2.9. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional. 2.9.1. Defenisi Konsep.
Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep
yang di teliti. Proses ini disebut dengan defenisi konsep. Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep
yang diteliti. Dengan kata lain peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian untuk memaknai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh peneliti
Siagian, 2011: 138. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi konsep-konsep sebagai berikut:
a. Pemahaman masyarakat adalah daya pikir atau kemampuan kognitif atau wawasan
yang dimiliki masyarakat akan suatu hal tertentu, serta mampu menjelaskan suatu hal tersebut.
b. Bantaran sungai, yaitu sisi kanan dan kiri sungai yang berjarak maksimal 20 m dari
bibir sungai, dimana berdirinya bangunan rumahtempat tinggal. c.
Masyarakat bantaran sungai adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa Kepala Keluarga KK yang bertempat tinggal di bantaran sungai.
d. Sungai Babura adalah salah satu sungai yang melintasi atau membelah Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara. e.
Manajemen bencana banjir, yaitu suatu sistem penanganan banjir mulai dari kesiagaan, tanggap darurat sampai pemulihan.
2.9.2. Defenisi Operasional.
Dalam merumuskan defenisi operasional peneliti menentukan indikator-indikator sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Pemahaman masyarakat akan manajemen bencana banjir, meliputi:
1 Penyuluhan bencana yang mungkin pernah diterima masyarakat.
2 Pelatihan manajemen bencana yang mungkin pernah didapat masyarakat.
3 Kelompok diskusi bencana yang mungkin pernah ada di masyarakat.
b. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir.
1 Program penanggulangan banjir yang pernah dibuat di lingkungan.
2 Keterlibatan dalam program penanggulangan banjir, baik oleh pemerintah,
swasta, ataupun swadaya masyarakat sendiri. 3
Ada tidaknya tim tanggap darurat di lingkungan. 4
Ada tidaknya dilakukan evaluasi setelah banjir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan suatu gejala, atau peristiwa yang terjadi dan memusatkan perhatian pada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung, serta tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa, ataupun membuat prediksi
Asmani, 2011: 40. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menggambarkan keadaan secara menyeluruh
bagaiaman pemahaman masyarakat bantaran Sungai Babura di Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Medan tentang manajemen bencana banjir.
3.2. Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitian dilakukan di pemukiman bantaran Sungai Babura di Lingkungan I Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Pemilihan lokasi tersebut
ialah karena lokasi tersebut merupakan salah satu daerah bantaran sungai di kota Medan yang selalu mendapat ancaman dan bahkan dilanda banjir ketika hujan berkepanjangan
terjadi, dan tidak jarang terjadi banjir yang sampai menenggelamkan tempat tinggal warga ketika intensitas curah hujan tinggi. Hal lain yang mendorong penulis memilih lokasi
tersebut ialah penulis pernah terlibat langsung dalam mengevakuasi warga ketika terjadi banjir pada April 2011, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk mempelajari warga
korban banjir tersebut secara lebih dalam.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA