Perilaku Kinerja Landasan teori

dengan barang dan jasa penjual lainnya, misalnya kemasan kualitas pelayanan yang diberikan, garansi pelayanan purna jual, lokasi, dan lain sebagainya. Dalam industri perbankan, diferensiasi produk ini dapat berupa adanya fasilitas on-line dalam operasional perbankan, adanya automatic teller machine ATM, pelayanan yang cepat dan ramah, dan lain sebagainya. Apabila suatu produk atau jasa terdiferensiasi maka produk tersebut menjadi lebih menarik bagi kelompok pembeli tertentu. Diferensiasi produk ini juga mempengaruhi permintaan konsumen bagi produk yang terdiferensiasi.

2.1.4 Perilaku

Conduct adalah perilaku perusahaan dalam menentukan harga, tingkat produksi, produk, iklan, dan perilaku terhadap pesaingnya kolusikartel menurut Greer, 1992 Syofriza, 2002. Fokus utama dari perilaku perusahaan adalah bagaimana perusahaan bereaksi terhadap kondisi struktur pasar dan interaksi pesaingnya. Perilaku harga merupakan hal yang paling penting. Perilaku conduct perusahaan bertujuan untuk: • Eksploitasi kekuatan pasar, dapat berupa harga dan non harga yang bertujuan untuk mengendalikan pasar. Sebagai contoh, di pasar monopoli, seorang monopolis menaikkan dan membatasi output untuk memaksimumkan profit. Sedangkan di pasar oligopoly sebagai contoh CARTEL, pelaku dapat membentuk agen tunggal sehingga para pembeli hanya mempunyai satu penjual, sehingga akan tercipta situasi monopoli yang artinya harga dan output dikendalikan oleh satu penjual. Eksploitasi dalam bentuk non harga misalnya dengan menurunkan kualitas produk, sehingga biaya akan turun dan dapat meningkatkan keuntungan yang didapat. • Ekspansi kekuatan pasar, dengan memiliki kekuatan pasar, perusahaan dapat memperluas kekuatan pasarnya dalam jangka panjang. Ekspansi kekuatan pasar dapat berupa harga maupun non harga, seperti pembedaan harga price discrimination dan peningkatan fasilitas. • Kombinasi antara eksploitasi dan ekspansi pasar Kontrol terhadap harga menggambarkan kekuasaan perusahaan atas market power . Dimana market power adalah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga pasar dan atau mengalahkan pesaing. Perilaku akan berdampak pada strategi perusahaan, keuntungan perusahaan, hambatan untuk memasuki pasar, posisi perusahaan dalam industri, dan mempengaruhi perilaku pesaingnya.

2.1.5 Kinerja

Performance atau kinerja merupakan implikasi atau hasil dari perilaku pasar. Kinerja menggambarkan seberapa baik pasar bekerja. Dimensi kinerja pasar menganalisa organisasi industri yang membahas efisiensi, keadilan, dan kemajuan. Efisiensi menjelaskan seberapa baik pasar dalam menggunakan sumber daya yang terbatas. Keadilan menjelaskan seberapa adil pasar mendistribusikan keuntungan dari aktivitas ekonomi kepada pelaku ekonomi. Kemajuan menggambarkan seberapa efektif pasar memberikan perubahan terhadap produk yang baru dan lebih baik serta kemajuan teknik produksi. Perbedaan kinerja dari setiap perusahaan akan menciptakan kompetisi terhadap perusahaan pesaing. Kinerja perusahaan dapat diukur dari efisiensi produksi dan efisiensi alokasi. Efisiensi produksi meliputi struktur biaya dan profit, sedangkan efisiensi alokasi terkait dengan kekuatan pasar market power. Efisiensi alokasi dan keadilan akan menciptakan perilaku di pasar mendekati perilaku pada pasar persaingan sempurna. Sedangkan efisiensi produktif yang diukur dengan skala ekonomi dan kemajuan teknik akan menjadikan pasar dengan sedikit perusahaan dengan produk yang beragam. Banyak studi yang menggunakan analisis SCP di industri yang menggunakan harga refleksi struktur biaya sebagai ukuran kinerja, seperti penelitian yang menggunakan Price Cost Margin sebagai ukuran kinerja, atau menggunakan rasio bunga atas pinjaman dan rasio bunga deposito untuk memproksi variabel harga pada industri perbankan. Namun menurut Molyneux dan Forbes, 1995 dalam M. Nasser Katib, 2004 karena industri perbankan merupakan industri multiproduk, maka penggunaan harga sebagai ukuran kinerja bisa menyesatkan. Studi yang lebih baru menggunakan variabel profitability atau tingkat keuntungan sebagai ukuran kinerja. Dalam industri perbankan, indikator utama kinerja sebuah banking firm adalah solvabilitas, yang diwakili oleh CAR, Rentabilitas yang diwakili oleh ROA, likuiditas yang diwakili oleh LDR, dan indikator lain seperti; Aset, DPK, Kredit, serta NPL.

2.1.6 Penelitian Terdahulu