Tomat Lycopersicon esculentum Mill.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tomat Lycopersicon esculentum Mill.

Tomat merupakan tanaman asli di Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztee pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christophorus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador. Di Eropa, orang-orang menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Prancis menyebut tomat dengan sebutan apel cinta, dan orang Jerman menyebut tomat dengan sebutan apel surga. Tahun 1821, orang-orang Lousiana di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Kemudian, berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood Prajawati, 2006. Dalam botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan, tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut Atherton dan Rudich, 1986. Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji Sub divisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas : Dicotyledoneae berbiji berkeping satu Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicon Spesies : Lycopersicon esculentum Mill Gambar 1. Buah tomat jenis “MarthaTW” Tomat merupakan sayuran populer di Indonesia Gambar 1. Produksi tomat di Indonesia tiap tahun akan meningkat mengimbangi kebutuhan masyarakat yang meningkat dan juga perluasan pasar ekspor. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, tomat di Indonesia masih rendah. Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hamapenyakit yang kurang efisien. Namun seringkali terjadi penanaman tomat tanpa memperhatikan kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya sangat rendah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi maka perlu diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat dengan menanam varietas-varietas unggul. Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan 4 produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal serta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah hidroponik. Definisi tomat segar menurut SNI 01-3162-1992 adalah buah dari tanaman tomat dalam keadaan utuh, segar dan bersih. Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam bentuk tomat normal bulat, bulat lonjong, bulat pipih, lonjong dan beralur dan warna kulit buah. Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan fisiologi yang menjamin proses pematangan yang sempurna, dan isi dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yang mempunyai konsistensikekentalan serupa jeli dan biji-biji telah mencapai tingkat perkembangan yang sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dengan tekstur daging yang lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya. Menurut beratnya, tomat digolongkan besar jika beratnya lebih dari 150 grambuah, sedang jika beratnya 100-150 grambuah, dan kecil jika beratnya kurang dari 100 grambuah. Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, baik karena harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat. Secara umum tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian diatas 750 mdpl pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir, dan kadar keasamannya pH antara 5-6, curah hujan 750-1.250 mmtahun dan kelembaban relatif 25. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate, pada ujung tanaman terdapat tandan bunga pada setiap ruas batang dan memiliki umur panen lebih pendek, yaitu hanya sekitar 60 hari sudah dapat dipetik buahnya. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan indeterminate, tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda dan memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru dapat dipetik buahnya. Tomat merupakan tanaman yang dipanen berkali-kali. Rata-rata pada satu kali pertanaman tomat dapat dipanen sebanyak 8-10 kali, namun jika pertumbuhan baik dapat mencapai 15 kali dengan selang 2-3 hari sekali untuk setiap panen. Petani tomat membedakan tiga tingkat kematangan saat dipetik, yaitu hijau tua, merah muda pecah warna dan merah tua Marpaung, 1997. Cara untuk menentukan indeks panen adalah dengan mengadakan perubahan fisio-kimia yang terjadi selama proses pematangan buah yaitu berturut-turut: green mature, break, turning, pink, light red and red. Buah tomat dapat dipanen dengan cara dipetik dengan tangan cara tradisional. Pantastico 1989 menyatakan penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti, keadaan iklim setempat dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut: 1. Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan 2. Bagian tepi daun tua telah mengering 3. Batang tanaman menguningmengering Waktu pemetikan pagi, siang, sore juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperature dalam buah tomat sehingga 5 mempercepat proses transpirasi penguapan air dalam buah. Keadaan ini dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek. Tomat merupakan buah klimaterik yang dalam proses pemasakannya disertai dengan peningkatan laju respirasi dan produksi etilen yang disertai dengan terjadinya perubahan fisik dan kimia. Proses pematangannya berlangsung walau telah dipetik dari pohonnya. Respirasi klimaterik pada buah tomat akan mulai terjadi bersamaan dengan tercapainya ukuran maksimum dari buah. Jenis tomat banyak yang dikenal di pasaran, antara lain sebagai berikut: 1. Tomat MarthaTW var. validum Bailey. Berbentuk agak lonjong dan teksturnya keras. 2. Tomat apel atau pir var. pyriforme Alef. Berbentuk bulat seperti buah apel atau pir. 3. Tomat kentang atau tomat daun lebar var. grandifolium Bailey. Ukuran buahnya lebih besar dibandingkan dengan tomat apel. 4. Tomat Cherry var. cerasiforme Dun Alef. Buahnya yang berukuran kecil berbentuk bulat atau bulat memanjang. Warnanya merah atau kuning. Tomat sebagai salah satu komoditas pertanian sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan Tabel 1. Tabel 1. Kandungan gizi buah tomat tiap 100 gram Zat kimiawi yang Jumlah dalam tiap jenis Terkandung Tomat muda Tomat masak Sari tomat Air gr 93 94 94 Protein gr 2 1 1 Lemak gr 0.7 0.3 0.2 Karbohidrat 2.3 4.2 3.5 Mineral : mg Kalsium 5 5 7 Fosfat 27 27 15 Besi 0.5 0.5 0.4 Vitamin A 320 1500 600 B1 0.07 0.06 0.06 C 30 40 10 Energi 93 20 15 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I 1990 Buah tomat juga mengandung zat pembangun jaringan tubuh manusia dan zat yang dapat meningkatkan energi untuk bergerak dan berpikir, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Selain memiliki rasa yang enak, buah tomat juga merupakan sumber vitamin A dan C yang sangat baik Wener, 2000.

B. Kerusakan Produk Hortikultura Akibat Transportasi