Peranan Pembuktian Terhadap Putusan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Pelaku Pembunuhan Berencana ( Putusan Pengadilan Negeri No.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abidin, Zainal, 1998, Hukum Pidana 1, Sinar Grafika, Jakarta Adi, Rianto, 2004, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Chazawi, Adami, 2005, Kemahiran dan Ketrampilan Praktik Hukum Pidana, Bayumedia, Malang

Chazawi, Adami, 2013, Kejahatan Terhadap Nyawa dan Tubuh, Raja Grafindo, Jakarta

Effendi, Tolib, 2013, Sistem Peradilan Pidana, Pustaka Yustisia, Yogyakarta

Ekaputra, Mohammad, 2013, Dasar-Dasar Hukum Pidana Edisi 2, USUpress, Medan

Hamzah, Andi 1993, Pelaksaan Peradilan Pidana Berdasarkan Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Hamzah, Andi, 2010, Hukum Acara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta

Hiariej, Eddy O.S, 2014, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma Pusaka, Yogyakarta

KUFFAL, HMA, 2008, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum Edisi Revisi, UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang

Lamintang, P.A.F, 1986, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh dan Kesehatan serta Kejahatan yang Membahayakan bagi Nyawa, Tubuh dan Kesehatan, Binacipta, Bandung


(2)

Lamintang, P.A.F, 2011, Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh dan Kesehatan, Sinar Grafika, Jakarta

Marlina, 2011, Hukum Penitensir, PT Refika Aditama, Bandung

Marpaung, Leden, 1992, Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian ke-2, Sinar Grafika, Jakarta

Marpaung, Leden, 2002 , Tindak Pidana terhadap Nyawa dan Tubuh, Sinar Grafika, Jakarta

Marpaung, Leden, 2011, Proses Penanganan Perkara Pidana Sinar, Grafika, Bandung

Muhammad, Rusli, 2007, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung

Mulyadi, Lilik, 2007, Hukum Acara Pidana. Normatif, Teoritis, Praktik, Dan Permasalahannya, P.T.Alumni, Bandung

Nazil, Muhammad, 2010, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Prints, Darwin, 1998, Hukum Acara Pidana Dalam Praktik, Djambatan, Jakarta Prodjodikoro, Wirjono, 1986, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, PT.Eresco,

Bandung

Prodjodikoro, Wirjono, 2003, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Refika Aditama, Jakarta

Ranoemihardja, Atang, 1976, Hukum acara Pidana, Tarsito, Bandung

Samidjo, 2002, Ringkasan & tanya Jawab Hukum Pidana, CV. Armico, Bandung


(3)

Simorangkir, J.C.T, dkk, 1995, Kamus Hukum, Bumi Aksara Baru, Jakarta

Soekanto, Soerjono, 2011 Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sunggono, Bambang, 2007, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Surachmad, Winarno, 1982, Dasar dan Teknik Research (Pengantar Metodologi Ilmiah), Tarsito, Bandung

Suryabrata, Sumaidi, 2004, Metode Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta

Tongat, 2009, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan, UMM Press, Malang

B. Peraturan Perundang-undangan KUHP dan KUHAP

Ikapi, Anggota, 2012, Himpunan Peraturan Perundang-undangan KUHAP & KUHP, Fokusmedia, Jakarta

Soesilo, R, 1994, KUHP serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

C. Putusan

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat NO.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST D. Website

http://wwwqolbu27.blogspot.co.id/2010/06/tindak-pidana-terhadap-tubuh.html. Diakses pada hari Kamis, 7 April 2016 pukul 11.54


(4)

BAB III

ANALISIS PERANAN PEMBUKTIAN TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PIDANA DALAM PUTUSAN

NO.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST

A. Kasus Posisi 1. Kronologis

Terdakwa dalam perkara ini adalah :

Nama : AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO bin

SUMANTRI OWNIE Tempat Lahir : Padang

Umur/ Tanggal Lahir : 18 Tahun / 10 Oktober 1995 Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Pulogebang Permai Blok A1 No.8 RT.05 RW.10. Cakung,

Jakarta Timur

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Pendidikan : SMA


(5)

Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Umur/ Tanggal Lahir : 18 Tahun

Agama : Katolik

Pekerjaan : Mahasiswa

Terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd alias ASO Bin Sumantri Ownie secra bersama-sama dengan saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman (sebagai terdakwa dalam berkas perkara terpisah), pada hari senin atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, yang bernama Ade Sara Angelina Suroto, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Berawal pada sekitar bulan Februari, korban Ade Sara Angelina Suroto mengirimkan sms kepada terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd alias Aso Bin Sumantri Ownie, yang isinya kata-kata mesra, dimana sms tersebut diketahui dan kemudian dibaca oleh saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman. Sedangkan pada saat yang sama saksi Assyifa Ramadhani dengan terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd dalam hubungan berpacaran, sehingga membuat saudari saksi mempertanyakan kepada saudara Terdakwa, kenapa masih berhubungan dengan korban padahal sudah menjadi mantan pacar dan pada saat itu Terdakwa dan saudari Saksi masih terikat hubungan berpacaran. Mendengar pertanyaan itu saudara terdakwa menjelaskan bahwa antara korban Ade Sara dengan saudara Terdakwa sudah tidak memiliki hubungan apa-apa hanya sebatas teman saja.


(6)

Namun saksi Assyifa binti Iwan Sulaeman tidak percaya dan menunjukkan sms yang telah dikirim oleh korban Ade Sara Angelina Suroto kepada Terdakwa yang memperlihatkan seperti masih ada hubungan antara mereka berdua. Mendengar hal tersebut, Terdakwa pun menjadi gusar dan mengatakan kepada

saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman “ya udah daripada kita berantem

dan kamu gak percaya, nanti terdakwa bakal menculik Ade Sara bersama teman-temannya, kalau enggak Terdakwa nanti menyuruh orang untuk menculik

Korban”. Setelah mendengar hal tersebut saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman menggapinya dan mengatakan “ ya udah, aku ikut”.

Seminggu kemudian pada hari Senin tanggal 03 Maret 2014 sekitar jam 17.00 WIB sehabis pulang kuliah, saksi Assyfa Ramadhani binti Iwan Sulaeman bersama Terdakwa pulang kuliah dengan mengendarai mobil KIA VISTO warna Silver No. Pol : B-8328-JO yang dikendarai Terdakwa, dalam perjalanan pulang saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman mengatakan “samperin Ade Sara

yuk, dia kan hari senin lees kita culik dia”.

Terhadap hal itu Terdakwa menyetujui, dan meminta kepada Saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman untuk mencari alamat tempat les dari Korban Ade Sara. Kemudian Terdakwa langsung bergerak ke tempat les dari Korban di

“Goethe Institute” yang berada di daerah Menteng Jakarta Pusat.

Setelah itu saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman mengirim pesan lewan media sosial (path) dengan menggunakan IPAD milik Terdakwa kepada Korban Ade Sara Angelina Suroto untuk mengajaknya bertemu dengan alasan


(7)

ingin ikut les bahasa Jerman ditempatnya korban Ade Sara Angelina Suroto les dan saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman juga akan mengantarnya ke tempat les lalu korban Ade Sara Angelina Suroto pun menyetujuinya dan janjian untuk bertemu di Stasiun Gondang dia Jakarta Pusat.

Sesampainya mereka di Stasiun Gondangdia, saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman mengatakan kepada Terdakwa, “aku nunggu dia dimana nih,

kata dia 15 menit lagi sampe”. Terdakwa pun menjawab “ Kamu tunggu di depan

Indomart aja, nanti aku tunggu disini, nanti udah pas kalian ketemu aku nanti aku ngajak kalian masuk ke mobil, otomatis kan dia mau, terus nanti diperjalanan aku

setrum dia”.

Sekitar 30 (tiga puluh) menit menunggu, Terdakwa melihat korban Ade Sara Angelina Suroto sampai di Stasiun Gondangdia, lalu saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman turun dari mobil dan menghampiri korban Ade Sara Angelina Suroto, sedangkan terdakwa menunggu di mobil. Sekita 5 (lima) menit kemudian Terdakwa menghampiri Korban dan Saksi sambil membawa mobil, lalu menyuruh korban Ade Sara Angelina Suroto dan saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman masuk ke dalam mobilnya, saat itu korban Ade Sara Angelina Suroto mengatakan kepada saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan

Sulaeman “ oh lo sama Terdakwa juga ya, ya udah gue masuk ya”. Dan di dalam

mobil terjadi percakapan antara Terdakwa dengan Korban, dimana terdakwa

bertanya “ Lo mau kemana sama assyifa?” Korban pun menjawab “ Gue mau ke tempat les gue, katanya temennya ada yang mau daftar”.


(8)

Di dalam perjalanan ke dalam tempat les dari Korban, Terdakwa pura-pura marah kepada saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman, sehingga membuat korban Ade Sara Angelina Suroto ketakutan dan meminta untuk turun dari mobil, namun Terdakwa tidak mengijinkan dan kemudian menyuruh Korban untuk menemani Saksi di dalam mobil. Kemudian sesaat menjelang sampai di tempat lesnya, korban Ade Sara Angelina Suroto mengatakan kepada Terdakwa untuk turun duluan karena ada kelas, dan akan diadakan presentasi dalam kelas tersebut. Kemudian Terdakwa memberhentikan mobilnya, dan korban Ade Sara Angelina Suroto pun turun dari mobil, seketika itu saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman juga ikut keluar dengan muka pura-pura sedih dan menangis kemudian menghampiri Korban. Kemudian korban bertanya kepada Saksi “Sif, lo kenapa?”.

Kemudian saksi assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman menjawab “ gue lagi

berantem De sama Hafitd, karena hafitd marah gue kesini gak bilang-bilang dia

dulu”.

Lalu korban Ade Sara Angelina Suroto berusaha menenangkan saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman, dan mengajaknya ke dalam tempat les dari korban. Sedangkan Terdakwa tetap menunggu di luar tempat les tersebut. Tidak selang berapa lama Korban mengajak Saksi sambil menggenggam tangannya keluar tempat les untuk menjumpai Terdakwa dan mencoba berbicara kepada Terdakwa. Kemudian saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman bersama korban Ade Sara Angelina Suroto menuju mobil Terdakwa, dimana sebelumnya Terdakwa sedang merapikan jok mobil supaya saksi Assyifa


(9)

duduk berdua di belakang, selanjutnya Saksi dan Korban masuk ke dalam mobil dengan posisi, Terdakwa menyetir mobil, sedangkan Saksi duduk di bangku belakang kiri dan Korban duduk di belakang kanan atau di belakang bangku Terdakwa.

Di dalam mobil Terdakwa membentak korban Ade Sara Angelina Suroto. Setelah membentak Korban, Terdakwa menoleh ke arah saksi Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman, disaat itulah Terdakwa yang telah memegang alat setrum yang sudah dipersiapkan dimobilnya, mengarahkan alat setrum tersebut ke bagian perut korban Ade Sara sebanyak 3 (tiga) kali sehingga korban Ade Sara Angelina Suroto kejang-kejang dan berteriak meminta tolong dan badan Korban jatuh ke tengah-tengah antar kursi tengah dan depan dengan posisi setengah bersandar ke pintu sebelah kiri.

