2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
• Teori Structure-Conduct-Performance menyatakan bahwa ada hubungan langsung antara struktur pasar, perilaku perusahaan di dalam pasar, dan kinerja
perusahaan.
• Menurut teori Structure-Conduct-Performance, tingkat konsentrasi merupakan indikator dari struktur pasar. Apabila tingkat konsentrasi dalam industri tinggi,
maka tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri akan menjadi rendah, yang juga menunjukkan adanya kekuatan untuk mempengaruhi penentuan
harga di pasar market power. Dalam industri perbankan, untuk mengukur tingkat konsentrasi digunakan beberapa pengukuran pada pangsa aset, pangsa
kredit, dan pangsa dana pihak ketiga yang merupakan pangsa pasar relevan, salah satu pengukuran derajat konsentrasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis CR4 pada pangsa dana pihak ketiga dengan alasan karena pada pangsa DPK ini disinyalir terjadi persaingan atau perebutan
pasar antar bank dengan strategi yang digunakan oleh masing-masing bank namun ditemukan memiliki nilai CR4 yang paling tinggi diantara kedua
pangsa pasar yang lain.
• Menurut Differentiation Product Hypothesis, pangsa pasar adalah proksi dari kemampuan untuk melakukan diferensiasi harga. Jadi ketika pangsa pasar
meningkat, maka struktur pasar juga akan cenderung lebih terkonsentrasi. Perilaku diferensiasi produk, akan membuat bank dapat memiliki kemampuan
pasar market power dengan menentukan harga yang lebih tinggi, sehingga
profit yang didapat juga akan semakin tinggi.
• Efficient Structure Hypothesis menyatakan bahwa hubungan antara konsentrasi dan profitabilitas, dan antara pangsa pasar dan tingkat profit
tidaklah benar-benar terjadi, jadi hanyalah hubungan yang palsu. Menurut pemikiran ini, konsentrasi dan pangsa pasar sebenarnya adalah proksi dari
efisiensi, yang akan mempengaruhi profitabilitas secara positif. Dimana perusahaan yang lebih efisien akan dapat meningkatkan pangsa pasarnya
dengan melakukan penghematan biaya pengeluaran dengan tanpa menaikkan tingkat harga dan pada akhirnya perusahaan yang efisien akan memimpin
pasar dengan posisinya yang dominan dan pasarpun akan cenderung terkonsentrasi. Bank yang lebih efisien akan dapat memperoleh profit lebih
banyak.
• Kinerja perusahaan dapat diukur dari efisiensi produksi dan efisiensi alokasi. Efisiensi produksi meliputi struktur biaya dan profit, sedangkan efisiensi
alokasi terkait dengan kekuatan pasar market power. Banyak studi yang menggunakan analisis SCP di industri perbankan yang menggunakan harga
refleksi struktur biaya sebagai ukuran kinerja, namun menurut Molyneux dan Forbes, 1995 dalam M. Nasser Katib, 2004 karena industri perbankan
merupakan industri multiproduk, maka penggunaan harga sebagai ukuran kinerja bisa menyesatkan. Studi yang lebih baru menggunakan variabel
profitability atau tingkat keuntungan sebagai ukuran kinerja. Dalam industri
perbankan, indikator utama kinerja sebuah banking firm adalah solvabilitas,
yang diwakili oleh CAR, Rentabilitas yang diwakili oleh ROA, likuiditas yang
diwakili oleh LDR, dan indikator lain seperti; Aset, DPK, Kredit, serta NPL. Gambar 2.3
Kerangka Pikir Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Industri Perbankan
2.3 Hipotesis Penelitian