hari.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu manajemen
sumber daya manusia dalam kaitannya pengaruh kepemimpinan,
lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap kinerja karyawan.
(27)
3. Bagi Perusahaan (PT. BPR Arthapuspa Mega)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. BPR
Arthapuspa Mega khususnya bagi para pimpinan PT. BPR Arthapuspa
Mega dalam mengambil kebijakan-kebijakan di waktu mendatang.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar untuk melakukan
(28)
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2007), manajemen sumber daya manusia
(MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien untuk membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Peranan MSDM diakui sangat
menentukan bagi terwujudnya tujuan perusahaan, sehingga perusahaan
harus memiliki MSDM yang baik jika ingin mencapai
tujuan-tujuannya.
Sedangkan menurut Mondy (2008), manajemen sumber daya
manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Konsekuensinya, para manajer di setiap
tingkat harus melibatkan diri mereka dengan MSDM. Pada dasarnya,
semua manajer membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui
upaya-upaya orang lain, sehingga memerlukan MSDM yang efektif.
Para individu yang berurusan dengan masalah-masalah sumber daya
manusia menghadapi sejumlah besar tantangan, mulai dari tenaga kerja
yang berubah secara terus menerus hingga peraturan-peraturan
(29)
pentingnya isu-isu manajemen sumber daya manusia, masalah-masalah
tersebut harus mendapat perhatian besar dari manajemen tingkat atas.
Mangkunegara (2001) mengatakan bahwa manajemen sumber
daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas
jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia
dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaaan dan
pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai),
pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara
maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan
pengembangan individu pegawai.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni untuk
mengatur sumber daya manusia secara efektif dan efisien didalam
suatu organisasi sehingga tercapai tujuan bersama yang diinginkan.
Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk
meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap
organisasi. Hal ini dapat dipahami bahwa semua kegiatan organisasi
dalam mencapai tujuannya bergantung kepada manusia-manusia yang
mengelola organisasi itu. Oleh karena itu karyawan tersebut harus
dikelola dengan baik sehingga dapat membantu organisasi dalam
(30)
13 b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2007), fungsi manajemen sumber daya
manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.
1) Perencanaan
Perencanaan (Human Resources Planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
karyawan. Program kepegawaian yang baik akan membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian
kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan
koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
(31)
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta
efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan
dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan
baik.
4) Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan
atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan
rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan.
5) Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik
(32)
15
6) Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan
melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
7) Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil
diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsistensi.
8) Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi
kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal
yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
(33)
9) Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas
karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan
yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10)Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan
kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial.
11)Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini
disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
(34)
17
Kemudian menurut Mondy (2008), ada 5 area fungsional yang
terasosiasi dengan keefektifan sumber daya manusia yakni:
1) Susunan Kepegawaian
Susunan kepegawaian adalah proses di dalam sebuah organisasi
yang memastikan organisasi tersebut memiliki ketepatan jumlah
karyawan dengan keahlian yang tepat, untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen
sumber daya manusia yang utama mencakup tidak hanya pelatihan
dan pengembangan tetapi perencanaan karir dan kegiatan
pengembangan organisasi, manajemen kinerja dan penilaian.
3) Kompensasi
Kompensasi mengacu pada total dari semua penghargaan yang
diberikan kepada karyawan atas jasa pelayanannya. Penghargaan
yang diberikan berupa salah satu atau kombinasi dari:
a) Kompensasi keuangan langsung
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan
(35)
b) Kompensasi keuangan tidak langsung
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan
dalam bentuk tunjangan rekreasi, sakit, tunjangan hari libur,
jaminan kesehatan dan lain sebagainya.
4) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan mencakup kegiatan yang melindungi karyawan dari
kecelakaan kerja. Kesehatan mencakup kegiatan yang melindungi
karyawan dari penyakit fisik dan emosional. Aspek ini penting
karena karyawan yang bekerja di dalam lingkungan yang aman dan
menikmati hidup yang sehat dapat menjadi lebih produktif dan
memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
5) Hubungan Kekaryawanan dan Perburuhan
Hubungan antara karyawan dan pekerja-pekerja lain ini dahulu
dianggap sebagai jalan hidup banyak karyawan. Kebanyakan
perusahaan akan lebih menginginkan sebuah lingkungan yang
mempunyai hubungan kuat.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja
(performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2001), bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau
actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
(36)
19
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut,
Mangkunegara menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan
kinerja kelompok.