Tidak tinggal diam, saksi Assyifa Ramadhani pun dengan menggunakan tangan kirinya menarik rambut korban Ade Sara sampai korban Ade Sara jatuh ke bawah kursi mobil dengan posisi kepalanya berada di kaki saksi Assyifa Ramadhani. Setelah menggunakan alat setrum, Terdakwa melanjutkan perbuatannya dengan memukul korban Ade Sara ke arah bahu sebelah kanan secara berulang-ulang dan bagian wajah korban Ade Sara dengan menggunakan tangan kirinya, setelah itu Terdakwa langsung tancap gas ke arah Taman Menteng dan saat itu korban Ade Sara hendak bangun namun ditahan badannya oleh saksi Assyifa Ramadhani.

Kira-kira perjalanan sekitar 300-400 meter, Terdakwa menghentikan mobilnya karena korban Ade Sara terus berteriak “tolong-tolong” sambil


(10)

menendang pintu mobil, Terdakwa pun kembali memukul korban Ade Sara sekitar lima kali yang diarahkan ke wajah korban Ade Sara dengan menggunakan tangan kiri Terdakwa sehingga tangannya luka karena kena gigi korban Ade Sara, sedangkan saksi Assyifa Ramadhani menjambak rambut korban Ade Sara dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menampar wajah korban Ade Sara.

Selama perjalanan di dalam mobil, korban Ade Sara mengakui bahwa sedang hamil dan yang menghamili ada pria bernama Jofi. Dikarena korban Ade Sara masih saja bicara terus-menerus, lalu saksi Assyifa Ramadhani membuka tas korban Ade Sara dan menemukan tisu, lalu saksi Assyifa Ramadhani mengatakan kepada korban Ade Sara,“lo sumpel tuh mulut lo jangan banyak ngomong lagi..”, korban Ade Sara menjawab, “kegedean SIF tisunya, gw sobek-sobek gw makan

aja..”, lalu korban Ade Sara menyobek-nyobek tisu kemudian memasukkan ke dalam mulutnya.

Tidak puas hanya sekedar tissue, lalu saksi Assyifa Ramadhani mengambil koran yang berada di belakang jok depan supir lalu meremasnya sehingga berbentuk bulatan, lalu dimasukkan ke dalam mulut korban Ade Sara dengan menggunakan tangan kirinya agar terdorong masuk ke dalam kerongkongan korban Ade Sara. Korban Ade Sara pun berkata, “kegedean SIF biar pake tank top

gue aja” saat itu posisi Terdakwa tetap fokus mengemudi dan saat di ByPass ITC

Cempaka Mas, Terdakwa memberhentikan mobilnya dan merubah posisi duduknya menghadap korban Ade Sara, lalu saksi Assyifa Ramadhani mengambil gesper atau ikat pinggang didalam tasnya, kemudian mengikat kedua tangan


(11)

tetap dari kursi kemudi) menekan leher korban Ade Sara yang sudah tersandar dipintu belakang sebelah kiri, diikuti saksi Assyifa Ramadhani binti yang menggunakan tas selempang milik korban Ade Sara mengalungkan ke leher korban lalu mencekikkannya, selanjutnya Terdakwa kembali mengambil alat setrum, lalu menyetrum kaki kiri korban Ade Sara serta memukul kepala korban Ade Sara bagian kiri serta ke arah wajah korban Ade Sara, yang mengakibatkan tangan Terdakwa terluka, selanjutnya saksi Assyifa Ramadhani, mencekik leher korban Ade Sara dengan menggunakan tangan kirinya, sampai korban Ade Sara berontak menendang-nendang pintu mobil karena kesakitan dan tidak bisa bernafas, dan kemudian terdakwa kemudian mencekik leher korban Ade Sara dengan tangan kirinya

Setelah itu Terdakwa jalan lagi dan hingga sampai di daerah Kemayoran Jakarta Pusat, sekitar jam 22.00 WIB, saksi Assyifa Ramadhani mengambil sepatu Vieel (sepatu teplek) warna biru dongker lalu memukulkannya ke arah wajah korban Ade Sara secara berulang namun korban Ade Sara hanya diam saja dan tidak bergerak, tidak lama kemudian kepala dan badan korban Ade Sara tersandar ke pintu sebelah kiri. Melihat kondisi korban Ade Sara yang tidak ada reaksi lagi saat dipukul, lalu saksi Assyifa Ramadhani memegang dada korban Ade Sara untuk memastikan apakah korban Ade Sara masih bernafas, akan tetapi ternyata korban Ade Sara sudah tidak bernafas lagi, sehingga Assyifa dan Hafitd menjadi panik.

Sekitar jam 23.00 WIB, dalam keadaan mobil masih berjalan, Terdakwa putar balik di seberang RS Kemayoran, akan tetapi mobil terdakwa tiba-tiba


(12)

mogok. Terdakwa pun keluar dari dalam mobil dan tidak lama kemudian lewat mobil Taksi Sepakat dan mobil terdakwa di-jumper (strum). Ketika mobil dapat hidup kembali, terdakwa melanjutkan perjalanan ke arah Utan Panjang, namun dalam perjalanan mobil tersebut mogok kembali. Sehingga terdakwa meminta temannya dating untuk dating membantu.

Pada hari Selasa tanggal 04 Maret 2014 sekitar jam 04.00 WIB, teman terdakwa yang bernama Perdana Achmad Alghiefarry alias Algi, datang kemudian ngobrol di depan mobil sambil menunggu teman Terdakwa lainnya bernama Galan yang datang sekitar 30 menit kemudian. Saat itu saksi Galan sempat melihat ke dalam mobil dan bertanya siapa yang ada didalam mobil, dan terdakwa mengatakan bahwa itu adalah mayat yang merupakan musuh pacarnya. Setelah itu terdakwa mencari tukang accu, setelah kembali membawa tukang accu saksi Algi dan saksi Galan pamit pulang karena akan berangkat kuliah. Sekitar jam 13.00 WIB, terdakwa memanggil montir untuk menservice accu mobil namun setelah diservice montir mengatakan bahwa mobil harus diperbaiki dibengkel yang lokasinya di daerah Rawasari.

Ketika Terdakwa sampai di daerah Rawasari ternyata bengkel itu tidak ada dan kemudian Terdakwa bertanya-tanya kepada orang-orang disekitar itu dan diberitahu bahwa bengkel ada di daerah Salemba Jl. Percetakan Negara dekat dengan Rutan Salemba. Setelah mendapat informasi tersebut kemudian Terdakwa menuju Salemba, sampai di Salemba sekitar jam 13.30 WIB.


(13)

membuang jasad korban Ade Sara di daerah Klender namun karena situasi ramai sehingga tidak jadi saat itu terdakwa dan saksi Assyifa Ramadhani berputar-putar di daerah Klender dan sekitarnya sampai sekitar jam 20.30 WIB. Namun tetap tidak menemukan tempat yang aman, sehingga akhirnya Terdakwa berinisiatif masuk tol Bintara dan jarak sekitar 300 meter terdakwa berhenti dan berkata kepada saksi Assyifa Ramadhani untuk membuang mayat tersebut di jalan tol. Kemudian saksi Assyifa dibantu oleh terdakwa membuang mayat korban di pinggir jalan tol tersebut.

Kemudian terdakwa pulang ke rumahnya di Komplek Perumahan Pulogebang Permai. sesaat sebelum sampai rumahnya, Terdakwa membuang alat setrum yang dipergunakan untuk menyetrum korban Ade Sara, ke got dekat rumah tetangganya, begitu juga dengan kartu identitas milik korban Ade Sara, terdakwa buang didekat pojok komplek perumahan, lalu terdakwa bersama dengan saksi Assyifa Ramadhani, istirahat dirumahnya.

Pada hari Rabu tanggal 5 Maret 2014 sekitar jam 06.30 WIB, di pinggir tol JORR Bintara km 49 Kota Bekasi, mayat korban Ade Sara diketemukan oleh saksi Sarwoto dan saksi Dindin Hermansyah, dimana pada saat itu saksi Sarwoto dan saksi Dindin Hermansyah melintas di jalan Tol JORR dari arah Bintara menuju Jatiasih dengan menggunakan mobil Derek.

2. Dakwaan

Bahwa Terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd oleh Jaksa Penuntut Umum telah didakwa dalam dakwaan :


(14)

Primair : Bahwa ia Terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE secara bersama-sama dengan saksi ASSYIFA RAMADHANI binti IWAN SULAEMAN (sebagai terdakwa dalam berkas perkara terpisah), pada hari Senintanggal 3 Maret 2014 sekitar pukul 21.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan Maret tahun 2014 bertempat di daerah Kemayoran Jakarta Pusat atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan sengaja dan dengan rencana lebihdahulu merampas nyawa orang lain;

Subsidair : Bahwa ia Terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE secara bersama-sama dengan saksi ASSYIFA RAMADHANI binti IWAN SULAEMAN (sebagai terdakwa dalam berkas perkara terpisah), pada hari Senintanggal 3 Maret 2014 sekitar pukul 21.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan Maret tahun 2014 bertempat di daerah Kemayoran Jakarta Pusat atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan sengaja merampas nyawa orang lain;


(15)

Lebih Subsidair : Bahwa ia Terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE secara bersama-sama dengan saksi ASSYIFA RAMADHANI binti IWAN SULAEMAN (sebagai terdakwa dalam berkas perkara terpisah), pada hari Senintanggal 3 Maret 2014 sekitar pukul 21.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan Maret tahun 2014 bertempat di daerah Kemayoran Jakarta Pusat atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, telah melakukan penganiayaan dengan rencana terlebih dahulu, dan perbuatan tersebut mengakibatkan mati.

3. Tuntutan

Bahwa Terdakwa oleh Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 4 November 2014 telah menuntut :

1. Menyatakan terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana secara bersama-sama sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 340 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sesuai dengan dakwaan Primair;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE dengan pidana penjara selama Seumur hidup dan memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan;


(16)

3. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) unit mobil merk Kia Visto warna Silver No. Pol. B-8328-JO; b. 1 (satu) pasang sepatu warna Biru Dongker merk Vell;

c. 1 (satu) buah alat penyetrum merk TAZER ; d. sisa tisu yang dimakan oleh korban;

e. campuran tisu dan koran yang diambil dari tubuh korban (tenggorokan korban) pada saat dilakukan otopsi;

f. 1 (satu) buah tas jinjing berwarna putih - merah bertuliskan I Love Bali; g. 1 (satu) buah handphone merk Black Berry type 8520 warna hitam

bercover gambar wanita ;

h. 1 (satu) buah KTP atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO ;

i. 1 (satu) buah Kartu Mahasiswa Universitas & Akademi Pariwisata BUNDA MULIA atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO;

j. 1 (satu) buah kartu GOETHE INSTITUT atas nama ADE SARA ANGELINA S;

k. 2 (dua) buah kartu (Commet) Computer Eletrik Ticketing ;

l. 1 (satu) buah kartu membership Card TIP TOP atas nama ELISABETH DIANA DEWAYANI;

m.1 (satu) buah kartu Perpustakaan Nasional RI atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO;

n. 1 (satu) lembar kartu peserta GOETHE INSTITUT ;


(17)

p. 1 (satu) buah kartu Flazz BCA Nomer 0145000110660111 ; q. 1 (satu) buah pakaian celana dalam warna krem ;

r. 1 (satu) buah pakaian kaos dalam warna putih ; s. 1 (satu) buah rok panjang warna hitam ;

t. 1 (satu) buah gelang bertuliskan java jazz warna merah ; u. 1 (satu) buah dompet terbuat dari kain warna biru ;

Diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk dipergunakan sebagai barang bukti dalam perkara atas nama terdakwa ASSYIFA RAMADHANI binti IWAN SULAEMAN;

4. Menetapkan supaya terdakwa AHMAD IMAM AL HAFITD alias ASO Bin SUMANTRI OWNIE dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);

