Jenis-Jenis Bencana. Manajemen Bencana.

Menurut United Nation Development Program UNDP dalam Ramli 2010, bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.

2.6.2. Jenis-Jenis Bencana.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 mengklasifakasikan bencana ke dalam tiga jenis, yaitu: a. Bencana Alam. Merupakan bencana yang besumber dari fenomena alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, pemanasan global, topan dan tsunami. b. Bencana Non-Alam. Merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non- alam antara lain; gagal teknologi, epidemik, dan wabah penyakit. c. Bencana Sosial. Merupakan bencana yang diakibatkan oleh manusia seperti; konflik sosial, dan aksi teror. 1 Bencana Alam. a Gempa. b Tsunami. c Letusan gunung berapi. d Banjir. e Kekeringan. f Kebakaran. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA g Angin topan. h Tanah longsor. 2 Bencana Non-alam. a Wabah penyakit b Gagal teknologi, contoh: kerusakan jaringan internet dalam skala besar. 3 Bencana Sosial. a Konflik SARA. b Aksi teror, contoh: pembunuhan misterius, dan penculikan.

2.6.3. Manajemen Bencana.

a. Pengertian Manajemen Bencana. Manajemen bencana adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat, dan akurat untuk menekan korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkannya Ramli, 2010: 10. Manajemen bencana pada dasarnya merupakan konsep penanggulangan bencana. Dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007, penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. b. Tujuan. Menurut Ramli 2010 ada empat tujuan manajemen bencana, yaitu: 1 Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang tidak diinginkan. 2 Menekan kerugian dan angka korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi terhadap bencana sehingga terlibat dalam proses penanggulangan bencana. 4 Melindungi anggota masyarakat dari ancaman, bahaya atau dampak bencana. c. Konsep Manajemen Bencana. Manajemen bencana dapat dibagi atas tiga tingkatan, yaitu pada tingkat lokasi, tingkat unit atau daerah, dan tingkat nasional atau korporat. Untuk tingkat lokasi disebut manajemen insiden incident management, pada tingkat daerah atau unit disebut manajemen darurat emergency management, dan pada tingkat nasional disebut manajemen krisis crisis management. 1 Manajemen insiden incident management. Yaitu penanggulangan bencana di lokasi atau langsung di tempat kejadian. Penanggulangan bencana pada tingkat ini bersifat teknis. 2 Manajemen darurat emergency management. Yaitu penanggulangan bencana di daerah yang mengkordinir lokasi kejadian. Tingkatan ini meliputi strategi dan taktis. 3 Manajemen krisis crisis management. Manajemen krisis berada pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat nasional. Tingkatan ini lebih bersifat strategis dan penentuan kebijakan. d. Tahapan Manajemen Bencana. Tahapan bencana merupakan suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman. Tahapan tersebut pada dasarnya adalah satu kesatuan sistem dalam upaya penanggulangan bencana. Berikut tahapan manajemen bencana tersebut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 Pra bencana. a Kesiagaan. Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah- langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiagaan merupakan tahapan yang paling strategis, karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam manghadapi datangnya suatu bencana. b Peringatan dini. Langkah ini diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat akan bencana yang akan terjadi. Peringatan yang diberikan didasarkan pada berbagai informasi teknis dan ilmiah yang dimiliki, diolah, atau diterima dari pihak berwenang mengenai kemungkingan akan terjadinya suatu bencana. c Mitigasi. Mitigasi adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi dampak yang ditimbulkan suatu bencana Ramli, 2010. Pendekatan-pendekatan dalam mitigasi bencana. a. Pendekatan teknis. 1 Membuat rancangan bangunan yang kokoh. 2 Membuat material yang tahan terhadap bencana. Contoh: material tahan api. 3 Membuat rancangan teknis pengaman. Contoh: tanggul. b. Pendekatan manusia. Pendekatan ini ditujukan untuk membentuk karakter manusia yang paham dan sadar mengenai bahaya bencana. oleh karenanya perilaku dan pola UNIVERSITAS SUMATERA UTARA hidup manusia harus dapat diperbaiki dengan kondisi lingkungan dan potensi bencana yang dihadpainya. c. Pendekatan administratif. 1 Penyusunan tata ruang dan tata lahan yang memperhitungkan aspek resiko bencana. 2 Sistem prizinan dengan memasukkan aspek analisa resiko bencana. 3 Penerapan kajian bencana untuk setiap kegiatan dan industri bersiko tinggi. 4 Menyiapkan prosedur tanggap darurat dan organisasi pelaksananya baik pemerintah maupun industri bersiko tinggi. d. Pendekatan kultural. Pendekatan ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai bencana dan bahaya yang ditimbulkannya. Penyadaran disesuaikan dengan kearifan lokal dan tradisi masyarakat yang telah membudaya sejak lama Ibid. 2 Saat terjadi bencana tanggap darurat. Tangggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi proses pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuha n dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta pemulihan sarana dan prasarana. Dalam UU No. 24 Tahun 2007 disebutkan proses penyelengaraan bencana pada saat tanggap darurat sebagai berikut: a Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap loksi, kerusakan, dan sumber daya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b Penentuan status keadaan darurat bencana. c Penyelamatan dan evakuasi. d Pemenuhan kebutuhan dasar. e Perlindungan terhadap kelompok rentan. f Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana vital. 3 Pasca bencana. a Rehabilitasi. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat. b Rekontruksi. Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana serta kelembagaan di wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perkonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat Ramli, 2010. 2.7. Banjir. 2.7.1. Pengertian Banjir.

Dokumen yang terkait

Harta Benda Bagi Masyarakat Pinggiran Sungai (Kajian Antropologi terhadap Masyarakat Pemukiman Pinggiran Sungai Babura Medan sebagai Pemukiman Kumuh terkait Pandangan akan Harta Benda)

0 52 161

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 1 13

PENDAHULUAN Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 3 7

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 2 13

PENGRES Pengetahuan Masyarakat Dalam Mengurangi Resiko Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasarkliwon Kota Surakarta.

0 3 15

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta.

0 1 15

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta.

0 2 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Pemahaman. - Pemahaman Masyarakat Bantaran Sungai Babura Di Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan Tentang Manajemen Bencana Banjir

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Pemahaman Masyarakat Bantaran Sungai Babura Di Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan Tentang Manajemen Bencana Banjir

0 1 6

PEMAHAMAN MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI BABURA DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA BANJIR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

0 0 9