Menurut Wibowo (2007), Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja
mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil
kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya.
Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja merupakan
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator
suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Suatu
pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya
indikator pekerjaan seorang manajer adalah merencanakan pekerjaan,
mengorganisasi pekerjaan, memimpin pelaksanaan pekerjaan dan
(37)
kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor-faktor
yang terdiri dari faktor lingkungan organisasi, faktor lingkungan
eksternal dan faktor internal pegawai atau karyawan.
Dari beberapa pengertian mengenai kinerja diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang telah dicapai
karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh
perusahaan dimana ia bekerja.
Kinerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu
instansi perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena kinerja
karyawan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan secara umum.
Apabila kinerja para karyawannya tinggi, kinerja perusahaan secara
umum pun akan meningkat begitu juga sebaliknya jika kinerja para
karyawannya rendah, kinerja perusahaan secara umum pun akan
menurun. Untuk itu setiap perusahaan harus mengoptimalkan kinerja
para karyawan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Karena tanpa adanya karyawan yang kompetitif, mustahil suatu
perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
b. Dimensi Kinerja
Menurut Wibowo (2007), terdapat tujuh dimensi kinerja, dua di
antaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif.
Kinerja ditentukan oleh tujuan organisasi yang hendak dicapai dan
(38)
21
untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Namun, kinerja
memerlukan adanya dukungan sarana, kompetensi, peluang, standar
dan umpan balik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuh
dimensi kinerja tersebut (Wibowo, 2007):
1) Tujuan (Goal)
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari
oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah persyaratan,
juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu
keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai oleh organisasi di masa
yang akan datang. Dengan demikian tujuan menunjukkan arah
kemana kinerja harus dilakukan.
2) Standar (Standart)
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan
dapat dicapai. Tanpa standar, tidak akan dapat diketahui kapan
suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan
sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila
mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama
antara atasan dan bawahan.
3) Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk
(39)
Umpan balik dilakukan sebagai evaluasi terhadap kinerja dan
sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4) Alat atau Sarana (Mean)
Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat dan
sarana akan berguna sebagai pendukung kelancaran pencapaian
tujuan. Tanpa alat dan sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat
dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana
seharusnya.
5) Kompetensi (Competence)
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan
baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang
sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
6) Motif (Motive)
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada
karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan,
menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,
(40)
23
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan
sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang
mengakibatkan disintensif.
7) Peluang (Opportunity)
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan
prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu
ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.
Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih
banyak, dan mengambil waktu yang tersedia. Jika pekerja dihindari
karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas atau kepuasan
konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan
memenuhi syarat untuk berprestasi.
Menurut Wirawan (2009), dimensi kinerja dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan
sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
1) Hasil kerja
Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa
yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.
2) Perilaku kerja
Ketika berada di tempat kerjanya, seorang karyawan mempunyai
(41)
3) Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
Yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kemudian Bernadin (2001) dalam Sudarmanto (2009),
mengatakan bahwa ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur
kinerja yaitu:
1) Quality (Kualitas), terkait dengan prestasi kerja dan proses atau hasil mendekati sempurna/ideal dalam memenuhi maksud atau
tujuan.
2) Quantity (Kuantitas), satuan jumlah atau kuantitas pekerjaan yang dihasilkan, terkait dengan beban kerja.
3) Timeliness (Waktu) terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas dan ketepatan waktu atau kedisiplinan
dalam bertugas.
4) Cost-Effectiveness (Kefektifan Biaya) terkait dengan penggunaan sumber-sumber organisasi (orang, uang, material, teknologi sistem
informasi) dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau
pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber
organisasi.
5) Need for supervision (Kemampuan tanpa pengawasan) terkait dengan kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau
fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi
(42)
25
6) Interpersonal impact (Perilaku individu) terkait dengan kompetensi dan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri,
keinginan baik, motivasi dan kerjasama antara rekan kerja dan
anak buah.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2001), faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
1) Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job).
2) Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
(43)
diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang
siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan
situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara
fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai
serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2007),
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sebagai berikut:
1) Personal factor, ditunjukan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
2) Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.
3) Team factor, ditunjukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja.
4) System factor, ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.
5) Contextual/situational factor, ditunjukan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
3. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2007) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa
(44)
27
efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan Robbins (2003) mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sumber dari pengaruh ini bisa
formal, seperti misalnya yang disajikan oleh pemilikan peringkat
manajerial dalam suatu organisasi. Karena posisi manajemen muncul
bersama suatu tingkat wewenang yang dirancang secara formal,
seseorang dapat menjalankan suatu peran kepemimpinan semata-mata
karena kedudukannya dalam organisasi tersebut.
Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan
manajemen yang baik untuk efektivitas yang optimum. Dalam dunia
yang dinamis dewasa ini, organisasi membutuhkan pemimpin untuk
menciptakan visi tentang masa depan, dan menginspirasi para anggota
organisasi agar mau mencapai visi itu. Suatu organisasi juga
membutuhkan para manajer untuk merumuskan rencana rinci,
menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi operasi
organisasi setiap harinya.
Kemudian menurut Armstrong (1990), kepemimpinan adalah
mengerjakan segala sesuatu melalui orang lain – jika ada sasaran untuk dicapai, jika suatu tugas harus dilaksanakan dan jika lebih dari satu
orang diperlukan untuk melakukannya. Armstrong juga mengatakan
bahwa semua manajer adalah pemimpin, dalam arti bahwa mereka
(45)
dengan dukungan kelompoknya, yang harus tergerak atau dibujuk
untuk mengikuti mereka. Karena itu, kepemimpinan adalah sesuatu
mengenai mendorong dan membangkitkan individu dan kelompok
untuk berusaha sebaik-baiknya demi mencapai hasil yang diinginkan.
Kepemimpinan memainkan peranan penting dalam manajemen sumber
daya manusia. Pencapaian keunggulan dalam usaha dan manajemen
sangat tergantung kepada kemampuan pimpinan untuk menyampaikan
pandanganngannya (visi), antusiasme, dan rasa memiliki tujuan kepada
kelompoknya.
Hersey dan Blanchard (1982), mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau
sekelompok orang dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu. Hersey & Blanchard juga menyatakan bahwa studi-studi
empirik cenderung menunjukkan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan
normatif atau terbaik. Pemimpin yang efektif mengadaptasi perilaku
mereka untuk memenuhi kebutuhan pengikut mereka dan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok
dalam organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk
mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Kepemimpinan disini dapat
dipandang sebagai suatu sarana untuk mempengaruhi sekelompok
(46)
29
dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan
sifat-sifat kepribadian yang baik, agar menjadi teladan bagi yang dipimpin.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam
organisasi tersebut. Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan
kepribadian yang menyatu dalam ucapan, sikap dan prilakunya
sehingga apapun tugas yang dibebankan kepada bawahannya akan
diselesaikan dengan rela dan penuh semangat. Setiap pimpinan yang
memberikan motivasi secara tepat dan terarah akan berpengaruh
terhadap perubahan tingkah laku bawahannya. Mereka akan bersedia
menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung jawab
serta tidak merasa terpaksa.
b. Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin perusahaan, seorang pemimpin tidak bisa
lepas dari gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan itu timbul
berdasarkan cara bertindak atau bertingkah laku dari pimpinan yang
bersangkutan. Seorang pemimpin dapat meningkatkan efektifitas
kepemimpinannya dengan menggunakan gaya yang berbeda
tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Berbagai
tipe dan gaya kepemimpinan banyak dijumpai dalam kehidupan
(47)
motivasi kepada bawahannya, berbagai cara dapat dilakukan oleh
seorang pemimpin yakni dengan melakukan tindakan-tindakan yang
selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Cara atau teknik
seseorang dalam menjalankan kepemimpinan disebut gaya
kepemimpinan.
Menurut Hasibuan (2007), terdapat 3 gaya kepemimpinan
yaitu:
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang,
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau
pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan
keputusan dari kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pimpinan, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran,
ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
2) Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang
serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan.
Pimpinan memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
(48)
31
3) Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif adalah dimana seorang pemimpin
mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan cukup
lengkap, dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan
dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil
keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan.