4. Fakta-fakta hukum a. Keterangan saksi

Menimbang, bahwa dalam upaya pembuktian tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa, di persidangan telah diajukan dan didengar keterangan saksi-saksi, masing-masing saksi memberi keterangan setelah bersumpah atau berjanji terlebih dahulu sesuai dengan agamanya, selengkapnya termuat dalam Berita Acara Persidangan dan pada pokoknya sebagai berikut :

1) Saksi I : Suroto

a) Bahwa, saksi adalah ayah kandung saksi korban meninggal dunia yang bernama Ade Sara Angelina Suroto;


(18)

b) Bahwa, setahu saksi berawal dari hubungan pacaran antara Ade Sara Angelina Suroto dengan terdakwa Ahmad Imam al Hafitd sejak sekolah di SMA 36 Jakarta, dan sepengetahuan saksi mereka telah putus;

c) Bahwa, pada hari Senin, tanggal 3 Maret 2014 sekitar pukul 21.30 WIB, biasanya saksi berkomunikasi dengan korban Ade Sara untuk menjemputnya di Stasiun Klender sepulang dari tempat les bahasa Jermannya di Goethe Institut, jalan Sam Ratulangi Jakarta Pusat; d) Bahwa, malam itu saksi mencoba menelefon beberapa kali ke

handphone korban Ade Sara, namun tetap saja tidak aktif, dan juga BBM (Black Berry Messager) serta WA (WhatsApp) yang saksi kirim tidak juga terkirim pada korban Ade Sara;

e) Bahwa, karena tidak ada kontak, saksi langsung ke stasiun Klender untuk menjemput Ade Sara, seperti biasanya sekitar jam 22.00 sampai jam 23.00 WIB, namun sampai kereta terakhir datang, ternyata Ade Sara tidak juga ada;

f) Bahwa, sekitar jam 23.00 WIB istri saksi menghubungi teman Ade Sara yang bernama Nadia, teman les bahasa Jermannya Ade Sara, yang menurut penjelasan istri saksi, bahwa Ade Sara berteman dekat dengan Nadia, bahwa Ade Sara pada hari itu Senin tanggal 3 Maret 2014 tidak datang ketempat les bahasa Jerman di Goethe institut; g) Bahwa, selanjutnya pada hari selasa tanggal 4 Maret 2014, seperti


(19)

ada kabar dari Ade Sara, dan sekitar pukul 11 WIB saksi dikirimi berita oleh istri saksi melalui handhone saksi, yang berisi WA kiriman dari Nadia tentang komunikasi terakhir di WA antara Ade Sara dengan Nadia pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014, sekitar pukul 17.00 WIB;

h) Bahwa, saat itu Nadia WA pada Ade Sara “kamu dimana” lalu Ade

Sara menjawab, “masih di stasiun Gondangdia nunggu ceweknya

mantan pacar gue, katanya dia mau ikut les di Goethe, lalu Nadia

menjawab “ngapain ditungguin, kan di Goethe udah ngga ada pembukaan lagi, ini kelas udah mulai”, Ade Sara menjawab “iya Kak udah aku kasih tahu tapi dia tetap mau ketemu aku”;

i) Bahwa, setelah membaca WA tersebut, saksi teringat 2 mantan pacar Ade Sara terakhir yaitu terdakwa Hafitd dan Azis;

j) Bahwa, selanjutnya saksi ingat cerita dari istri saksi tentang kata dan kalimat terdakwa Hafitd yang dikirim terdakwa Hafitd kepada Ade Sara, lewat Handphone dan media sosial lainnya yang ada di Handphone dan internet, saat itu langsung menyuruh istri saksi untuk mencari nomor handphone terdakwa Hafitd dan Aziz, setelah menemukan kemudian saksi dan istri mencoba menghubungi nomor tersebut ternyata sudah tidak aktif;

k) Bahwa, pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2014, saksi mengambil cuti dari tempat kerja saksi, dengan tanpa ditemani siapa-siapa saksi


(20)

kekantor Polsek Cipinang untuk melaporkan kehilangan Ade Sara tersebut;

l) Bahwa, pada hari Rabu itu, sekitar jam 12.00 WIB ada anggota polisi datang kerumah saksi dan memberi tahu tentang diketemukannya Ade Sara dipinggir jalan Tol sekitar daerah Jatibening, ditemukan oleh Patroli Polisi wilayah Bekasi dalam keadaan sudah tidak bernyawa;

m)Bahwa, selanjutnya ada petugas kepolisian datang kerumah saksi dan meminta keterangan tentang ciri-ciri fisik, tanda lahir,pakaian terakhir yang dipakai oleh Ade Sara, jam berapa Ade Sara terakhir pergi dari rumah dan nomor nomor handphone yang biasa Ade Sara hubungi, lalu saksi terangkan semuanya, ternasuk BBM dan WA terakhir antara Ade Sara dengan Nadia teman les bahasa jerman Ade Sara di Goethe institut;

n) Bahwa, kemudian melihat jenazah dan dengan mengenali tanda-tanda lahir seperti jari tangan yang lentik, kaki kanan ada bintik-bintik hitam, barulah saksi mengenali kalau jenazah tersebut adalah Ade Sara dan dari keterangan polisi diterangkan bahwa sidik jari jenazah tersebut identik dengan milik Ade Sara;

o) Bahwa, saksi pernah mendengar cerita dari istri saksi tentang pertengkaran yang terjadi antara Ade Sara dengan Hafitd selama masih menjadi pacar bahkan setelah putus;


(21)

p) Bahwa, setelah putus terdakwa Hafitd sering mengirimkan kata-kata kasar dan kotor yang tidak pantas ditulis dan dibaca dan selama ini Ade Sara selalu sabar menghadapi perlakuan itu dan selalu mengatakan kepada istri saksi agar tidak ikut campur, karena Ade Sara sendiri yang akan menyelesaikannya;

q) Bahwa, atas keadaan tersebut istri saksi pernah bercerita kalau kuatir dengan keselamatan Ade Sara, karena ancaman yang pernah dilontarkan terdakwa Hafitd pada Ade Sara, bahwa terdakwa Hafitd akan memberikan pelajaran pada Ade Sara;

r) Bahwa, Ade Sara sudah putus 12 (dua belas) bulan sebelum kejadian ini, dan setelah putus, terdakwa Hafitd tidak pernah datang ke rumah saksi, namun menurut istri saksi ternyata Hafitd masih sering berkomunikasi dengan Ade Sara lewat dunia maya sosial media. s) Bahwa, setahu saksi Ade Sara punya 2 (dua) handphone, merk Black

Berry dan iphone, yang merk Black berry rusak ada dirumah, sedangkan iphone tidak ada ditemukan dan tidak tahu kemana; t) Bahwa, saksi tidak ingat betul nomor iphone Ade Sara yang hilang,

seingat saksi nomornya 08211....923;

u) Bahwa, Ade Sara beragama Kristen, Hafitd dan Assyifa beragama Islam;

v) Bahwa, setelah putus dengan Hafitd, Ade Sara berpacaran dengan Aziz yang beragama Islam, namun hanya sebentar, dan saksi tidak


(22)

pernah melarang Ade Sara berpacaran dengan lelaki yang berbeda agama;

w)Bahwa, Ade Sara pernah bicara kepada istri saksi dan teman-temannya, bila terdakwa Hafitd pernah mengancam Ade Sara dengan mengatakan akan memberikan pelajaran dan akan menghabisi Ade Sara;

Menimbang, bahwa, atas keterangan saksi kesatu tersebut diatas, terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;

2) Saksi II : Elisabeth Diana Dewayani

a) Bahwa, saksi mengenal korban Ade Sara, karena korban adalah anak tunggal saksi;

b) Bahwa, karena sudah malam, tetapi Ade Sara belum pulang, saksi mencoba menelepon handphone Ade Sara, namun handphone Ade Sara tidak bisa dihubungi;

c) Bahwa, setelah menunggu sampai jam 23.00 WIB, sampai kereta terakhir tetapi tidak bertemu dengan Ade Sara, kemudian suami saksi menelepon saksi apakah Ade Sara sudah sampai dirumah yang saksi jawab bahwa Ade Sara belum sampai dirumah dan tidak ada kabar tentang keberadaannya;

d) Bahwa, selanjutnya suami saksi pulang kerumah dan menghubungi call center Grapari untuk mencari tahu keberadaan posisi handphone Ade Sara, dan mendapat kabar keberadaan handphone Ade Sara


(23)

e) Bahwa, pada hari Selasa tanggal 4 Maret 2014, saksi mendapat kabar dari Nadia, dan “mengatakan mungkin ini bisa membantu Tante”, bahwa Nadia memiliki komunikasi terakhir dengan Ade Sara lewat WA (WhatsApp), kemudian Nadia mengirimkan copy percakapan

antara Nadia dengan Ade Sara, “Sar, dimana?”, Ade Sara menjawab, “aku lagi di stasiun gondangdia, lagi nungguin teman aku, bukan

temen deng, tapi ceweknya mantan aku..”, Nadia menjawab “ikhh ngapain ditungguin, udah mulai..” Ade Sara menjawab, ga tau dia

mau ke Goethe, mau daftar padahal aku udah bilang ga ada pendaftaran baru, bisanya akhir Maret, tapi ngeyel, aku udah 30

menitan nunggu bahkan...”, Nadia menjawab “udah tinggal aja dah”. Ade Sara menjawab “baiklah aku bilang doi dulu...”, lalu setelah 10 menit Ade Sara kembali mengirim WA “aku benci banget ini malah begini..”;

f) Bahwa, pada saat itu percakapan WA antara Nadia dan Ade Sara, langsung saksi kirimkan ke suami saksi, sambil mengingat ingat siapa mantan Ade Sara yang dimaksud tersebut;

g) Bahwa, pada saat itu saksi hanya ingat terdakwa Hafitd sebagai mantan Ade Sara yang suka mengancam dan mengirimkan kata-kata kasar pada Ade Sara;

h) Bahwa, kemudian saksi ke RSCM dan melihat ada tahi lalat dikaki kanan, bekas luka garukan, bulu kaki yang dicukur tak rata, saksi memastikan bahwa memang benar itu adalah jenazah Ade Sara;


(24)

i) Bahwa, selanjutnya saksi dan suami diajak oleh petugas kepolisian untuk mendatangi tempat les Ade Sara di Goethe;

j) Bahwa, sesampainya di Goethe institut saksi bertemu dengan Dosen yang bernama Alamson dan teman teman Ade Sara, selanjutnya polisi menceritakan bahwa Ade Sara dibunuh oleh orang dekat atau orang yang dikenalnya, kemudian polisi meminta nama pacar Ade Sara;

k) Bahwa, kemudian saksi memberikan nama Hafitd, kerena selama ini terdakwa Hafitd yang sering mengirimkan kata-kata kasar seperti anjing, perek, dan kalimat yang tidak pantas dibaca dan diucapkan, bahkan ancaman kepada Ade Sara lewat handphone dan sosial media lainnya, padahal statusnya sudah putus dengan Ade Sara;

l) Bahwa, setelah Ade Sara meninggal dunia, saksi diberitahu teman-teman Ade Sara, bila di jejaring sosial ada status yang ditulis oleh Hafitd yang menggunakan nama samaran yaitu Pangeran PD

menuliskan “...syukurin loe, mampus, biar tahu raa loe, morotin duit

orang aja....”;

m)Bahwa, menurut cerita Ade Sara, pacaran dengan Hafitd pada saat sama sama sekolah di SMA 36 Jakarta, namun mereka tidak akrab, dan hubungan pacaran mereka hanya 6 (enam) bulan atau satu tahun sebelum Ade Sara meninggal dunia bulan Maret 2014;


