Menurut Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2011, banjir adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
2.7.2. Faktor-faktor Penyebab Banjir.
Berikut beberapa faktor penyebab banjir menurut Ramli 2010: a.
Curah hujan tinggi. b.
Permukaan tanah lebih rendah dari permukaan air laut. c.
Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit atau terbatas.
d. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran bantaran sepanjang sungai.
e. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan dipinggir
sungai. f.
Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
Kodoatie 2002 menjelaskan faktor-faktor penyebab banjir karena tindakan manusia sebagai berikut:
a. Perubahan kondisi Daerah Pengaliran Sungai DPS.
b. Kawasan kumuh.
c. Sampah.
d. Drainase lahan.
e. Kerusakan bangunan pengendali banjir.
f. Perencanaan sistem pengendalian banjir yang tidak tepat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.7.3. Penanggulangan Banjir.
Maryono 2005 menjelaskan langkah-langkah pokok dalam menyusun pedoman atau kerangka acuan untuk pembuatan masterplan atau program penanganan banjir.
Langkah-langkah tersebut yaitu: a.
Pemetaan dan analisis perubahan tata guna lahan di DAS. Hasil dari langkah ini adalah berupa peta tata guna lahan di DAS perubahannya, serta kaitannya dengan
kejadian-kejadian banjir. b.
Pemetaan dan analisis wilayah sungai, sempadan sungai, dan alur sungai, baik sungai besar di hilir maupun sungai kecil di bagian hulu. Dari pemetaan di
sepanjang sungai ini selanjutnya dapat di analisis dengan cermat karakter sungai bersangkutan serta kaitannya dengan potensi banjir, baik banjir biasa maupun
banjir banding. c.
Pemetaan komponen ekologi retensi alamiah sempadan sungai dan kondisi fisik hidraulik di sepanjang sempadan sungai. Hasil dari pemetaan ini dapat digunakan
untuk menganalisis kemungkinan peningkatan retensi sepanjang alur sungai. d.
Pemetaan dan analisis saluran drainase yang masuk ke sungai. Dari hasil pemetaan ini dapat ditetapkan alur-alur drainase yang perlu diperbaiki.
e. Pemetaan dan pendataan kondisi daerah pedesaan dan daerah semi urban bagian
hulu dan tengah. Langkah ini labih baik dilaksanakan besama masyarakat, sehingga tujuan penanganan banjir dapat tercapai, dan masyarakat mendapatkan
pembelajaran dai itu. f.
Pemetaan sistem makro dan mikro wilayah keairan sungai, danau, pantai, dan lain- lain yang dilanda banjir. Hasil kegiatan ini adalah dapat ditemukan secara pasti
penyebab banjir pada skala mikro dan makro wilayah tersebut. Hasil pemetaan ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan kebijakan mengenai penanggulangan banajir.
g. Pemetaan budaya masyarakat dan kaitannya dengan penanggulangan banjir.
Selain langkah-langkah di atas, terdapat langkah-langkah penanggulangan banjir lainnya yang terkait langsung dengan sungai, yaitu:
1 Reboisasi dan konservasi hutan di sepanjang DAS dari hulu ke hilir.
2 Penataan tata guna lahan yang meminimalisir limpasan langsung dan mempertinggi
retensi dan konservasi air di DAS. 3
Tidak melakukan pelurusan sungai. 4
Mempertahankan bentuk sungai yang berliku-liku, karena akan mengurangi erosi, dan meningkatkan konservasi.
5 Memanfaatkan daerah genangan air di sepanjang sempadan sungai dari hulu ke
hilir. 6
Mengubah sistem drainase konvensional yang mengalirkan air buangan secepat- cepatnya ke hilir menjadi sistem yang alamiah lambat, sehingga waktu konservasi
air cukup memadai dan tidak menimbulkan banjir di hilir. 7
Melakukan relokasi pemukiman yang berada di DAS atau bantaran sungai. 8
Melakukan pendekatan sosio-hidraulik, yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat secara terus menerus untuk terlibat dalam penanggulangan banjir.
Beberapa tindakan penanggulangan banjir menurut Ramli 2010: a.
Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan. b.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
c. Tidak membangun rumah atau pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Mengadakan program pengerukan sampah di sungai.
e. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut.
2.8. Kerangka Pemikiran.