Bentuk-bentuk Pendekatan Strategi Dakwah

29 a. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan penerima dakwah audience. Usahakan agar mereka tidak jenuh dan waktu meraka banyak terisi dengan petunjuk, pengajaran yang bermanfaat dan nasehat yang baik. Nabi SAW tidak selalu monoton dalam memberikan nasihat, sehingga orang yang dinasihati tidak merasa bosan. Strategi dakwah yang dicontohkan Nabi SAW tersebut diikuti oleh para sahabat. Sabda Nabi SAW. Yang Artinya : “permudahlah dan jangan kamu persulit, berilah kabar gembira dan jangan berkata yang membuat mereka lari jauh”. HR Bukhari dan Muslim b. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan Terkadang seorang da’i menjumpai suatu kaum yang sudah mempunyai tradisi mapan. Tradisi tersebut tidak menentang syariat, tetapi jika dilakukan perombakan akan mendatangkan kebaikan. Jika seorang da’i menyadari bahwa apabila dilakukan perombakan akan terjadi fitnah, maka hal itu tidak perlu dilakukan. Nabi SAW tidak membiarkan ka’bah direnofasi dari fondasi buatan Nabi Ibrahim karena menghindari fitnah kaum yang baru menetes dari kehidupan jahiliyah. c. Menjinakkan hati Dilakukan dengan memberi maaf ketika dihina, berbuat baik ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari dan bersabar ketika dizhalimi. Cemoohan dibalas dengan kesabaran, tergesa-gesa dibalas dengan kehati- hatian. 30 Itulah cara penting yang dapat menarik penerima dakwah audience ke dalam Islam dan membuat iman mereka mantap. Dengan cara-cara tersebut Nabi SAW mampu menyatukan hati para sahabat disekitarnya. Mereka bukan saja sangat mencintai beliau tetapi juga ikut menjaga dan membela beliau dalam dakwahnya. d. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya, tetapi berbicara pada sasaran umum seperti yang sering dilakukan Nabi SAW. e. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seorang pada tujuannya. f. Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan, setiap pertanyaan sebaiknya dijawab secara rinci dan jelas sehingga orang bertanya merasa puas. 35

E. Remaja Masjid

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat mempunyai aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang khas dan cara berfikir remaja ini menginginkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang 35 Sa’id bin Ali bin Wahif Al-Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, h.84-92 31 dewasa yang kenyataannya merupakan cirri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Masa remaja adalah masa peralihan, seorang remaja bukan anak- anak lagi, tetapi ia belum bisa dikatakan sudah dewasa secara jasmani, boleh jadi malah dewasa tetapi emosi serta cara berfikirnya belum mantap dan mapan sebagaimana layaknya orang dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang, masa remaja mempunyai arti yang khusus, adayang menyatakan masa remaja adalah masa yang paling indah, sehingga tidaklah boleh dilewatkan begitu saja. Ada pula pendapat bahwa masa remaja adalah masa yang paling menentukan kelanjutan hidup seseorang, dimasa tuanya. Remaja juga dikatakan generasi penerus perjuangan bangsa, baik buruk masa depan bangsa tergantung pada baik buruk moral dan akhlak remajanya. 36 Pendapat lain juga dikatakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono, karena ia mendefinisikan remaja sebagai “masa peralihan dari anak-anak kedewasa, bukan hanya dalam artian psikologi tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam perubahan remaja. Sedangkan perubahan-perubahan psikologi muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu. 37 36 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 2000Cet.ke-5, h.9 37 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, h.51