(25)

kemudian Hafitd pacaran dengan Assyifa, dan selama pacaran dengan Hafitd, Assyifa sering berkomunikasi dengan Ade Sara bila selama berpacaran dengan Hafitd, Assyifa sering mendapat perlakuan kasar dari Hafitd dengan kata-kata kasar bahkan ringan tangan, dan selama ini Ade Sara yang selalu memberikan nasehat pada Assyifa;

o) Bahwa Ade Sara pernah bilang kepada saksi, bila Ade Sara sebenarnya tidak mau berteman dengan Assyifa, karena menurut Ade Sara, Assyifa adalah gadis bandel;

p) Bahwa, saksi belum pernah melihat langsung pertengkaran antara Ade Sara dengan Hafitd, saksi hanya tahu dari cerita Ade Sara bila sehabis bertengkar atau menerima kiriman kata-kata kasar dan kotor dari Hafitd;

q) Bahwa, Ade Sara memiliki 2 (dua) handphone, merk Black Berry dan Iphone, saat kejadian handphone Blackberry ditinggal dirumah dan yang dibawa hanya iphone;

r) Bahwa, sampai saat ini saksi tidak tahu dimana keberadaan iphone tersebut, kata penyidik menurut keterangan Hafitd dan Assyifa iphone tersebut sudah dijual;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi kedua tersebut diatas, terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan ;


(26)

a) Bahwa, saksi kenal dengan korban Ade Sara, karena saksi adalah teman satu kelas les Bahasa Jerman dengan korban Ade Sara di Goethe institut, sejak bulan Pebruari 2014;

b) Bahwa, pada hari Senin, tanggal 3 Maret 2014, Ade Sara tidak masuk kelas, yang merupakan hari terakhir mereka berkomunikasi; c) Bahwa, ketika itu saksi pernah berkomunikasi lewat WA

(WhatsApp) dengan Ade Sara, yang isinya antara lain sebagai

berikut : “...Sar, dimana?”, Ade Sara menjawab, “..aku lagi di stasiun

Gondangdia, lagi nungguin teman aku, bukan temen deng, tapi

ceweknya mantan aku wkwkwkwkwk..”, Saksi menjawab “...ikhh

ngapain ditungguin, udah mulai..” Ade Sara menjawab, “ga tau dia mau ke Goethe, mau daftar padahal aku udah bilang ga ada pendaftaran baru, bisanya akhir Maret, tapi ngeyel, aku udah 30

menitan nunggu bahkan...”, Saksi menjawab “udah tinggal aja dah”. Ade Sara menjawab “baiklah aku bilang doi dulu...”, lalu setelah 10 menit Ade Sara kembali mengirim WA “..aku benci banget ini malah begini..”;

d) Bahwa, selanjutnya saksi menjawab “...Sar tinggal kali, lo les cepetan, lama bgt Sar, dimana Sar, Sar dimana Lu, ngapain dah sama cewe mantan lu, gila kali, aturan musuhan hahhhh, Sar drtd gw nelpon lo, lo kemana...? namun tidak ada lagi jawaban balasan dari Ade Sara;


(27)

e) Bahwa, keesokkan harinya hari Selasa tanggal 4 Maret 2014 saksi teringat obrolan terakhir saksi dengan Ade lewat WA (WhatsApp), lalu saksi menelpon Mamanya Ade Sara dan mengatakan sempat ngobrol terakhir dengan Ade Sara sebelum kelas dimulai. Lalu obrolan tersebut saksi copy dan saksi kirimkan kepada Mamanya Ade Sara;

f) Bahwa, saksi mendapat kabar dari teman nya Ade Sara yang bernama Keisya lewat WA (WhatsApp) pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2014, ketika itu Keisya mengatakan bila Ade Sara telah diketemukan namun sudah meninggal dunia karena dibunuh, namun saat itu belum diketahui siapa pelaku pembunuhan tersebut;

g) Bahwa, saksi mencoba menelpon Ade Sara pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014 sekitar pukul 19.30 WIB, namun handphone Ade Sara sudah tidak dapat lagi dihubungi;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi ketiga tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;

4) Saksi IV : Perdana Achmad Alghiefarry Als Algi

a) Bahwa, saksi kenal dengan terdakwa karena terdakwa adalah teman satu kampus di Kalbis Institut;

b) Bahwa, awalnya pada hari Selasa, dini hari tanggal 4 Maret 2014, sekitar pukul 03.05 WIB, ketika itu terdakwa Hafitd mengirimkan BBM (BlackBerry Messager) pada handphone saksi dengan mengatakan bahwa mobilnya dalam keadaan mogok;


(28)

c) Bahwa, kemudian saksi menghubungi Galan untuk membawa jerigen untuk membeli bensin, tidak lama kemudian Galan datang dengan naik motor sambil membawa jerigen, kemudian bersama Galan membeli bensin ke SPBU;

d) Bahwa, kemudian Hafitd pergi dengan menggunakan ojek untuk membeli aki sedangkan saksi dan Galan duduk didekat mobil menunggu Hafitd yang mencari aki;

e) Bahwa, tidak berapa lama Hafitd datang dengan membawa aki yang nampak seperti bekas lalu memasangnya ke mobil Hafitd;

f) Bahwa, setelah mobil hidup, saksi dan Galan sempat duduk-duduk didekat mobil sambil minum kopi dan makan Roti yang diberikan oleh Assyifa;

g) Bahwa, pada saat itu saksi sempat melihat ada orang lain yang duduk dibangku belakang bagian belakang sebelah kanan persis dibelakang bangku pengemudi, ketika itu orang tersebut terlihat seperti sedang tidur;

h) Bahwa, saksi hanya mendengar ketika Galan menanyakan kepada Hafitd siapa orang yang duduk dibagian belakang tersebut, seketika itu Hafitd menjawab bila orang yang ada disitu adalah mayat. Mendengar hal tersebut saksi dan Galan tidak bereaksi apapun dan masih menganggap sebagai lelucon dan canda dari Hafitd, karena Hafitd dikenal sebagai orang yang suka bercanda;


(29)

i) Bahwa, saksi tidak tahu orang yang duduk dibelakang itu wanita atau pria;

j) Bahwa, mobil Kia Visto warna silver tersebut adalah benar mobil yang biasa dipergunakan oleh Hafitd sehari harinya;

k) Bahwa, saksi mengetahui siapa pelaku pembunuhan Ade Sara adalah setelah mendengar berita dari televisi dan Koran yang diduga pelakunya adalah Hafitd dan Assyifa;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi keempat tersebut diatas, terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;

5) Saksi V : Galan

a) Bahwa, saksi kenal dengan terdakwa Hafitd, karena Hafitd adalah teman satu kampus saksi di Kalbis Institut;

b) Bahwa, pada hari Selasa tanggal 4 Maret 2014, sekitar pukul 03.00 WIB Algi mengirimkan BBM (BlackBerry Massager) ke handphone saksi, namun baru sempat saksi buka dan saksi baca setelah subuh, yang isinya mengabarkan bila mobilnya Hafitd mogok di daerah Utan Panjang Kemayoran;

c) Bahwa, kemudian Hafitd meminta saksi membantu Algi untuk membeli bensin karena diduga mogoknya mobil Hafitd karena aki yang soak dan bensinnya habis;

d) Bahwa, selanjutnya Hafitd pergi dengan menggunakan ojek untuk membeli aki untuk mengganti aki mobilnya yang soak;


(30)

e) Bahwa, tidak berapa lama Hafitd datang membawa aki yang sepertinya aki bekas, kemudian aki dipasang, mobil distater, dan mesin mobil berhasil hidup;

f) Bahwa, saksi memang melihat ada orang yang duduk dibangku belakang sebelah kanan, persis dibelakang bangku pengemudi, orang tersebut terlihat tertidur sambil duduk;

g) Bahwa, saksi sempat menanyakan kepada Hafitd, siapakah orang tersebut, dan dijawab oleh Hafitd bila orang tersebut adalah mayat, mendengar hal tersebut saksi hanya menganggapnya sebagai lelucon atau candaan dari Hafitd saja, karena dalam kesehariannya memang Hafitd senang bergurau atau membuat lelucon, maka saksi tidak menghiraukan perkataan Hafitd bila orang yang duduk dibangku belakang tersebut adalah mayat;

h) Bahwa, selama saksi berada dilokasi mobil mogok, orang tersebut tetap duduk dibelakang bangku belakang mobil, tanpa melakukan kegiatan apapun, dan saksi mengira bila orang tersebut memang sedang tidur sambil duduk;

i) Bahwa, selama saksi berada dilokasi mobil mogok, Assyifa hanya duduk dibangku depan;

Menimbang, bahwa, atas keterangan saksi kelima tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;


(31)

a) Bahwa, Saksi menerangkan bahwa ia tidak kenal dengan Terdakwa Ahmad Imam al Hafitd;

b) Bahwa, saksi adalah pengemudi mobil derek yang bertugas patroli dijalan tol Bintara;

c) Bahwa, pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2014 sekitar jam 06.40 WIB, bersama dengan teman saksi yang bernama Sarwoto, sedang melintas di jalan tol JORR Bintara Km 49 kota Bekasi, teman saksi melihat ada sosok bentuk yang mencurigakan, kemudian saksi memundurkan mobil untuk melihat benda yang mencurigakan tersebut;

d) Bahwa, setelah memperhatikan lebih kurang 15 menit, saksi dan teman saksi yakin bahwa benda yang mencurigakan tersebut adalah benar mayat;

e) Bahwa, seingat saksi mayat tersebut memakai baju putih dan bawahan warna hitam;

f) Bahwa, kondisi mayat tersebut wajahnya menghitam dan lidahnya terjulur keluar, dari bagian mulut banyak dikerubuti lalat dan sudah tercium bau busuk;

g) Bahwa, setelah melihat televisi, saksi baru tahu, mayat perempuan tersebut bernama Ade Sara, meninggal dunia karena dibunuh;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi keenam tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;


(32)

a) Bahwa, saksi adalah anggota Polisi Republik Indonesia yang bertugas di Polresta Metro Bekasi Kota;

b) Bahwa, pada hari Rabu tanggal 05 Maret 2014 saksi mendapat informasi dari rekan polisi yang bertugas patroli di jalan tol JORR Bekasi, yang memberitahu bahwa telah ditemukan sesosok mayat berjenis kelamin perempuan dipinggir jalan tol JORR Bekasi Barat sekitar Km 49 sekitar pukul 06.00 wib;

c) Bahwa, setelah dilakukan identifikasi dari sidik jari jenazah tersebut, diketahui identitasnya bernama Ade Sara Angelina Suroto, yang berlamat di jalan Layur Rawamangun, Jakarta Timur;

d) Bahwa, dari data yang ada di kepolisian ternyata memang ada orang yang beralamat sama dengan alamat korban yang telah melaporkan kehilangan anggota keluarganya;

e) Bahwa, dari data tersebut kemudian saksi langsung menuju kealamat jalan Layur Rawamangun Jakarta Timur, dan sesampainya dialamat tersebut saksi bertemu dengan seorang lelaki yang mengaku bernama Suroto ayah dari Ade Sara Angelina Suroto;

f) Bahwa, kemudian saksi bersama dengan ayah korban berangkat menuju tempat les korban di Goethe, sesampainya di Goethe institut jalan Sam Ratulangi Jakarta Pusat, saksi berhasil bertemu dengan Nadya, lalu saksi meminta informasi dari Nadya dan diperoleh informasi bahwa pada saat berkomunikasi dengan Nadya ternyata


