dipisahkan dari kehidupan mereka, karena memang daerah tempat tinggal mereka merupakan daerah rawan banjir dari luapan Sungai Babura. Mereka mengetahui hujan
lebat akan memungkinkan terjadinya banjir. Tapi tidak ada hal-hal yang dipersiapkan masyarakat berkenaan dengan hal itu. Ketika terjadi banjir, penanganan yang dilakukan
masyarakat tersebut bisa dibilang tidak beraturan dan terkesan dadakan. Misalnya tidak ada koordinasi sesama masyarakat. Semua dilakukan secara alamiah saja.
Setiap manusia secara alamiah pasti akan berusaha mempertahankan diri dari ancaman bahaya apapun. Begitu juga dengan masyarakat bantaran Sungai Babura
Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan terhadap banjir. Mereka secara alamiah dan naluri bertahan hidup pasti akan berusaha menyelamatkan diri, keluarga dan harta benda
ketika banjir datang menghampiri. Namun tindakan masyarakat yang bersifat alamiah ini tentu tidak bisa menjamin dapat mengurangi dampak banjir, karena bersifat spontan.
Tindakan yang berdasarkan pemahaman yang baik akan lebih berpengaruh terhadap pengurangan dampak banjir, karena ada proses pendidikan yang terkandung di dalamnya.
Sistem penanggulangan banjir tidak akan berarti apa-apa jika pemahaman dan kesadaran masyarakat akan banjir tidak terbangun. Oleh karenanya sebagai langkah awal untuk
membangun pola pikir yang baik tentang penanganan banjir di masyarakat tersebut, maka perlu untuk diketahui dan didalami terlebih dahulu pemahaman masyarakat akan banjir.
1.2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pemahaman masyarakat bantaran
Sungai Babura di lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan tentang manajemen bencana banjir?”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1.3.1. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana pemahaman yang dimiliki atau terbangun di masyarakat bantaran Sungai Babura di lingkungan I Kelurahan Padang
Bulan Medan tentang manajemen bencana banjir secara umum ataupun penanggulangan banjir secara khusus.
1.3.2. Manfaat Penelitian.
Manfaat-manfaat dari penelitian yang dilakukan: a.
Secara teoritis. 1
Menambah wawasan peneliti mengenai pemahaman masyarakat bantaran sungai tentang manajemen bencana banjir.
2 Dapat menjadi referensi ilmiah dalam rangka pengembangan konsep dan model
manajemen bencana banjir untuk wilayah kota Medan. b.
Secara akademis, dapat memperkaya khasanah penelitian di bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya mengenai bencana.
c. Secara praktis, dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat bantaran
sungai selaku pemukim, pemerintah selaku pembuat kebijakan dan pelaksana program, serta para pelaku studi.
1.4. Sistematika Penulisan.
BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bab ini menjelaskan secara teoritis tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi
konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN.
Bab ini berisikan jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Bab ini menjabarkan secara umum tentang lokasi penelitian dan data-data
pendukung yang berhubungan dengan lokasi penelitian tersebut. BAB V : ANALISIS DATA.
Bab ini berisikan uraian data-data dan proses analisis data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
BAB VI : PENUTUP. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Pemahaman.
Pemahaman adalah bagian dari tingkatan pengetahuan. Pengetahuan sendiri merupakan proses hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Notoatmodjo, 2003. Terdapat enam tingkatan pengetahuan, yaitu:
a. Tahu.
Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari suatu
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima untuk mengukur tentang apa yang dipelajari dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,
menyatakan dan sebagainya. b.
Memahami. Yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan objek tersebut secara benar. c.
Aplikasi. Yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan materi yang telah
dipelajari dan dipahami sebelumnya. d.
Analisis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA