Patogenesis Luka Kaki Diabetes Pengkajian Luka Kaki Diabetes

Tanda awal yang terjadi oleh penyakit arteri perifer yaitu nyeri kaki baik pada saat istirahat maupun berjalan, hilangnya sensasi dan terasa kebal, kesemutan pada kaki, terdapat luka pada kaki yang lambat atau bahkan sulit sembuh dan perubahan kulit seperti kalus, kulit menebal, kering dan mengkilat. PAD juga merupakan faktor utama untuk risiko amputasi ekstremitas bawah. Perlu diingat bahwa ketika terjadi penurunan aliran darah arteri, microangiopathy disfungsi pembuluh darah kecil berpengaruh pada penyembuhan luka yang buruk. Luka kaki diabetes biasanya terjadi karena dua atau lebih faktor risiko secara bersamaan. Unsur intrinsik seperti neuropati, PAD dan kaki deformitas disertai dengan adanya trauma ekternal seperti penggunaan sepatu yang salah atau luka pada kaki, dari waktu kewaktu bisa berubah menjadi luka kaki diabetes.

3.3. Patogenesis Luka Kaki Diabetes

Pada penderita diabetes melitus apabila kadar glukosa darah tidak terkendali maka akan terjadi komplikasi kronik yaitu neuropati, yang menyebabkan edema pada saraf tubuh serta pengaruh peningkatan sorbitol dan fruktose, sehingga mengakibatkan akson menghilang, penurunan kecepatan induksi, parastesia, menurunnya reflek otot, atrofi otot, keringat berlebih, kulit kering dan hilang rasa. Apabila penderita diabetes tidak berhati-hati, jika terjadi trauma maka akan menyebabkan lesi dan menjadi luka kaki diabetes Waspadji, 2006 dalam Hidayah, 2012. Kombinasi antara pembengkakan saraf-saraf yang terjadi akan menyebabkan double crush syndrome dimana dapat menimbulkan kelainan fungsi saraf motorik, sensorik dan autonomik. Neuropati merupakan Universitas Sumatera Utara akibat langsung dari kelainan sistem persarafan motorik, sensorik dan autonomik. Pada neuropati sensorik akan mengganggu mekanisme perlindungan dan menyebabkan pasien tidak merasakan adanya trauma minor yang berulang dikakinya dan tidak mengetahui adanya luka. Pasien juga mengalami gangguan pada propiception yang membuat ketidakseimbangan dalam pembebanan berat bedan abnormal weight bearing sehingga mudah terbentuk kalus ataupun ulkus. Neuropati motorik paling sering mempengaruhi otot kaki menjadi abnormal akibat dari tekanan saraf plantaris medialis dan lateralis, terjadi perubahan struktur pada bentuk kaki seperti hammer toe, claw toe, dan charcot joit. Sedangkan neuropati autonomik mengakibatkan anhidrosis, mengganggu aliran darah superficial ke kaki dan membuat kondisi kulit menjadi kering dan pecah-pecah Hariani, et al.. Kondisi diabetes melitus dengan hiperglikemi yang tidak terkontrol akan menyebabkan buruknya sirkulasi darah ke ekstremitas disebut peripheral arterial disease penyakit arteri perifer. PAD disebabkan oleh penumpukan lemak di arteri yang mengakibatkan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri arteriosklerosis.