(33)

korban Ade Sara saat itu sedang bersama dengan seseorang yang diduga mantan pacarnya yang bernama Hafitd;

g) Bahwa, pada hari maka pada hari kamis tangal 06 Maret 2014 sekitar pukul 11.00 wib saksi langsung mengamankan Hafitd. Dikarenakan Hafitd tidak mengakui perbuatannya, maka saksi membawa Hafitd ke kantor polisi;

h) Bahwa, ditengah perjalanan saksi tetap terus melakukan tanya jawab dengan Hafitd, hingga akhirnya saat mobil yang saksi tumpangi akan mengisi bensin, akhirnya Hafitd mengakui bahwa benar dirinyalah yang telah membunuh korban Ade Sara bersama dengan pacarnya yang bernama assyifa Ramadhani didalam mobil miliknya;

i) Bahwa, mendengar pengakuan tersebut, selanjutnya saksi langsung menuju ketempat mobil milik Hafitd diparkir yaitu dihalaman kampusnya di Kalbis Institute;

j) Bahwa, setelah menemukan mobil milik Hafitd kamudian saksi mulai melakukan pemeriksaan awal terhadap barang bukti awal berupa mobil tersebut, namun saat itu saksi mendapati mobil tersebut sudah dicuci dan dibersihkan sehingga tidak banyak barang bukti yang saksi temukan dimobil tersebut;

k) Bahwa, selanjutnya Assyifa saksi bawa ke kantor polisi untuk dipertemukan dengan Hafitd dan juga untuk diminta keterangan guna penyidikan dan pengembangan lebih lanjut;


(34)

l) Bahwa, setelah saksi pertemukan Assyifa dengan Hafitd di kantor Polisi, akhirnya barulah Assyifa mengakui telah membunuh korban Ade Sara bersama dengan Hafitd didalam mobil milik Hafitd sekitar tanggal 3 atau 4 Maret 2014;

m)Bahwa, dari keterangan dan pengakuan Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah) saksi memperoleh keterangan bahwa korban Ade Sara dibunuh dengan cara disiksa, yang sebelumnya dipukuli oleh Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah), kemudian di setrum oleh terdakwa Hafitd, lalu ditelanjangi oleh Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah), kemudian leher korban dicekik oleh Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah) dengan mengunakan tali tas milik korban, pada saat yang sama terdakwa Hafitd menginjak dan menekan leher korban, lalu korban juga disumpal mulutnya dengan tisu, hingga akhirnya korban lemas dan tidak dapat bernafas hingga akhirnya meninggal dunia;

n) Bahwa, semua perbuatan tersebut dilakukan oleh Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah) bersama dengan terdakwa Hafitd didalam mobil milik Hafitd;

o) Bahwa, korban disiksa sejak malam sore hari Senin tanggal 3 Maret 2014, sekitar pukul 17.00 wib sampai dengan pukul 22.00 wib, hingga akhirnya meninggal dunia, dan jenazahnya baru dibuang oleh Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah) bersama terdakwa


(35)

pada hari Selasa, tanggal 4 Maret 2014, dan selanjutnya petugas jalan tol menemukannya pada esok nya hari Rabu pagi tanggal 5 Maret 2014;

p) Bahwa, menurut hasil visum RSCM yang saksi tahu bahwa korban meninggal karena kehabisan nafas, karena lubang pernafasannya tersumbat oleh gumpalan kertas menyerupai tisu, dan pada tubuh korban juga ditemukan beberapa luka lebam seperti hantaman benda tumpul dan dileher korban juga terdapat bekas luka dalam seperti jeratan atau cekikan;

q) Bahwa, Berdasarkan hasil pemeriksaan dan visum disimpulkan bahwa korban yang bernama Ade sara tersebut meninggal dunia karena kesulitan bernafas, yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran pernafasan oleh gumpalan yang menyerupai tisu, dan juga dikarenakan adanya penyiksaan yang dilakukan terlebih dahulu terhadap korban tersebut;

r) Bahwa, setelah memeriksa mobil milik Hafitd diketemukan sepatu teplek warna biru dan tas kain warna putih ada tulisan I love bali, yang setelah ditanyakan keduanya adalah benar milik Assyifa (terdakwa pada penuntutan terpisah);

s) Bahwa, kemudian saksi menyisir sekitar tempat tinggal terdakwa Hafitd dimana ia membuang kartu-kartu milik korban Ade Sara di selokan yang tidak jauh dari rumahnya dan akhirnya saksi berhasil menemukan kartu-kartu milik korban dan diselokan berlumpur


(36)

didekat rumah terdakwa Hafitd yang menurut pengakuannya, telah membuang alat setrum yang digunakan untuk menyetrum dan menyiksa korban Ade Sara hingga akhirnya

t) Bahwa, menurut pengakuan Assyifa, Assyifalah yang telah menyuruh korban Ade Sara menyumpal mulutnya dengan tisu hingga tidak dapat bernafas;

u) Bahwa, dalam mobil Hafitd ditemukan barang bukti berupa sepatu teplek warna biru, tas kain ada tulisan I Love bali milik Assifa, dan ditemukan tisu dan Koran yang diduga sisa dari yang telah digunakan untuk menyumpal mulut korban;

v) Bahwa, dari hasil pemeriksaan dan visum pada tubuh korban tidak ditemukan luka terbuka, hanya luka lebam yang disebabkan oleh pukulan benda tumpul atau benturan.;

w)Bahwa, sampai saat ini handphone milik korban tidak lagi dapat ditemukan karena menurut keterangan terdakwa Hafitd, handphone milik korban tersebut sudah oleh terdakwa Hafitd dijual di ITC, seharga ± Rp. 4 juta;

x) Bahwa, dari keterangan Assyifa dan terdakwa Hafitd, Assyifa telah melakukan pemukulan dengan tangan kosong beberapa kali, menarik rambut, mencekik dengan tali tas milik Assyifa di leher korban dari arah belakang kearah depan, kemudian menyuruh korban menyumpal mulutnya dengan tisu, sedangkan terdakwa Hafitd


(37)

leher korban, dan menyetrum dengan alat setrum beberapa kali, memukul kepala korban dengan menggunakan alat setrum milik terdakwa Hafitd, yang keseluruhannya dilakukan didalam mobil milik terdakwa Hafitd tersebut;

y) Bahwa, menurut keterangan dan pengakuan Assyifa motifnya karena cemburu dan kesal pada korban, karena korban berhubungan lagi dengan terdakwa Hafitd yang masih pacar dari Assyifa hal tersebut terbukti dari komunikasi chat yang dilakukan oleh korban dengan terdakwa Hafitd, sedangkan terdakwa Hafitd menyiksa hingga membunuh korban karena cemburu dan kesal mendengar korban telah memutuskan Hafitd dengan alasan beda agama sedangkan ternyata korban berpacaran lagi dengan cowok yang juga beda agama dan terlebih Hafitd kesal karena mendengar dari pengakuan korban didalam mobil bila dirinya sedang hamil oleh perbuatan teman kampusnya, dan juga karena korban membuat hubungan terdakwa Hafitd dengan Assyifa selalu bertengkar.;

z) Bahwa, menurut pengakuan terdakwa Hafitd sebenarnya dirinya hanya berniat menculik dan memberi pelajaran pada korban namun ternyata membuat korban Ade Sara meninggal dunia.;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi ketujuh tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;

8) Saksi VIII : Sugiyanto


(38)

b) Bahwa, sebenarnya apa yang akan saksi terangkan adalah sama dengan yang telah diterangkan oleh rekan saksi sebelumnya, yang bernama Bejo Nurhana;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi ke delapan tersebut , terdakwa menyatakan benar dan tidak berkeberatan;

9) Saksi IX : Ifriandi

a) Bahwa, saksi adalah anggota Polisi yang bertugas di Polresta Metro Bekasi Kota.;

b) Bahwa, sebenarnya apa yang akan saksi terangkan hampir sama dengan yang telah dierangkan oleh rekan saksi sebelumnya, yang bernama Sugiyanto;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi kesembilan tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

10) Saksi X : Agung Firmansyah

a) Bahwa, saksi adalah anggota kepolisian yang bertugas di Polresta Metro Bekasi Kota;

b) Bahwa, kemudian pada tanggal 7 Maret 2014 pukul 07.00 wib saksi bersama penyidik melakukan pemeriksaan terhadap Assyifa dan Hafitd, dimana keduanya mengaku telah menyiksa dan membunuh korban Ade Sara tersebut dengan memukul, mencekik, menendang, menyetrum dan menyumpal mulut korban Ade Sara; c) Bahwa, seminggu sebelum kejadian tanggal 3 Maret 2014,


(39)

dengan terdakwa Hafitd, yang tampak seperti berhubungan kembali sebagai pacar, padahal saat itu terdakwa Assyifa masih menjadi pacar dari Hafitd;

d) Bahwa, karena rasa cemburu tersebut lalu terdakwa Assyifa meminta Hafitd menerangkan atas komunikasi chat tersebut dan ketika itu Hafitd mengatakan bila dirinya dengan Ade Sara sudah tidak ada hubungan apapun lagi, dan untuk membuktikannya, maka terdakwa Hafitd mengatakan akan menculik Ade Sara, lalu terdakwa Assyifa mengatakan untuk ikut menculik Ade Sara, namun dilarang oleh Hafitd karena dirinya akan membayar orang untuk menculik Ade Sara;

e) Bahwa, seminggu kemudian ketika baru pulang kuliah terdakwa Assyifa menanyakan kapan akan menculik Ade Sara, selanjutnya didalam mobil Hafitd mengajak Assyifa untuk menculik Ade Sara yang kebetulan hari itu adalah jadwal les Bahasa Jerman Ade Sara di Goethe institut, lalu Hafitd menyuruh terdakwa Assyifa mencari lokasi tempat les Ade Sara di Goethe tersebut melalui google map; f) Bahwa, saat itu Hafitd yang mengarahkan kalimatnya sedangkan

terdakwa Assyifa yang mengetik dengan kalimat seakan-akan teman dari Assyifa akan ikut les di Goethe institut, setelah chat dikirim dan mendapatkan balasan, kemudian terdakwa Assyifa dan Ade Sara janjian bertemu di stasiun kereta Gondangdia sore itu;


(40)

g) Bahwa, kemudian Assyifa mengajak Ade Sara ke dalam mobil, dan didalam mobil Hafitd sempat menanyakan hendak kemana Ade Sara, dan saat itu Ade Sara menerangkan bila dirinya akan ketempat les nya di Goethe;

h) Bahwa, ketika masih dijalan dan sudah hampir sampai di Goethe tiba-tiba terjadi pertengkaran antara terdakwa Assyifa dan Hafitd, yang sebenarnya itu hanyalah sandiwara belaka;

i) Bahwa, di dalam mobil Ade Sara mencoba menasehati Hafitd agar tidak berlaku kasar pada Assyifa, namun hal tersebut membuat Hafitd marah dan membentak Ade Sara kemudian langsung menyetrum Ade Sara sebanyak 3 kali, yang membuat Ade Sara lemas kemudian terdakwa Assyifa langsung menarik rambut Ade Sara hingga terjatuh dan terjepit diantara jok depan bagian kiri dengan jok belakang, kemudian Assyifa mengangkat kakinya keatas jok;

j) Bahwa, selanjutnya mobil dijalankan lagi, pergi meninggalkan parkiran Goethe tersebut, mereka menuju dan berhenti di taman menteng, dan ditaman menteng tersebut kembali Hafitd dan terdakwa Assyifa memukul Ade Sara dan meminta Ade Sara mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada mereka;

k) Bahwa, saat itu Ade Sara sempat mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada Hafitd dan Assyifa, namun Hafitd dan