Sedangkan macam-macam gaya kepemimpinan menurut
Robbins (2011) terdiri dari:
1) Gaya Otokratis
Gaya otokratis menggambarkan pemimpin yang biasanya
cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja,
membuat keputusan unilateral, dan membatasi partisipasi
karyawan.
2) Gaya Demokratis
Gaya demokratis menggambarkan pemimpin yang cenderung
melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan,
mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam
memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan
(49)
3) Gaya Laissez Faire
Dalam gaya laisezz faire, pemimpin umumnya memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat keputusan dan menyelesaikan
pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai.
c. Model-Model Kepemimpinan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan
suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang
mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat
universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi
adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus
dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu. Dari berbagai teori yang
berkembang, berikut ini adalah beberapa model kepemimpinan
situasional:
1) Model Kepemimpinan Hersey-Blanchard
Model kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard ini
dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard. Model
kepemimpinan situasional Harsey-Blanchard didasarkan atas
perilaku tugas dan perilaku hubungan yang diberikan oleh
pimpinan kepada para bawahannya. Perilaku tugas adalah suatu
perilaku seorang pemimpin untuk menetapkan tujuan yang perlu
dicapai, mengorganisasi situasi kerja yang kondusif, menetapkan
batas waktu yang wajar dan memberikan arahan spesifik bagi
(50)
33
dengan baik. Perilaku hubungan adalah perilaku seorang pemimpin
yang ingin memelihara hubungan-hubungan pribadi diantara
dirinya dengan para karyawan atau bawahannya dengan berbagai
jalan seperti memberi dukungan dan dorongan kepada karyawan
agar semangat dalam bekerja, memberikan kesempatan untuk
berpendapat, membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi
karyawan, serta memberikan penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi dalam bekerja (Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard,
1982).
2) Model Kepemimpinan Kontingensi Fiedler
Model kepemimpinan kontingensi Fiedler dikemukakan
oleh Fred E. Fiedler. Model ini menjelaskan bahwa pemimpin akan
berhasil menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya
kepemimpinan yang berbeda dalam menghadapi situasi yang
berbeda. Tidak ada pemimpin yang berhasil dengan hanya
menerapkan satu macam gaya untuk segala situasi. Terdapat tiga
sifat situasi yang berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan,
yaitu:
a) Hubungan antara pemimpin dan anggota, merupakan variabel
yang sangat kritis dalam menentukan situasi yang
menguntungkan.
b) Derajat susunan tugas, merupakan masukan kedua yang sangat
(51)
c) Kedudukan kekuasaan pemimpin yang diperoleh melaui
wewenang formal, adalah dimensi sangat kritis yang ketiga dari
situasi.
3) Model Kepemimpinan Jalur Tujuan (Path-Goal)
Model kepemimpinan jalur tujuan ini dikemukakan oleh
Evans dan House. Pendekatan model kepemimpinan jalur tujuan
berdasarkan pada model pengharapan yang menyatakan bahwa
motivasi individu berdasarkan pada pengharapannya atas imbalan
yang menarik. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemimpin
sebagai sumber imbalan dan mencoba memprediksi bagaimana
perbedaan tipe imbalan dan perbedaan gaya kepemimpinan
mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan bawahan. Model
ini dianggap sebagai “path-goal” karena terfokus pada bagaimana
pemimpin mempengaruhi persepsi dari pengikutnya tentang tujuan
pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan
4. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak
melaksanakan proses produksi secara langsung dalam suatu
perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
(52)
35
Lingkungan kerja yang kondusif dan memuaskan bagi karyawannya
akan membuat karyawan tersebut nyaman dan semangat dalam bekerja
sehingga kinerjanya pun meningkat. Sebaliknya lingkungan kerja yang
tidak memadai akan membuat karyawan tidak nyaman dan tidak
semangat dalam bekerja sehingga akan menurunkan kinerjanya.
Menurut Sedarmayanti (2011), lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja, serta pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Kondisi lingkungan
kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
pekerjaannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman.
Nitisemito dalam Hasibuan (2007), mengungkapkan bahwa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan. Kemudian Nitisemito juga menambahkan bahwa
perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung
kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki
status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya
diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan
pengendalian diri.
Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
(53)
fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya. Baik
lingkungan fisik maupun non fisik, keduanya harus diperhatikan oleh
perusahaan karena akan mempengaruhi kenyamanan dan semangat
kerja para karyawannya sehingga berdampak pada kinerjanya.
b. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar,
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu :
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik
yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Adapun menurut Sedarmayanti, yang termasuk lingkungan fisik
dalam perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Penerangan/Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi
karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)
yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang
jelas, mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan tentu
saja pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit
(54)
37
b) Tata Warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan
dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak
dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat
dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap
perasaan. Sifat dan pengaruh warna terkadang menimbulkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena didalam sifat itu
sendiri dapat merangsang perasaan manusia.
c) Ventilasi/Pengaturan Udara
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang dan
efisien, apabila mereka bekerja di ruangan yang udaranya
panas, pengap sehingga sulit bernafas. Ruangan pekerjaan
dengan suhu udara yang dianggap baik adalah berkisar 13-24
derajat Celcius. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya
ventilasi cukup, yang dapat membantu pertukaran udara dengan
lancar, sehingga para pegawai di ruang kerjanya tetap
mendapat udara segar dan nyaman.
d) Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik,
karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan
ruangan kerja saja tetapi juga harus diperhatikan cara mengatur
tata letak, susunan, dan tata warna perlengkapan yang akan
(55)
e) Suara Bising
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama
dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan
yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
f) Keamanan
Perlu diingat bahwa didalam merencanakan tata ruang kerja
hendaknya selalu diperhatikan adanya keamanan dalam
bekerja, oleh karena itu faktor keamanan perlu betul-betul
dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti.
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik hubungan dengan
atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini tidak bisa
(56)
39 5. Equal Employment Opportunity (EEO)
Menurut Mathis dan Jackson (2001) Equal Employment Epportunity merupakan konsep yang luas yang menunjukkan bahwa setiap orang harus mendapat perlakuan yang sama pada semua tindakan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Setiap orang yang berada dibawah
undang-undang kesetaraan kesempatan bekerja dilindungi dari perlakuan
diskriminasi yang menentang hukum yang muncul pada saat orang-orang
yang memiliki karakteristik umum mendapat perlakuan diskriminasi
berdasar karakteristik itu.
Berbagai undang-undang telah dilalui untuk melindungi orang
dengan berbagai karakteristik tertentu, seperti ras, usia, jenis kelamin,
agama dan lain-lain. Mereka memiliki karakteristik yang sudah dirancang
dan diarahkan sebagai kelompok yang dilindungi. Kelompok yang
dilindungi terdiri dari kumpulan orang yang ada pada suatu kelompok
yang diidentifikasikan untuk perlindungan dibawah undang-undang
kesetaraan kesempatan bekerja. Banyak dari kelompok ini secara historis
telah mengalami diskriminasi yang bertentangan dengan hukum.
Pemerintah pada berbagai Negara telah menciptakan berbagai
undang-undang dan peraturan-peraturan untuk mewujudkan program
kesempatan sama atas pekerjaan. Di Indonesia, prinsip-prinsip
non-diskriminasi dan kesetaraan telah menjadi amanat Konstitusi yaitu dalam
UUD 1945, dan secara khusus prinsip non-diskriminasi di tempat kerja
(57)
tentang Ketenagakerjaan. Pasal 5 menyatakan bahwa “setiap tenaga kerja
memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh
pekerjaan”, kemudian pasal 6 menyatakan bahwa: “setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha”.
Bangun (2012) mengemukakan pendapat yang memiliki maksud
atau inti yang sama dari pendapat Mathis dan Jackson mengenai Equal Employment Epportunity diatas, yaitu suatu tindakan yang dilakukan pemberi kerja atas pemberian kesempatan dan perlakuan sama dalam
semua aspek yang berhubungan dengan pekerjaan kepada setiap insan di
dunia. Equal Employment Epportunity dilakukan untuk mengurangi atau menghapuskan diskriminasi dalam organisasi. Melalui Equal Employment Epportunity ini pula kesenjangan satu golongan dengan golongan lain akan terkikis secara perlahan, sehingga ketidakadilan yang dirasakan setiap
karyawan akan hilang dengan sendirinya. Equal Employment Epportunity
akan berakibat pada peningkatan produktivitas, kinerja, juga berdampak
pada pemerataan dan peningkatan pendapatan para karyawan.
