B. Perlindungan Bagi Nasabah Dalam Tahap Pelaksanaan Transaksi Perdagangan Berjangka
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan perdagangan komoditi berjangka menyebutkan bahwa
Pasal 108 1 Setiap kali menerima amanat Nasabah untuk melakukan transaksi atas beban
rekening Nasabah yang bersangkutan, Pialang Berjangka wajib mencatat dalam kartu amanat sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti.
2 Apabila amanat Nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan melalui telepon, maka perintah dan pembicaraan tersebut wajib direkam.
3 Apabila transaksi telah selesai dilaksanakan, Pialang Berjangka segera memberitahukan Nasabah yang bersangkutan selambat-lambatnya 2 dua hari
kerja berikutnya. 4 Pialang Berjangka wajib menyampaikan kepada Bappebti formula perhitungan
biaya transaksi atau jasa yang harus dibayar oleh Nasabah untuk referensi
.
129
Pasal 110 Dalam menyalurkan amanat Nasabah, Pialang Berjangka dilarang melakukan hal-hal
sebagai berikut : a. Menyembunyikan atau mengubah informasi tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi; b. Menyarankan untuk membeli atau menjual jenis Kontrak Berjangka tertentu atau
memberikan penilaian harga akan naik atau turun tanpa didasarkan perhitungan yang benar dengan maksud agar Nasabah melakukan transaksi;
c. Menerima amanat Nasabah dan menyelesaikan perjanjian pemberian amanat di luar kantor pusat dan kantor cabang resmi;
d. Membocorkan rahasia tentang amanat Nasabah atau rahasia bisnis lainnya yang diperoleh dalam pelaksanaan transaksi;
e. Menyalahgunakan dana Nasabahnya; f. Memberikan jawaban yang tidak benar atas pertanyaan Nasabah, sehingga
merugikan kepentingan Nasabah;
129
Peraturan Pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 108.
Universitas Sumatera Utara
g. Membuat, menyimpan, melaporkan dan mempublikasikan secara melawan hukum tentang kegiatannya, atau membuat pernyataan tidak benar dalam
rekening, buku laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Lalai menyampaikan berbagai laporan yang dipersyaratkan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
i. Memberi pinjaman atau meminjam uang dari Nasabah atau bertindak sebagai perantara bagi Nasabahnya untuk meminjamkan atau meminjam uang dari pihak
lain; j. Melakukan kesalahan pencatatan mengenai pelaksanaan transaksi;
k. Melakukan perubahan tidak sah yang dibubuhkan pada cap waktu pada pesanan nasabah, laporan transaksi, atau dokumen lainnya;
l. Melaksanakan transaksi melebihi jumlah batas maksimal yang telah ditetapkan. m. Melaksanakan transaksi untuk Nasabahnya tanpa perintah Nasabah yang
bersangkutan; n. Tidak menyalurkan amanat Nasabah ke Bursa Berjangka sesuai dengan perintah
Nasabah; o. Menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah
yang bersangkutan, kecuali dalam keadaan tertentu yang ditetapkan oleh Bappebti; dan
p. Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
130
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 64BAPPEBTIPer12009 Tentang Ketentuan Teknis Perilaku
Pialang Berjangka menyebutkan bahwa
131
Pasal 5 :
1 Pialang Berjangka bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan oleh pegawai Pialang Berjangka atau pihak yang terkait dengan Pialang Berjangka tersebut
dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan Berjangka. 2 Dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan Berjangka, Pialang Berjangka wajib:
a. Membuat dan melaksanakan prosedur operasional standar pos tentang tata cara penerimaan nasabah yang disetujui oleh bappebti;
b. Membentuk unit yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan mengenai perdagangan berjangka kepada calon nasabah;
130
Peraturan Pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 110
131
http:www.bappebti.go.id diunduh 15 juni 2013.
Universitas Sumatera Utara
c. Membuat materi pelatihan mengenai perdagangan berjangka yang paling sedikit meliputi:
1. Peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka; 2. Pengetahuan tentang komoditi dan Kontrak Berjangka;
3. Pengetahuan tentang mekanisme transaksi dan risiko di bidang Perdagangan
Berjangka; 4. Hak-hak dan kewajiban Nasabah; dan
5. Sarana penyelesaian perselisihan perdata.
d. Menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi Rekening Terpisah Segregated Account;
e. Menjelaskan bahwa dana Nasabah harus ditransfer atau disetorkan ke Rekening Terpisah Segregated Account;
f. Menjelaskan biaya-biaya yang akan dikenakan kepada Nasabah; g. Menyediakan sarana simulasi transaksi Perdagangan Berjangka bagi calon
Nasabah; h. Membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar POS tentang
pelaksanaan transaksi yang ditetapkan oleh Pialang Berjangka dan telah disetujui
Bappebti;
i. Menyediakan ruangan perdagangan dealing room yang terpisah dengan ruangan penyelesaian settlement room;
j. Menyediakan sarana untuk transaksi secara langsung maupun tidak langsung; k. Merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah dalam Kartu Amanat
dengan menggunakan Formulir Nomor: IV.PRO.15.; l. Mengkonfirmasikan kepada Nasabah tentang transaksi yang telah dilaksanakan
dengan menggunakan Formulir Nomor: IV.PRO.16., dalam hal penyampaian transaksi dilakukan secara tidak langsung oleh Nasabah;
m. Menyampaikan Laporan Transaksi Harian Daily Statement kepada Nasabah; n. Menjelaskan alternatif penyelesaian perselisihan perdata khususnya mengenai
sengketa keuangan; o. Membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar POS tentang
penanganan pengaduan Nasabah oleh Pialang Berjangka dan telah disetujui Bappebti; dan
p. Membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan Nasabah dan mengawasi kepatuhan terhadap peraturan.
Universitas Sumatera Utara
C. Perlindungan Bagi Nasabah Dalam Tahap Pasca Transaksi Perdagangan Berjangka.