(41)

sempat mengaku sedang hamil oleh perbuatan teman lesnya, hal tersebut dilakukan agar Hafitd dan Assyifa berhenti memukulinya, namun dengan pengakuannya tersebut malah membuat Hafitd semakin emosi dan marah lalu menyetrum Ade Sara beberapakali hingga membuat Ade Sara kembali lemas;

l) Bahwa, lalu terdakwa Assyifa menyuruh Ade Sara untuk membuka pakaiannya agar Ade Sara tidak kabur dari mobil;

m) Bahwa, kemudian Hafitd kembali menjalankan mobilnya sampai daerah By Pass jalan Ahmad Yani, Hafitd sempat menghentikan mobilnya dan kembali menyetrum Ade Sara beberapa kali lalu memukul kepala Ade Sara dengan alat setrum yang dipegangnya kemudian menginjak dan menekan leher Ade Sara dengan kakinya, pada saat yang bersamaan terdakwa Assyifa mengkalungkan tali tas milik terdakwa Assyifa kebelakang leher Ade Sara sambil ditarik kedepan;

n) Bahwa, pada saat itu Ade Sara masih berusaha berteriak minta tolong lalu Hafitd menyuruh terdakwa Assyifa untuk menyumpal mulut Ade Sara karena berisik, berteriak terus lalu terdakwa Assyifa mengambil Koran untuk dimasukkan kedalam mulut Ade Sara namun karena terlalu besar lalu oleh Ade Sara ditolak, kemudian Assyifa mengambil tas milik Ade Sara dan ditemukan tisu lalu diberikan kepada Ade Sara yang kemudian memasukkannya ke mulutnya begitu juga Hafitd memberikan tisu


(42)

yang ada didalam mobilnya tersebut untuk dimasukkan kedalam mulut Ade Sara kemudian terdakwa Assyifa menutup mulut Ade Sara dengan tangtop milik Ade Sara, mobil terus berjalan hingga akhirnya sekitar sekitar pukul 22.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib, Ade Sara sudah tidak bergerak lagi lalu Assyifa memeriksa denyut jantung dan denyut nadi Ade Sara yang ternyata sudah tidak berdetak dan berdenyut lagi;

o) Bahwa, lalu terdakwa Assyifa mencoba mengecek nafas Ade Sara dari hidungnya dan ternyata juga sudah tidak ada hembusan nafas dari hidungnya. Mengetahui hal tersebut saksi Assyifa menjadi panic dan memberitahu memberitahu terdakwa, yang kemudian juga menjadi panik;

p) Bahwa, kemudian Hafitd memiliki ide untuk membuang mayat Ade Sara tersebut di jalan, selanjutnya Hafitd lalu berputar-putar mencari lokasi pembuangan mayat Ade Sara tersebut hingga akhirnya tiba disekitar kemayoran dan mobil Hafitd mogok;

q) Bahwa, selanjutnya mobil dibawa kebengkel di daerah Matraman/Pramuka untuk diperbaiki dan setelah mobil hidup kembali lalu Hafitd membawa mobilnya berputar-putar didaerah Sunter, Klender, Pondok Kopi hingga akhirnya menjelang tengah malam mereka tiba di tol JORR Bekasi Barat dan ketika mengetahui suasana sepi dan gelap lalu Hafitd menyuruh Assyifa


(43)

untuk membuka pintu belakang tempat Ade Sara duduk lalu mendorongnya keluar hingga jatuh kepinggir tol;

r) Bahwa, pada awalnya Hafitd tidak mengakui perbuatannya namun pada akhirnya Hafitd mengakui juga perbuatannya dan menerangkan melakukan perbuatan tersebut bersama dengan terdakwa Assyifa;

s) Bahwa, sama dengan Hafitd, terdakwa Assyifa pada awalnya juga tidak mengakui perbuatannya, sampai saat dipertemukan dengan Hafitd barulah Assyifa mengakui perbuatannya telah menyiksa Ade Sara hingga meninggal dunia;

t) Bahwa, berdasarkan hasil visum dan pemeriksaan diperoleh kesimpulan bila Ade Sara meninggal dunia karena tersumbatnya saluran pernafasan Ade Sara akibat tersumbat benda sejenis kertas tisu, dan adanya kekerasan dengan benda tumpul hingga membuat beberapa bagian tubuh korban membiru dan lebam;

u) Bahwa, motif utamanya adalah karena terdakwa Assyifa cemburu pada Ade Sara karena masih berhubungan dan berkomunikasi dengan Hafitd walau sudah putus dan saat itu Hafitd masih menjadi pacar dari terdakwa Assyifa;

v) Bahwa, menurut hasil visum dan otopsi, Ade Sara telah meninggal sejak hari Senin malam tanggal 3 Maret 2014 dan dibuang pada hari Selasa malam tanggal 4 Maret 2014, jadi hampir 24 jam


(44)

terdakwa Assyifa dan Hafitd bersama dengan jenazah Ade Sara didalam mobil tersebut;

w) Bahwa, berdasarkan hasil visum dan otopsi RSCM ternyata korban Ade Sara tidak sedang hamil, rupanya Ade Sara terpaksa mengaku hamil saat itu agar dikasihani oleh Hafitd dan terdakwa Assyifa agar berhenti menyiksa dirinya, namun ternyata hal tersebut malah membuat Hafitd semakin marah dan emosi, bahkan semakin sering menyetrum Ade sara dengan alat setrum yang dibawanya dimobil; x) Bahwa, barang bukti antara lain kartu-kartu identitas diri, dompet

warna biru, baju kaos putih dan rok hitam semuanya milik Ade Sara, sedangkan alat setrum dan mobil Kia Visto milik Hafitd, tas putih bertuliskan I love Bali, sepatu warna biru dan handphone bechasing gambar perempuan seluruhnya milik Assyifa, sisa gumpalan tissu adalah yang diambil dari tenggorokan Ade Sara; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi kesepuluh tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

Menimbang, bahwa dipersidangan juga telah didengar keterangan saksi mahkota, yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah;

1) Saksi I : Assyifa Ramadhani binti Iwan Sulaeman

a) Bahwa, benar saksi bersama dengan terdakwa Hafitd telah melakukan perbuatan pembunuhan terhadap korban yang bernama Ade Sara Angelina Suroto;


(45)

b) Bahwa, motif saksi melakukan pembunuhan terhadap korban karena saksi merasa cemburu kepada terdakwa yang berusaha menjalin hubungan kembali dengan korban;

c) Bahwa, kemudian terdakwa mengatakan bahwa daripada terdakwa dan saksi berantem dan saksi nggak percaya, nanti terdakwa akan culik korban bersama temanteman terdakwa, kalau nggak terdakwa

akan suruh orang buat nyulik korban, dan saksi menjawab “ya udah aku ikut..”;

d) Bahwa, seminggu kemudian tepatnya pada hari Senin tanggal 03 Maret 2014, dalam perjalanan pulang saksi mengajak terdakwa untuk menjumpai korban Ade Sara, kemudian terdakwa menyutujui permintaan saksi. Dan terdakwa dan saksi pergi ke tempat lesnya korban di GOETHE Institute jalan Sam Ratulangi, daerah Cikini, Jakarta Pusat, tetapi korban Ade Sara tidak terlihat;

e) Bahwa, selanjutnya saksi diperintah oleh terdakwa untuk mengirim pesan lewat media sosial kepada korban dengan menggunakan ipad milik terdakwa Hafitd, untuk mengajaknya bertemu dengan alasan bahwa teman kampus saksi ada yang ingin ikut les bahasa Jerman ditempatnya korban les dan saksi juga akan mengantarnya ke tempat les lalu korban Ade Sara menyetujui dan janjian untuk bertemu di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.

f) Bahwa, sesampainya di Stasiun Gondangdia, saksi mengatakan, “aku


(46)

menjawab, “kamu tunggu depan Indomart aja, nanti aku tunggu

disini, nanti udah pas kalian ketemu aku samperin kalian, nanti aku yang ngajak kalian masuk ke mobil, otomatis kan dia mau..trus

diperjalanan nanti aku setrum dia...”;

g) Bahwa, sekitar jam 18.30 WIB, saksi bertemu dengan korban di depan stasiun Gondangdia, setelah itu terdakwa dengan mengendarai mobilnya menghampiri saksi dan menyuruh kami masuk ke dalam mobil;

h) Bahwa, didalam mobil terdakwa dan saksi berpura-pura bertengkar, dan kemudian korban Ade Sara meconba melerai mereka dan Terdakwa malah membentak dan menyuruh korban untu diam; i) Benar, bahwa terdakwa Hafitd kemudian dengan menggunakan alat

setrum merk Tazer 3800 K Volt warna hitam, menyetrum korban dengan tangan kanannya ke arah perut korban 1 (satu) kali sehingga korban kejang-kejang, dilanjutkan dengan setruman kearah kepala korban sebanyak 2 (dua) kali;

j) Bahwa, kemudian saksi dengan menggunakan tangan kiri, menarik rambut korban sampai korban jatuh ke lantai mobil dengan posisi kepalanya berada di kaki saksi, diikuti terdakwa dengan memukuli korban dengan tangan kirinya ke arah badan dan wajah korban secara berulang-ulang;


(47)

bahwa dia sedang mengandung anak dari pacarnya, yang berbeda keyakinanan dengan korban;

l) Bahwa, mendengar pengakuan korban seperti itu, terdakwa bertambah kalap dan menghentikan mobilnya di Taman Menteng selanjutnya dengan menggunakan alat setrum merk Tazer 3800 K Volt warna hitam, terdakwa menyetrum ke arah perut korban sebanyak 2 (dua) kali, sehingga korban lemas dan memukul kepala korban 1 (satu) kali dengan menggunakan alat setrum tersebut serta memukul korban beberapa kali ke arah kepala korban yang mengenai mulut korban;

m)Bahwa, oleh karena korban terus berteriak meminta tolong sehingga saksi kemudian menggeledah tas korban dan mengambil tisu milik korban, serta menyerahkannya ke korban sambil mengatakan, “lo

sumpel tuh mulut lo jangan banyak ngomong lagi..” namun korban menjawab, “kegedean SIF tisunya, gw sobek-sobek gw makan aja..”; n) Bahwa korban kemudian menyobek-nyobek, tisu tersebut dan

memasukkan kedalam mulutnya sedangkan saksi mengambil kertas koran yang ada dibelakang tempat duduk terdakwa dan meremas-remas kertas koran tersebut menjadi bulatan kemudian memasukkannya dengan cara didorong ke mulut korban dengan menggunakan tangan saksi menyusuli kertas tisu yang sudah dimakan korban;


(48)

o) Bahwa, sesampainya di fly over ITC Cempaka Mas, terdakwa berhenti dan saksi mengambil gesper atau ikat pinggang didalam tasnya, kemudian saksi mengikat kedua tangan korban setelah itu terdakwa dengan kaki kirinya menendang badan korban kemudian kaki kiri terdakwa menekan leher korban sambil tangan kanannya dengan alat penyetrum menyetrum lutut kiri korban diikuti saksi dengan menggunakan tas selempang milik korban, saksi mengalungkan ke leher korban kemudian saksi tarik dan kaki kiri terdakwa menekan leher korban sampai korban berontak menendang-nendang pintu mobil karena kesakitan dan tidak bisa bernafas namun terdakwa tetap memukul dengan tangan kirinya kearah bahu kiri korban;

p) Bahwa, selanjutnya terdakwa menjalankan mobilnya kembali ke arah Kemayoran Jakarta Pusat dan diperjalanan sekitar jam 21.30 WIB, saksi menggunakan sepatu Vieel (sepatu teplek) warna biru dongker memukul ke arah wajah korban secara berulang namun korban hanya diam saja kemudian saksi memegang dadanya dan ternyata korban sudah tidak bernafas, sehingga hal ini menimbulkan kepanikan dari Hafitd dan juga Assyifa

q) Bahwa, terdakwa kemudian mencari-cari tempat yang aman untuk membuang mayat korban sampai memutar-mutar di beberapa daerah, namun sesampainya di dekat Rumah Sakit Mitra


