23
b. Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata di mana aktivitas
dakwah dilakukan dengan melalui keteladanan dan tindakan amal nyata. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut
hasilnya bias dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah. Dakwah bil hal dilakukan oleh Rasullullah, terbukti bahwa ketika
pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan Nabi adalah membangun Masjid Quba, mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Kedua hal ini
adalah dakwah nyata yang dilakukan oleh Nabi yang bias dikatakan sebagai dakwah bil hal.
c. Dakwah bil hal saat ini bisa dilakukan dengan karya nyata sebagai solusi
kebutuhan masyarakat banyak, misalnya membangun sekolah-sekolah Islam, perguruan-perguruan tinggi Islam, membangun pesantren,
membangun rumah-rumah sakit, membangun poliklinik, dan kebutuhan- kebutuhan masyarakat lainnya.
d. Dakwah bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan
keahlian menulis surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bil qalam ini lebih luas daripada melaui
media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja
mad’u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bil qalam ini. Dalam dakwah bil qalam ini diperlukan kepandaian khusus dalam hal
menulis, yang kemudian disebarkan luaskan melalui media cetak printed publication. Bentuk tulisan dakwah bil qalam antara lain dapat berbentuk
24
artikel ke Islaman, Tanya jawab hukum Islam, rubrik dakwah, rubrik pendidikan agama, kolom keislaman, cerita religious, cerpen religious,
puisi keagamaan, publikasi khutbah, famlet keislaman, buku-buku, dan lain-lain.
29
D. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam mengatakan bahwa strategi dakwah diartikan sebagai
metode, siasat, taktik, atau maneuver yang dipergunakan dalam aktivitas kegiatan dakwah.
30
strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan manajemen. Karena orientasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama
mengarah pada sebuah keberhasilan planning yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi.
Menurut Abu Zahra yang dikutip oleh Acep Aripudin mengatakan bahwa strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan
dan operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.
31
29
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzan, 2008, Cet ke- I, h. 10-12
30
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Penerbit Al-Ikhlas Surabaya- Indonesia h 32
31
Acep Aripudin Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-1, h. 138.
25
Menurut pendapat Al-Bayuni strategi dakwah manhaj al- da’wah
adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan untuk kegiatan dakwah.
32
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan planning,
metode dan taktik untuk mencapai suatu tujuan dakwah. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana
operasionalnya yang harus dilakukan secara tekhnik atau taktik. Strategi dakwah tidak berbeda dengan strategi komunikasi. Jika
dalam dakwah menggunakan strategi komunikasi, maka dakwah yang dilakukan akan berhasil karena sebelum memulai berkomunikasi terlebih
dahulu harus paham siapa yang menjadi audiens, media apa yang digunakan sesuai dengan keadaan, pesan yang disampaikan dapat
dipahami oleh audiens. Strategi
yang digunakan
dalam usaha
dakwah harus
memprihatinkan beberapa azas dakwah diantaranya: a.
Asas filosofis: Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas
dakwah. b.
Asas kemampuan dan keahlian da’i Achievement and profesionalis: Asas ini menyangkut pembahasan mengenai kemampuan dan
profesionalisme da’i sebagai subjek dakwah.
32
Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah , h. 351