Fisip Usu yang memakai kenderaan bermotor sebagian besar menggunakan motor matic, alasannya cukup masuk akal yaitu dengan memakai motor matic perjalanan
semakin mudah apalagi di jalan-jalan macet untuk menuju kampus. Sehingga dari pemakaian motor matic tersebut, maka mahasiswa dapat memilih Pelumas yang
terbaik untuk menjaga mesin motornya. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh
tentang Iklan Pelumas Enduro Matic yang Diproduksi oleh PT. Pertamina terhadap sikap mahasiswa Fisip Usu.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pengaruh antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 terhadap sikap mahasiswa FISIP USU”
1.3. Pembatasan Masalah
a. Objek penelitian ini adalah iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7. b. Produk yang diiklankan adalah produk pelumas khusus motor matic.
c. Responden yang diambil adalah Mahasiswa FISIP USU yang memakai sepeda motor bertransmisi otomatis motor matic.
d. Responden adalah mahasiswa stambuk 2007-2008. d. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui performance atau penampilan iklan Pelumas Enduro
Matic di Trans7. 2. Untuk mengetahui pola menonton mahasiswa FISIP USU terhadap iklan
Pelumas Enduro Matic di Trans7. 3. Untuk mengetahui pengaruh iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7
terhadap minat membeli.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya
Ilmu Komunikasi FISIP USU. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak
yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini. c. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
penulis mengenai pelumas Enduro Matic.
1.6. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah suatu uraian yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Dengan
adanya kerangka teoritis maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian.
4
4
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press, 1995, hal. 40.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori-teori antara lain: 1. Teori Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Televisi.
2. Periklanan 3. Teori AIDDA
4. Sikap
1.6.1. Teori Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Televisi.
Istilah Komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communicatio, yang bersumber dari kata communis yang artinya sama dan Communico,
communication, atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah yang paling sering sering disebut sebagai asal-usul kata Komunikasi yang merupakan
akar dari kata-kata Latin adalah Communis.
5
Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam kaitannya dengan hubungan antarindividu. Komunikasi
merupakan sarana vital untuk mengerti diri sendiri, orang lain, dan memahami apa yang dibutuhkannya maupun apa yang dibutuhkan orang lain serta untuk
mencapai pemahaman tentang dirinya dan sesama. Komunikasi Massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang
berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti
radio, televisi, dan film.
6
5
Onong Uchana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 30.
6
Havied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Raja Grafindo Praha Trendi, 2006, hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Komunikasi Massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak
dalam jumlah besar. Di samping itu ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa
bentuk yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus Bahasa Inggris ringkas memberikan defenisi massa sebagai suatu kumpulan
orang banyak yang tidak mengenai keberadaan individualitas. Defenisi ini hampir menyerupai pengertian massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi khususnya
bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media. Sedangkan Saverin dan Tankard menyatakan bahwa komunikasi massa
adalah sebagian ketrampilan skill, sebagian seni art, dan sebagian ilmu science. Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan tidak mungkin media
massa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan perilaku komunikan.
7
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia.
8
Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki
komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
7
Onong Uchana Effendi, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 21.
8
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung : Simbosa Rekatama Media, 2004, hal. 125.
Universitas Sumatera Utara
pesanya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen.
9
Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton
yang tidak terbatas.
10
Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain.
Peranan televisi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk
menyukai produk-produk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang
tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat televisi.
1.6.2. Periklanan
Institut Periklanan Inggris mendefenisikan periklanan sebagai pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah- murahnya.
11
Sedangkan periklanan menurut Masyarakat Periklanan Indonesia merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.
12
Adapun pengertian menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:
9
Onong Uchana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 21.
10
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, hal. 26.
11
Frank Jefkins, Periklanan. Penerjemah Haris Munandar, Jakarta : Erlangga, 1996, hal. 5
12
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1995, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
1. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan.
2. Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barangjasa yang dijual, dipasang di dalam media massa.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan adalah untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan dan memberikan
nilai tambah kepada produk. Salah satu keuntungan utama iklan dibandingkan dengan media promosi lainnya adalah kemampuannya untuk mengkomunikasikan
pesan-pesannya kepada sejumlah besar orang pada suatu waktu.
I.6.3. Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure Attention – Action Procedure AIDDA merupakan singkatan dari Attention Perhatian,
Interest Ketertarikan, Desire Minat, Decision Keputusan, Action Tindakan. Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian,
menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu.
Teori AIDDA itu sendiri pada dasarnya adalah proses komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen
13
sebagai berikut:
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 304.
Universitas Sumatera Utara
1. A Attention Perhatian 2. I Interest Rasa
Tertarik 3. D Desire Keinginan
4. D Decistion Keputusan 5. A Action Sikap
atau tindakan
Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa komunikasi dimulai dengan membangkitkan perhatian Attention, apabila perhatian komunikasi telah
terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat Interest, minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya keinginan
Desire komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah timbul keinginan harus diikuti oleh keputusan Decision yakni keputusan untuk
mengambil sikap atau tindakan Action.
14
1.6.4. Sikap
Sikap adalah suatu bangun psikologis, seperti semua ujud psikologi, sikap adalah hipotesis. Thurstone mendefenisikan sikap sebagai jumlah seluruh
kecenderungan dan perasaa, kecurigaan dan prasangka, pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal khusus.
Tetapi dia berkata secara sederhana sikap adalah menyukai atau menolak objek psikologis. Gordon Allport menunjukkan bahwa suatu sikap adalah suatu keadaan
kesiapan mental atau saraf. Demikian pula dengan Donald Campbel yang mendefenisikan sikap sebagai konsisten dalam menjawab objek-objek sosial.
14
Ibid., hal. 305.
Universitas Sumatera Utara
Mengukur sikap seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum afektif berkisar dari sangat positif hingga ke negatif terhadap
suatu objek sikap.
15
1.7. Kerangka Konsep
Teori-teori yang dijadikan landasan pada kerangka teori harus dapat menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Menurut
Nawawi kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.
16
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan
mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas atau Independent Variable X Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan
atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel
terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan Pelumas Enduro Matic.
2. Variabel Terikat atau Dependent Variable Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada
atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas dan bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap
15
J. Daniel Mueller, Mengukur Sikap Sosial, Jakarta ; Radar Jaya Offset, 1992, hal. 11.
16
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press, 1995, hal. 401.
Universitas Sumatera Utara
Mahasiswa FISIP USU terhadap produk Pelumas Enduro Matic setelah menyaksikannya.
3. Variabel antara atau Intervening Variable Z Merupakan nilai-nilai yang dimiliki seseorang yang membedakannya
dengan orang lain, yakni : jenis kelamin, yakni kelompok mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan Fisip Usu yang terpilih sebagai sampel.
1.8. Model Teoritis