3.4. Pengkajian Luka Kaki Diabetes

Pasien luka kaki diabetes perlu dikaji secara holistik, meliputi riwayat pasien termasuk obat-obatan, penyakit penyerta, dan status diabetes. Pengkajian luka kaki diabetes juga mempertimbangkan riwayat luka, luka kaki diabetes sebelumnya, atau amputasi dan gejala yang menunjukkan terjadinya neuropati atau PAD. Hal-hal yang berkaitan dengan pengkajian luka: Universitas Sumatera Utara 1. Pengukuran luka Luka diukur panjang x lebar x kedalaman dan ada tidaknya undermininggoa, yang diukur sesuai dengan arah jarum jam. 2. Kulit sekitar luka Kaji apakah terdapat tanda-tanda seperti gatal, maserasi, edema, dan hiperpigmentasi. 3. Tepi luka Pengkajian akan didapat data bahwa proses epitelisasi adekuat atau tidak, jaringan epitel berwarna merah muda, dan kegagalan epitelisasi terjadi jika luka mengalami edema, nekrosis, kalus atau infeksi. 4. Cairan luka 5. Bau tidak sedap Diketahui untuk mendukung penegakan diagnosa terjadi infeksi atau tidak. Bau disebabkan oleh adanya kumpulan bakteri yang menghasilkan protein, apocrine sweat glands atau beberapa cairan luka lainnya. 6. Status Infeksi Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka, memperlama waktu perawatan dan meningkatkan biaya perawatan. Luka yang terinfeksi ditandai dengan adanya erithema, edema, cairan purulent, bau, peningkatan temperatur dan peningkatan sel darah putih. Infeksi bisa meluas dengan cepat ke tulang yang disebut osteomielitis jika tidak segera diatasi. Infeksi dapat diketahui melalui kultur infeksi setelah luka dicuci dan luka mengeluarkan cairan luka. Pengambilan sampel kultur dengan Universitas Sumatera Utara mengusap zig zag sebanyak 10 kali usapan yang mewakili seluruh area luka 7. Mengkaji hilangnya sensasi nyeri. 8. Tipe jaringan epitelisasi – granulasi – slough 9. Stadium luka kaki diabetes Morison 2013 mengklasifikasi luka kaki diabetes berdasarkan beberapa parameter seperti ukuran, kedalaman dan lokasi dapat membantu dalam perencanaan dan memantau terapi dari berbagai pendekatan untuk membantu memprediksi hasil. Sistem klasifikasi yang sering digunakan adalah sistem klasifikasi Wagner yang didasari pada derajat luka dan terdiri dari 6 grade 0-5: Tabel 2.1 Klasifikasi derajat luka menurut Wagner Grade Keterangan 1 2 3 4 5 no open lesion Tidak ada luka terbuka, namun sudah terjadi deformitas, kallus, atau pre ulcerative. superficial ulcer Ulkus diabetes superfisial luka ke epidermis. deep ulcer Ulkus meluas sampai dermis, ligamen, tendon, kapsula sendi, atau fasia dalam tanpa abses atau osteomielitis. abcess osteomyelitis Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis atau sepsis sendi. gangrene forefoot Gangren yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit. gangrene whole foot Gagren yang meluas hingga seluruh kaki. University of Texas mengklasifikasikan ulkus berdasarkan kedalamannya dan membagi lagi berdasarkan adanya infeksi atau iskemik: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Klasifikasi derajat luka menurut University of Texas Grade Keterangan 1 2 3 Pre atau post ulserasi Luka superfisial yang mencapai epidermis atau dermis keduanya, tapi belum menembus tendon, kapsul sendi atau tulang Luka menembus tendon atau tulang, tapi belum mencapai tulang atau sendi Luka menembus tulang atau sendi 10. Wound base dasar luka Netherlands Wound Care Consultant Society mengklasifikasikan luka diabetes berdasarkan warna dasar luka. Pengklasifikasian luka RYB red, yellow, black ini bertujuan untuk memudahkan penentuan stadium luka dalam manajemen luka, membantu memilih tindakan dan penggunaan topikal terapi yang tepat. a Red R – Merah: Warna dasar luka pink, merah, dan merah tua disebut sebagai jaringan sehat, granulasi atau epitelisasi, dan vaskularisasi. Tujuan perawatan luka dengan warna dasar luka merah adalah dengan mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab dan mencegah terjadinya trauma. b Yellow Y – Kuning: Warna dasar luka kuning muda, kuning kehijauan, kuning tua, kuning kecoklatan disebut sebagai jaringan mati yang lunak, kondisi luka terkontaminasi atau terinfeksi. c Black B – Hitam: Warna dasar luka hitam disebut sebagai jaringan nekrosis dan avaskularisasi. Universitas Sumatera Utara

3.5. Manajemen Luka Kaki Diabetes