Equal Employment Epportunity merupakan salah satu faktor penting untuk pencapaian tujuan perusahaan secara berkelanjutan.
Penghapusan diskriminasi pada semua elemen dalam organisasi akan
membantu peningkatan kinerja dan produktivitas para karyawan melalui
peningkatan keterampilan pada semua karyawan tersebut. Pelaksanaan
(58)
41
dasar manajemen sumber daya manusia, seperti rekrutmen, seleksi dan
penempatan, pelatihan, penilaian kinerja, dan pemberian kompensasi.
Kemudian menurut Bangun pula, setiap fungsi dalam manajemen
sumber daya manusia yang dilaksanakan berdasarkan Equal Employment Epportunity tersebut memiliki beberapa sifat dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Terbuka
Informasi tentang pekerjaan harus disampaikan secara jelas kepada
setiap pencari kerja sesuai dengan jenis dan persyaratan pekerjaan,
waktu dan tempat pendaftaran, serta upah. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya perselisihan jika calon karyawan itu diterima
sebagai karyawan. Dalam melaksanakan kegiatan rekrutmen,
diinformasikan kepada setiap orang secara jelas dengan tidak
membedakan golongan dan diperlakukan sama.
b. Bebas
Para pencari kerja bebas memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Demikian pula, pemberi kerja bebas memilih pekerja
yang terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini
kedua belah pihak, baik pekerja maupun pemberi kerja, tidak dipaksa
untuk menentukan pilihannya. Seleksi dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip EEO yaitu secara bebas, berarti pemberi kerja
secara bebas menentukan metode seleksi dengan maksud memperoleh
(59)
memenuhi syarat mempunyai kesempatan sama untuk mengikuti
seleksi dan diterima sebagai pekerja.
c. Merata
Untuk meningkatkan kinerja, setiap pekerja harus mempunyai
kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan. Pelatihan
merupakan kesempatan yang diinginkan oleh setiap pekerja untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atas pekerjaannya
sebagai persyaratan untuk menduduki posisi lain, baik untuk
kepentingan promosi maupun perpindahan ke pekerjaan lain yang
setara (mutasi pekerjaan). Oleh karena itu, para penentu kebijakan
harus memberikan kesempatan kepada setiap pekerja dalam pelatihan.
d. Objektif
Pemberi kerja dan orang yang memiliki wewenang melakukan
penilaian kinerja agar melaksanakan tugasnya secara objektif.
Penilaian dilakukan sesuai dengan indikator-indikator penilaian yang
berlaku pada perusahaan itu. Hasil pekerjaan yang dicapai
dibandingkan dengan standar pekerjaan yang telah ditetapkan, atas
dasar itu dapat ditentukan tingkatan kinerja setiap pemangku
pekerjaan.
e. Adil
Setiap pekerja yang memiliki kontribusi besar atas pekerjaannya, tentu
harus diberikan penghargaan yang setimpal pula. Pemberian
(60)
43
sumbangkan atas pekerjaannya. Selain itu, setiap pekerja
membutuhkan perlakuan adil dalam segala aktivitas yang mereka
lakukan dalam organisasi. Perlakuan adil dapat juga dalam bentuk
pemberian kesempatan untuk promosi jabatan, pelatihan dan
pengembangan, serta kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi.
f. Peduli
Manusia sebagai pekerja adalah aset yang paling berharga dan
memiliki kontribusi besar dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan keselamatan dan kesehatan setiap
karyawan. Dengan demikian karyawan akan nyaman dan memiliki
loyalitas pada perusahaan karena merasa dilindungi oleh perusahaan
(61)
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO NAMA
PENELITI
JUDUL DAN TAHUN PENELITIAN
METODE
ANALISIS HASIL
1. Nazma
Amalia
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, serta Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset
Kabupaten Barito Timur (2014) Analisis Regresi Linier Berganda Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
2. Diana
Khairani Sofyan
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Kerja Pegawai BAPPEDA. (2013) Analisis Regresi Sederhana Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
3. Aggri Hapsari Nur Aisyah
dan Misbahuddin
Azzuhri
Pengaruh Persepsi Equal Employement Opportunity
terhadap Kinerja Karyawan Melalui Proses
Rekrutmen dan Proses Seleksi pada PT. Enciety
Binakarya Cemerlang. (2014)
Analisis Jalur Equal Employment Opportunity (EEO) memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Karyawan.
