e Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen.
f Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa.
g Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan danatau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku
usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya. h Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk
pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.
Kemudian dalam ayat-ayatnya disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang
mencantumkan klausula baku yang letaknya atau bentuknya sulit terlihat, atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti. Lalu dalam
ayat 3 dinyatakan bahwa setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagimana
dimaksud pada ayat 1 dan 2 dinyatakan batal demi hukum. Hubungan kontraktual antara Pialang Berjangka dengan nasabah suatu bentuk
kontrak campuran yang menampakkan ciri-ciri perjanjian pemberi kuasa lastgeving, sebagaimana diatur dalam perjanjian dalam transaksi Perdagangan Berjangka
Komoditi antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah investor
.
b. Asas Hukum
Berkaitan dengan tujuan diatas, ada sejumlah asas yang terkandung di dalam usaha memberikan perlindungan hukum kepada konsumennasabah. Perlindungan
konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama seluruh pihak yang terkait,
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah berdasarkan lima asas, yang menurut Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 ini adalah :
1 Asas manfaat, 2 Asas keadilan,
3 Asas keseimbangan, 4 Asas keamanan dan kesalamatan konsumen, serta
5 Asas kepastian hukum. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini
menghendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak di atas pihak lain atau sebaliknya,
tetapi adalah untuk memberikan kepada masing-masing pihak , produsen dan konsumen, apa yang menjadi haknya. Dengan demikian, diharapkan bahwa
pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada gilirannya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.
Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha
untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. Asas ini menghendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan
konsumen ini, konsumen dan produsen dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan
Universitas Sumatera Utara
penunaian kewajiban secara seimbang. Karna itu, undang-undang ini mengatur sejumlah hak dan kewajiiban konsumen dan pelaku usaha produsen
Asas keseimbangan dimaksud untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materil dan
spiritual
53
Asas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsidipakainya, dan sebaliknya bahwa produk itu
tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya. Karna itu undang-undang ini membebankan sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi dan
menetapkan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh produsen dalam memproduksi dan mengedarkan produknya.
. Asas ini menghendaki agar konsumen, pelaku usaha produsen , dan pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan
hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen, produsen dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang dan sesuai dengan hak dan
kewajibannya masing-masing dalam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Asas kepastian Hukum dimaksudkan agar, baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
53
Asas keseimbangan ini juga dianut oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, lihat Pasal 2:
… kesimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.
Universitas Sumatera Utara
konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum. Artinya, undang-undang ini mengharapkan bahwa aturan-aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung
dalam undang-undang ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga maasing-masing pihak memperoleh keadilan. Oleh karna itu, Negara bertugas dan
menjamin terlaksananya undang-undang ini sesuai dengan bunyinya. Beberapa asas yang terkandung dalam KUH Perdata yang sangat penting
dalam Hukum Perdata adalah : 1. Asas kebebasan berkontrak,
Asas ini mengandung pengertian bahwa setiap orang dapat mengadakan perjanjian apapun juga, baik yang telah diatur dalam undang-undang, maupun yang
belum diatur dalam undang-undang lihat Pasal 1338 KUHPdt. Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat 1
KUH Perdata, yang berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.” Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:
1 Membuat atau tidak membuat perjanjian; 2 Mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
3 Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya; 4 Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.
Universitas Sumatera Utara
Latar belakang lahirnya asas kebebasan berkontrak adalah adanya paham individualisme yang secara embrional lahir dalam zaman Yunani, yang diteruskan
oleh kaum Epicuristen dan berkembang pesat dalam zaman renaissance melalui antara lain ajaran-ajaran Hugo de Grecht, Thomas Hobbes, John Locke dan J.J.
Rosseau. Menurut paham individualisme, setiap orang bebas untuk memperoleh apa saja yang dikehendakinya.
Dalam hukum kontrak, asas ini diwujudkan dalam “kebebasan berkontrak”. Teori leisbet fair in menganggap bahwa the invisible hand akan menjamin
kelangsungan jalannya persaingan bebas. Karena pemerintah sama sekali tidak boleh mengadakan intervensi didalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Paham
individualisme memberikan peluang yang luas kepada golongan kuat ekonomi untuk menguasai golongan lemah ekonomi. Pihak yang kuat menentukan kedudukan pihak
yang lemah. Pihak yang lemah berada dalam cengkeraman pihak yang kuat seperti yang diungkap dalam exploitation de homme par l’homme.
2. Asas Konsesualisme Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat 1 KUHPdt.
Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang
menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan adalah
persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
Asas konsensualisme muncul diilhami dari hukum Romawi dan hukum Jerman. Didalam hukum Jerman tidak dikenal istilah asas konsensualisme, tetapi
lebih dikenal dengan sebutan perjanjian riil dan perjanjian formal. Perjanjian riil adalah suatu perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata dalam hukum
adat disebut secara kontan. Sedangkan perjanjian formal adalah suatu perjanjian yang telah ditentukan bentuknya, yaitu tertulis baik berupa akta otentik maupun akta
bawah tangan. Dalam hukum Romawi dikenal istilah contractus verbis literis dan contractus
innominat. Yang artinya bahwa terjadinya perjanjian apabila memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas konsensualisme yang dikenal dalam KUHPdt adalah berkaitan
dengan bentuk perjanjian.
B. Kegiatan Usaha Pialang Berjangka