Kesimpulan Peranan Pembuktian Terhadap Putusan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Pelaku Pembunuhan Berencana ( Putusan Pengadilan Negeri No.1359/PID.B/2014/PN.JKT.PST)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peranan pembuktian terhadap perkara pembunuhan berencana dan penganiayaan berencana sangatalah penting dalam menentukan dari dua hal tersebut yang akan menjadi keputusan hakim. Pada dasarnya pembuktian merupakan suatu bagian dari tahapan pemeriksaan dalam persidangan, yang mana pembuktian menjadi hal yang sangat diperlukan guna membentuk suatu keyakinan hakim terhadap suatu tindak pidana yang terjadi. Mengenai pembunuhan berencana dan penganiayaan berencana yang berakibat kematian mengalami kesulitan dalam menentukan tindak pidana yang terjadi diantara keduanya apabila hanya merujuk pada aturan dalam KUHP. Sehingga pembuktian menjadi hal yang memudahkan hakim dalam membentuk keyakianannya untuk menentukan tindak pidana yang mana yang terjadi disesuaikan dengan fakta-fakta hukum dalam persidangan. 2. Pada dasarnya kekuatan pembuktian pada alat-alat bukti yang dihadirkan dalam persidangan bersifat bebas, dalam artian bahwa hakim tidak terikat pada alat bukti yang ada dalam persidangan. Namun tidak dapat juga hakim secara sewenang-wenang mengabaikan alat-alat bukti dalam persidangan. Dikarenakan sistem pembuktian yang dianut oleh KUHAP adalah sistem Pembuktian Negatif, dimana dalam mengambil keputusan Hakim 169 Universitas Sumatera Utara mengunakan keyakinannya, namun dalam membentuk keyakinannya hakim harus pula berdasarkan pada minimal dua lat bukti yang sah yang ada dalam persidangan. Terhadap pembuktian yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum haruslah mampu meyakinkan hakim melalui alat-alat bukti yang dihadirkannya dalam persidangan sebagai sesuatu yang dapat menguatkan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Dan dalam melakukan tuntutan Jaksa Penuntut Umum haruslah menyesuaikan dengan fakta-fakta hukum yang ada dalam persidangan sehingga benarlah suatu tindak pidana tersebut telah terjadi dan dilakukan oleh Terdakwa sehingga tuntutan tersebut dibuat seobjektif mungkin.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 54 168

Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 57 110

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Su

0 0 34

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 0 12