4. Imran et al. How to Boost Employee Performance:Investigating
the Influence of Transformational Leadership and Work
Environment in a Pakistani Perspective. (2012) Analisis Regresi Linier Berganda dan Korelasi Matriks Hasil menunjukkan bahwa Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan
dan positif terhadap Kinerja Karyawan.
(62)
45
NO NAMA
PENELITI
JUDUL DAN TAHUN PENELITIAN
METODE
ANALISIS HASIL
5. Aurelia Potu Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan
Negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado.
(2013) Analisis Regresi Linier Berganda Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
6. I Wayan Arta Artana
Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Di Maya Ubud Resort & Spa
(2012) Analisis Regresi Linier Berganda Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan secara simultan maupun parsial terhadap Kinerja Karyawan Maya Ubud
Resort & Spa. 7. Munparidi Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Musi Kota Palembang. (2012)
Analisis Regresi Linier
Berganda
Variabel Pelatihan dan Lingkungan Kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, sedangkan Variabel Kepemimpinan dan Motivasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
(63)
C. Kerangka Pemikiran
Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini, yaitu
mengenai pengaruh kepemimpian, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
PT. BPR ARTHAPUSPA MEGA
KEPEMIMPINAN EQUAL EMPLOYMENT
OPPORTUNITY
LINGKUNGAN KERJA
KINERJA KARYAWAN
UJI KUALITAS DATA
UJI ASUMSI KLASIK
UJI HIPOTESIS
UJI R2 UJI t UJI F
PEMBAHASAN
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
UJI VALIDITAS UJI RELIABILITAS
(64)
47 D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H01: Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha1: Kepemimpinan, lingkungan kerja dan Equal Employment Opportunity
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT.
BPR Arthapuspa Mega.
2. H02: Kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha2: Kepemimpinan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
3. H03: Lingkungan kerja tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha3: Lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
4. H04: Equal Employment Opportunity tidak mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan PT. BPR Arthapuspa Mega.
Ha4: Equal Employment Opportunity mempunyai pengaruh secara parsial
(1)
110
Lampiran 10
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan (X1)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.854 8
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
.789 7
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel
Equal Employment Opportunity
(X3)
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
.713 6
Output Spss Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)
Reliability StatisticsCronbach's
Alpha N of Items
(2)
Lampiran 11
Output SPSS Uji Asumsi Klasik
a.
Output Spss Uji Normalitas
(3)
112
b.
Output Spss Uji Multikolinieritas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) 1.909 3.803 .502 .618
Kepemimpinan .487 .088 .521 5.515 .000 .841 1.188
Lingkungan_Kerja .239 .111 .234 2.154 .036 .635 1.575
Equal_Employment
_Opportunity .346 .151 .238 2.288 .026 .693 1.444
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
c.
Output Spss Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.824 2.231 -.369 .714
Kepemimpinan .022 .052 .062 .415 .680
Lingkungan_Kerja .009 .065 .023 .134 .894
Equal_Employment_Opportunity .053 .089 .099 .599 .552
(4)
d.
Output Spss Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .780a .609 .587 1.962 1.718
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan, Lingkungan_Kerja
(5)
114
Lampiran 12
Output SPSS Uji Hipotesis
a.
Output Spss Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAaModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 311.870 3 103.957 27.014 .000b
Residual 200.112 52 3.848
Total 511.982 55
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
b. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan, Lingkungan_Kerja
b.
Output Spss Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.909 3.803 .502 .618
Kepemimpinan .487 .088 .521 5.515 .000 .841 1.188
Lingkungan_Kerja .239 .111 .234 2.154 .036 .635 1.575
Equal_Employment
_Opportunity .346 .151 .238 2.288 .026 .693 1.444
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Output Spss Koefisien Determinasi (R
2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .780a .609 .587 1.962 1.718
a. Predictors: (Constant), Equal_Employment_Opportunity, Kepemimpinan, Lingkungan_Kerja
(6)