(49)

Kemayoran, mobil terdakwa mogok, yang kemudian akhirnya mobil tersebut bisa hidup karena bantuan taksi yang lewat;

r) Bahwa, kemudian saksi sampai di daerah danau Sunter, namun mobil kemudian mogok, dan sekitar jam 1.00 WIB hari Senin tanggal 03 Maret 2014 ada dua pengendara mobil yang berhenti dan membantu kami untuk menjumper mobil kami;

s) Bahwa, setelah dua pengendara mobil tersebut pergi tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan ke pinggir danau Sunter untuk membuang mayat korban dan terdakwa membuka pintu belakang kiri, kemudian terdakwa keluar dari mobilnya untuk membuang mayat korban ke danau Sunter, namun tidak disangka pengendara mobil yang sebelumnya datang membantu kami menghampiri untuk menanyakan keadaan mobil. Sehingga kami membatalkan rencana untuk membuang mayat korban di danau ; t) Bahwa, sesampainya di Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat

mobil kami kembali mogok tepatnya di depan Toko Parfum kemudian ada sekitar lima orang menghampiri dan membantu kami untuk menyalakan mobil tetapi mobil tidak menyala dan kami disarankan agar menunggu disini sampai pagi untuk menunggu bengkel buka dan akhirnya pun kami memutuskan untuk menunggu sampai pagi menunggu;

u) Bahwa, kemudian terdakwa memasangkan alat ke aki mobil dan akhirnya mobil kembali menyala sekitar jam 08.30 WIB dan kami


(50)

pergi ke daerah PRJ Jakarta Pusat untuk mencari bengkel mobil karena radiator mobil panas dan AC tidak menyala;

v) Bahwa, sesampai di ITC Cempaka Mas sekitar jam 10.00 WIB, kami masuk ke dalam parkiran ITC Cempaka Mas dan terdakwa turun guna menjual iphone 5 milik korban dengan harga Rp.4.000.000,- (empat juta rupiah);

w)Bahwa, saksi menerangkan bahwa dalam perjalanan dari ITC, mobil mereka beberapa kali rusak kembali dikarenakan kerusakan pada aki mobil tersebut;

x) Bahwa, karena sudah malam, kami masuk ke dalam tol Bekasi Bintara Bekasi sekitar jam 21.00 WIB dan sekitar 300 meter di pinggir jalan Tol Bintara Bekasi Barat kami memberhentikan mobil kemudian terdakwa membuka pintu mobil belakang kiri lalu dengan kedua tangan dan kaki saksi, saksi mendorong korban dengan dibantu oleh terdakwa sampai korban keluar dari mobil, dan dalam perjalanan pulang, saksi membuang tas dan peralatan lain milik korban ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi mahkota tersebut, terdakwa mengatakan ada yang benar dan ada yang tidak benar, yang tidak benar adalah capture sms antara terdakwa dengan korban adalah capture lama dan saksi Assyifa Ramadhani mencari-carinya di media sosial dan terdakwa dengan korban Ade Sara, tidak menjalin hubungan kembali, sedangkan keterangan selebihnya benar


(51)

Menimbang, bahwa dipersidangan Penasihat Hukum terdakwa telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yang meringankan bagi terdakwa;

1) Saksi I : Sulastri

a) Benar, bahwa saksi kenal dengan terdakwa Hafitd, karena saksi adalah ibu kandung terdakwa;

b) Bahwa, saksi mempunyai 4 (empat) orang anak, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan;

c) Bahwa, terdakwa Hafitd adalah anak nomor 2;

d) Bahwa, alat setrum merk Tazer yang dipakai oleh terdakwa, adalah milik saksi yang dibeli saksi pada akhir tahun 2011 untuk jaga diri saksi karena saksi pernah kerampokan;

e) Bahwa, selama saksi mempunyai alat setrum tersebut, alat tersebut tidak pernah digunakan;

f) Bahwa, oleh karena pada bulan Januari tahun 2014, terdakwa juga dirampok maka saksi memberikan alat setrum tersebut kepada terdakwa untuk jaga diri;

g) Bahwa alat setrum tersebut biasa disimpan di dashboard mobil terdakwa merk Kia Visto warna Silver No. Pol. B-8328-JO;

h) Bahwa, mobil merk Kia Visto warna Silver No. Pol. B-8328-JO sudah dihibahkan kepada terdakwa oleh saksi dan sudah atas nama terdakwa;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi kedua belas tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;


(52)

2) Saksi II : NOVI IRIANTI;

a) Bahwa, saksi kenal dengan terdakwa Hafitd, namun tidak ada hubungan keluarga;

b) Bahwa saksi adalah pembantu rumah tangga di tempat orang tua terdakwa;

c) Bahwa, terdakwa Hafitd dan saksi Assyifa Ramadhani hubungan mereka berpacaran;

d) Bahwa, hampir setiap hari saksi Assyifa Ramadhani main kerumah terdakwa Hafitd;

e) Bahwa, saksi sering mendengar terdakwa dan saksi Assyifa Ramadhani bertengkar dan pokok persoalan pertengkarannya adalah masalah hubungan terdakwa dengan korban;

f) Bahwa, saksi Assyifa Ramadhani sifatnya possesif dan sangat pencemburu;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi ketiga belas tersebut diatas , terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan;

b. Surat

Menimbang, bahwa dipersidangan telah dibacakan Visum et Repertum yaitu :

1. Visum Et Repertum Nomor : 100/VER/234.03.13/M/2014

Dengan suatu kesimpulan kaku mayat dan dijumpai perubahan yang ditimbulkan oleh benda tumpul dan bekas lilitan di leher korban.


(53)

Menimbang, bahwa kepada saksi-saksi dan kepada Terdakwa dipersidangan telah diperlihatkan dan dipertanyakan barang bukti berupa :

1) 1 (satu) unit mobil merk Kia Visto warna Silver No. Pol. B-8328-JO; 2) 1 (satu) pasang sepatu warna Biru Dongker merk Vell;

3) 1 (satu) buah alat penyetrum merk TAZER ; 4) Sisa tisu yang dimakan oleh korban;

5) Campuran tisu dan koran yang diambil dari tubuh korban (tenggorokan korban) pada saat dilakukan otopsi;

6) 1 (satu) buah tas jinjing berwarna putih - merah bertuliskan I Love Bali; 7) 1 (satu) buah handphone merk Black Berry type 8520 warna hitam

bercover gambar wanita ;

8) 1 (satu) buah KTP atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO ; 9) 1 (satu) buah Kartu Mahasiswa Universitas & Akademi Pariwisata

BUNDA MULIA atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO; 10) 1 (satu) buah kartu GOETHE INSTITUT atas nama ADE SARA

ANGELINA S;

11) 2 (dua) buah kartu (Commet) Computer Eletrik Ticketing ;

12) 1 (satu) buah kartu membership Card TIP TOP atas nama ELISABETH DIANA DEWAYANI;

13) 1 (satu) buah kartu Perpustakaan Nasional RI atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO;


(54)

15) 1 (satu) buah kartu Debit BCA nomer 6019002020879898 atas nama ADE SARA ANGELINA SUROTO;

16) 1 (satu) buah kartu Flazz BCA Nomer 0145000110660111 ; 17) 1 (satu) buah pakaian celana dalam warna krem ;

18) 1 (satu) buah pakaian kaos dalam warna putih ; 19) 1 (satu) buah rok panjang warna hitam ;

20) 1 (satu) buah gelang bertuliskan java jazz warna merah ; 21) 1 (satu) buah dompet terbuat dari kain warna biru ; d. Keterangan Terdakwa

Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula mendengar keterangan Terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1) Bahwa, terdakwa pacaran dengan korban sekitar bulan Juni tahun 2012 sampai dengan bulan Desember tahun 2013, kemudian putus karena perbedaan agama dimana terdakwa beragama Islam sedangkan korban beragama Katholik;

2) Bahwa, korban Ade Sara kemudian berpacaran lagi dengan orang yang juga beda agama, sehingga terdakwa menyimpan dendam kepada korban;

3) Bahwa, terdakwa pernah curhat kepada saksi Assyifa Ramadhani, tentang hubungan terdakwa dengan korban yang putus hanya karena perbedaan agama, namun ternyata korban berpacaran lagi dengan orang yang beda agama juga;


(55)

4) Bahwa, mendengar curhat itu saksi Assyifa Ramadhani marah dan cemburu karena menganggap terdakwa masih ada hubungan dengan korban Ade Sara;

5) Bahwa, karena Assyifa marah marah terus menerus, terdakwa selanjutnya berjanji untuk menculik korban Ade Sara dengan menyuruh teman teman terdakwa dan saksi Assyifa mengatakan,

“kalau begitu aku ikut”;

6) Bahwa, pada hari Senin tanggal 03 Maret 2014 sekitar jam 16.30 WIB, di dalam mobil sepulang dari kampus terdakwa sempat berbicara kepada saksi Assyifa Ramadhani untuk menculik Ade Sara. Kemudian terdakwa meminta saksi Assyifa menghubungi korban melalui social media dengan menggunakan Ipad milik terdakwa, dan janjian ketemu di stasiun Gondangdia;

7) Bahwa, ketika mobil terdakwa berhenti kemudian saksi Assyifa Ramadhani dan korban masuk ke mobil dengan posisi saksi Assyifa Ramadhani duduk didepan disamping terdakwa sedangkan korban duduk di kursi tengah;

8) Bahwa, ketika korban masuk kedalam mobil, terdakwa dan saksi Assyifa Ramadhani pura-pura bertengkar dan saat itu korban hanya diam dan sempat minta keluar karena sudah telat namun terdakwa

larang dengan berkata “ Ntar aja dulu temenin dulu Assyifanya”;

9) Bahwa, setelah terdakwa berkata demikian maka korban menoleh ke saksi Assyifa, disaat itulah terdakwa langsung menyetrum korban di


(56)

bagian perut sebanyak 3 (tiga) kali, Assyifa menarik rambut korban sampai tertutuduk kelantai mobil, duduk diantara jok belakang dan jok depan;

10) Bahwa, setelah itu terdakwa memukul dengan tangan kiri yang diayun dari arah belakang hingga mengenai kepala sebelah kanan korban sebanyak tiga kali selanjutnya terdakwa langsung tancap gas ke arah Taman Menteng;

11) Bahwa, kira-kira 300-400 meter mobil terdakwa hentikan karena

korban terus berteriak “tolong-tolong” sambil menendang pintu mobil hingga terdakwa pukul kembali sekitar lima kali diarah wajah korban hingga tangan kiri terdakwa luka karena kena gigi korban, sedangkan saksi Assyifa Ramadhani dengan tangan kanannya menampar wajah korban;

12) Bahwa, terdakwa kembali membawa mobil ke arah Taman Mini dan sepanjang perjalanan terdakwa mendengar saksi Assyifa Ramadhani menyuruh korban agar membuka baju dan korban saat itu membuka seluruh pakaiannya kecuali celana dalam dan selain itu tangan korban diikat menggunakan ikat pinggangnya saksi Assyifa Ramadhani; 13) Bahwa, dalam perjalanan menuju ke arah Cawang, terdakwa

mendengar saksi Assyifa Ramadhani menyuruh korban agar memakan

tissue, “sumpelin mulut lo sama tissue”, terdakwa mendengar korban berkata, “kegedean Sif”, kemudian oleh korban tissue tersebut di


