Uji Asumsi Klasik i Uji Multikolinearitas

69

2. Uji Asumsi Klasik i Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance inflation Factor VIF tiap variabel independen. Apabila nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan telah terjadi multikolinearitas, sedangkan bila nilai VIF 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas dalam model tersebut. Pengujian multikolinearitas pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 15 dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4. 15 Hasil Multikolinearitas Colinearity Statistic Tolerance VIF Kesimpulan DA .982 1.018 Tidak ada mulikolinearitas Quick Ratio .868 1.152 Tidak ada mulikolinearitas SGRO .871 1.148 Tidak ada mulikolinearitas Tabel 4. 15 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel Discretionary accruals DA adalah 1.018 yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas pada variabel ini. Nilai VIF untuk variabel Quick Ratio adalah 1.152 yang juga lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan pada variabel Quick Ratio tidak terjadi multikolinearitas pada variabel Quick Ratio ini. Untuk variabel Sales growth SGRO Nilai VIF adalah 1.148 sehingga dapat disimpulkan pada variabel Sales growth SGRO pun tidak terjadi multikolinearitas. 70

b Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson DW. Jika nilai DW mendekati atau berada di sekitar angka 2 maka model regresi tersebut bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 16 dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.16 Hasil Durbin Watson Durbin - Watson Kesimpulan 2.028 Tidak ada autokorelasi Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin watson 2,028. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah dI dan batas atas du untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,028, dan batas bawah dI dan batas atas du dari tabel terlihat. Dengan jumlah variabel bebas k = 3, dengan jumlah sampel n = 30, maka dI = 1,21, dan du = 1,65. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2,028 terletak di daerah No autocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

c Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dilihat pola gambar Scatterplot. Model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas 71 jika pola Scatterplot yang berupa titik-titik menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol. Tabel 4. 17 Hasil Scatterplot -2 -1 1 2 Regression Standardized Predicted Value -4 -2 2 4 R eg re ss io n S tu de nt iz ed R es id ua l Dependent Variable: ROA Scatterplot Pola titik-titik pada Scatterplot di atas menunjukkan pola yang menyebar di atas dan di bawah angka 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari gejala heteroskedastisitas. d Uji Signifikansi 1. Goodness of Fit Goodness of Fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik Goodness of Fit dapat diukur dari nilai koefisien determinasi R 2 . Nilai R 2 pada intinya mengukur seberapa 72 jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2001. Goodness of Fit pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 18 dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4. 18 Hasil Model Summary Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .323a .105 .001 2.15442 a Predictors: Constant, SGRO, DA, QUICKRATIO b Dependent Variable: ROA Tabel 4. 18 di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,001. artinya 0,1 Variabel dependen ∆ ROA dijelaskan oleh variabel independen, DA, Quick Ratio , SGRO, dan sisanya 99,9 100-0,1 dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

2. Uji F-test