(57)

saksi Assyifa Ramadhani memasukkan koran yang sudah di buat bulat ke mulut korban hingga sebagian tissue dan koran masuk kemulut korban;

14) Pada saat di By Pass Cempaka Mas (mobil tetap berjalan) saksi Assyifa Ramadhani memukuli korban dengan sepatu kurang lebih lima kali ke arah wajah korban;

15) Bahwa, terdakwa kemudian berhenti di jalur lambat dan menekan leher korban dengan kaki kiri agak diangkat (posisi tetap dari kursi kemudi) sekitar satu menit setelah itu terdakwa jalan lagi dan tanpa terdakwa sadari terdakwa berada di dekat Kemayoran;

16) Bahwa, di bawah By pass Kemayoran, dengan posisi tangan kanan memegang stir (kemudi), kembali terdakwa dengan tangan kiri mencekik leher korban di bantu saksi Assyifa Ramadhani juga mencekik leher korban menggunakan tas korban yang ada talinya sampai terdakwa yakin korban sudah meninggal;

17) Bahwa, sekitar jam 23.00 WIB di duga korban sudah meninggal saat itu terdakwa putar balik ke seberang RS Kemayoran, mobil yang terdakwa bawa mogok, kemudian terdakwa ditolong oleh anggota PM (terlihat dari pakaiannya) dengan naik motor membeli air aki namun tidak ketemu hingga akhirnya mobil terdakwa di jumper (strum) dengan Taksi Sepakat hingga mesin kembali hidup, namun baru sekitar 200 meter mobil kembali mogok dan terdakwa meminta bantuan kepada mobil yang lewat untuk kembali di strum;


(58)

18) Bahwa, setelah mobil bisa jalan lagi, terdakwa memutar ke arah Utan Panjang dan sekitar 300 meter kembali mobil mogok, karena sudah larut malam sekitar jam 02.00 WIB, terdakwa istirahat di mobil sambil menunggu teman terdakwa yang sudah terdakwa BBM untuk datang;

19) Bahwa, pada hari Selasa tanggal 04 Maret 2014 sekitar jam 04.00 WIB, saksi Alghie datang kemudian mengobrol dengan terdakwa di depan mobil sambil menunggu saksi Galan yang datang sekitar 30 menit kemudian;

20) Bahwa, setelah mobil diisi bensin mobil tetap tidak bisa hidup dan sekitar jam 09.00 WIB, kedua teman terdakwa pamit mau pulang karena kuliah, sedangkan terdakwa mencari aki dengan naik ojeg; 21) Bahwa, setelah terdakwa dapat aki baru (beli seharga dua ratus

ribu/tukar tambah) dan aki di pasang maka mobil tersebut kembali dapat dihidupkan;

22) Bahwa, setelah mobil hidup, terdakwa menuju ke ITC Cempaka Mas mau menyimpan mobil untuk memanggil tukang service aki, tetapi sesampainya di sana karcis parkir error, sekitar jam 13.00 WIB, terdakwa memanggil montir untuk menservice aki mobil kemudian setelah di service montir tersebut mengatakan bahwa mobil masih harus di perbaiki dibengkel yang lokasinya di daerah Rawasari;


(59)

23) Bahwa, ketika terdakwa sampai di Rawasari ternyata bengkel tidak ada dan saat terdakwa tanya-tanya diberitahu bahwa bengkel ada di Salemba Jl. Percetakan Negara dekat dengan Rutan Salemba;

24) Bahwa, saat mobil diservis, terdakwa dan saksi Assyifa Ramadhani berada di depan mobil dengan maksud agar tidak ada montir yang masuk kedalam mobil;

25) Bahwa, terdakwa berada dibengkel sampai sekitar jam 17.30 WIB; 26) Bahwa, setelah selesai mobil bisa berjalan lagi, terdakwa dan saksi

Assyifa Ramadhani kembali melanjutkan niat untuk membuang jasad korban, kemudian pergi kearah Klender, namun situasi di daerah Klender ramai sehingga tidak jadi dibuang di Klender;

27) Bahwa, saat itu kami putar-putar Klender dan sekitarnya sampai sekitar jam 20.30 WIB namun tetap tidak menemukan tempat yang aman untuk membuang jasad korban, sehingga akhirnya terdakwa berinisiatif masuk ke Tol Bintara dan jarak sekitar 300 meter terdakwa berhenti dan berkata kepada saksi Assyifa Ramadhani, untuk membuang mayatnya disana;

28) Bahwa, setelah itu saksi Assyifa Ramadhani bergeser ke kanan untuk mendorong badan korban agar ke sisi kiri, terdakwa ikut membantu mendorong dengan posisi terdakwa tetap duduk di kursi kemudi, setelah posisi korban dekat pintu yang sebelumnya sudah di buka kemudian oleh saksi Assyifa Ramadhani, pantat korban didorong hingga korban keluar dan terhempas di pinggir aspal jalan tol;


(60)

29) Bahwa, setelah itu kemudian saksi Assyifa Ramadhani, berpindah ke tempat duduk disamping terdakwa dan terdakwa melajukan mobil terdakwa hingga keluar Tol Jati Asih, sebelum keluar tol Jati Asih tas milik korban di buang oleh saksi Assyifa Ramadhani dan setelah keluar tol baru dompet milik korban yang dibuang;

30) Bahwa, terdakwa pulang ke Komplek Perumahan Pulogebang Permai, namun sebelum sampai rumah terdakwa, terdakwa sempat membuang alat setrum ke got dekat rumah tetangga terdakwa sedangkan kartu identitas milik korban terdakwa buang di pojok komplek perumahan; 31) Bahwa, pada hari Kamis tanggal 06 Maret 2014 terdakwa mengajak

teman terdakwa yang bernama Imam Hilmansyah untuk ke rumah duka di RSCM dengan naik motor Imam;

32) Bahwa, sesampainya di RSCM sekitar jam 13.30 WIB, terdakwa

menemui ibu korban mengucapkan rasa duka, “Sabar ya tante”,

dijawab, “Iya terima kasih ya Fit”, setelah itu terdakwa keluar rumah duka dan saat berada di luar terdakwa diamankan oleh dua orang yang mengaku Polisi;

33) Bahwa, saat itu terdakwa ditanya-tanya tentang kedekatan hubungan terdakwa dengan korban, ditanya tentang kegiatan terdakwa dari hari Senin dan Selasa sampai ditanya tentang luka di tangan kiri terdakwa, dimana awalnya terdakwa tidak mengakui, namun akhirnya terdakwa di perjalanan saat hendak ke kampus mau mengambil mobil terdakwa,


(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang dilakukan dalam memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang berjudul “PERANAN PEMBUKTIAN TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM PENJATUHAN HUKUMAN TERHADAP PELAKU PEMBUNUHAN BERENCANA “(studi kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (NO.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST)”

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis begitu banyak mendapat dukungan, bimbingan, bantuan ,arahan, dan petunjuk dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. OK Saidin, S.H., M.H., sebagai Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., sebagai Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., sebagai Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. M. Hamdan S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Liza Erwina, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


(2)

7. Bapak Dr. Pendataren Tarigan S.H., M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis selama dalam proses perkuliahan dengan memberikan saran dan kritik terhadap penulis.

8. Bapak Prof. Dr. Madiasa Ablisar, S.H., M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis dalam membimbing, memberi waktu, sumbangan pikiran, tenaga dalam memberikan saran dan kritik serta mengevaluasi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik.

9. Bapak Alwan, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam membimbing, memberi waktu, sumbangan pikiran, tenaga dalam memberikan saran dan kritik serta mengevaluasi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan baik.

10.Bapak dan Ibu Dosen (staf pengajar) yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan beserta seluruh staf pegawai yang telah memberikan pelayanan dengan baik selama perkuliahan.

11.Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yang tercinta dan tersayang, yaitu Ayahanda Desbenneri Sinaga, S.H., M.H., dan Ibunda Jumiati Sitepu, yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang yang tidak terukur, dan tetap dengan senantiasa memberikan dukungan, menjadi sumber inspirasi, semangat dan motivasi serta doa-doa yang tulus selama proses pengerjaan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yesus senantiasa memberikan berkat dan kasih karuniaNya serta kesehatan dan umur panjang kepada ayah dan ibu tercinta.

12.Ucapan terima kasih yang tulus untuk abang penulis tersayang Hendra Utomo Mudito Sinaga S.Ked., dan kakak penulis yang tersayang Hera Ratih Novie Dwita Sinaga S.Ked dan adik yang penulis sayangi, Herdi rio Imanuelta Sinaga yang juga turut memberi dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

iii


(3)

13.Teruntuk sahabat-sahabat penulis dalam kelompok belajar yang menyebut dirinya Future Lawyers yaitu Debora S. Tampubolon S.H., Olivia I. M Sinurat S.H., Andreas A.R. Sipayung, Iwan J. Simbolon, Lamhotman C. Limbong, Andry A. Sitohang, Andri P. Tarigan, Damecson Sagala, Sahata H. Manurung, terima kasih untuk waktu yang telah kita lewati bersama-sama selama kita berada di bangku perkuliahan ini, yang membuat hari-hari kuliah terasa menyenangkan. Sungguh suatu kebahagiaan dapat mengenal sahabat-sahabat seperti mereka. Semoga kelak di kemudian hari kita bisa menjadi Future Lawyers yang sesungguhnya.

14.Teruntuk sahabat-sahabat penulis lainnya, Rawady Mart Berutu, William Riyandi Siregar, Kristin Jones Manurung, Putri Indira Khairul, Theresia Gabriela Sinuraya serta teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu-satu. Terima kasih atas dukungan kalian yang telah diberikan kepada penulis selama proses skripsi ini berlangsung. Tuhan Yesus memberkati.

15.Teruntuk para Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara masa bakti 2015-2016, terima kasih atas kerjasamanya selama setahun ini dalam medan pelayanan kita.

16.Teruntuk para abangda Jan Bosarmen Sinaga, Yesaya Syahkata Singarimbun, Rio Perananta Sebayang, serta Anggi Tumpak H Sihotang yang telah menemani penulis dalam proses penulisan skripsi ini, terima kasih banyak atas motivasi dan dukungan yang telah diberikan sampai akhir penulisan skripsi ini, Tuhan Yesus memberkati kita.

17.Rekan-rekan se-almamater di Fakultas Hukum yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis


(4)

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua dan ilmu yang diperoleh oleh penulis dapat penulis terapkan bagi nusa dan bangsa. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Medan, 2016

Penulis

v


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. PerumusanMasalah ... 15

C.Tujuan Penulisan ... 15

D.KeaslianPenulisan ... 16

E. TinjauanKepustakaan ... 17

F. MetodePenelitian ... 25

G.SistematikaPenulisan ... 28

BAB II PERANAN PEMBUKTIAN DALAM KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA DAN PENGANIAYAAN BERENCANA A. Pengaturan Mengenai Pembunuhan Berencana dan Penganiayaan Berencana dalam KUHP ... 31

B. Peranan Pembuktian Dalam Mengarahakan Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Berencana dan Penganiayaan Berencana ... 51


(6)

BAB III ANALISIS PERANAN PEMBUKTIAN TERHADAP

PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PIDANA

MENGENAI PUTUSAN NO.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST

A. Posisi Kasus ... 81 B. Analisis Kasus ... 147

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 169 B. Saran ... 170 DAFTAR PUSTAKA ... 172

LAMPIRAN


Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 54 168

Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 57 110

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Su

0 0 34

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 0 12