34
D. Pemilihan Kemasan
Penentuan jenis kemasan untuk transportasi produk hortikultura sangatlah penting untuk mencegah atau mengurangi terhadap kerusakan selama produk didistribusikan, sehingga dibutuhkan
kemasan yang cukup kokoh untuk menahan goncangan dan gesekan selama transportasi. Kemasan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu peti kayu dan kardus karton dipilih karena merupakan
kemasan yang sering digunakan dalam pengemasan untuk transportasi tomat. Dasar pemilihan peti kayu untuk distribusi menurut Pantastico 1989 peti kayu merupakan wadah pengiriman yang paling
kuat dan kokoh. Selain itu, peti kayu tidak cepat rusak sehingga dapat digunakan lagi setelah dipakai. Sedangkan kardus karton dipilih karena makin disukai untuk pengiriman hasil-hasil daerah tropika
maupun subtropika. Bobot yang ringan dan harga yang murah merupakan hal-hal yang sangat menguntungkan.
Dengan lebih majunya industri kertas dan karton, penggunaan kardus karton sekarang ini sudah cukup mendesak penggunaan peti kayu. Penggunaan kardus karton dirasa lebih menguntungkan
karena pembuatan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin sehingga dapat diproduksi besar- besaran sesuai dengan ukuran dan kapasitas yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu kardus karton
dapat didaur ulang menjadi karton kembali. Penggunaan kardus karton lebih menarik konsumen karena dapat dirancang sesuai dengan kondisi buah yang dikemas. Kardus dapat dilengkapi gambar
buah yang dikemas, keterangan jumlah, berat, asal, dan siapa yang memproduksi buah tersebut. Dalam penelitian ini kemasan peti kayu tanpa bahan pengisi K2P2 memiliki tingkat
kerusakan mekanis tertinggi selama simulasi transportasi. Bobot buah tomat mengalami penurunan untuk setiap kemasan setelah dilakukan pengangkutan. Susut bobot tertinggi terjadi pada kemasan peti
kayu dan bahan pengisi K2P2, sedangkan susut bobot terendah terjadi pada perlakuan kemasan kardus dengan bahan pengisi lembaran kertas koran K1P1. Kekerasan setelah dilakukan simulasi
mengalami penurunan untuk semua perlakuan. Tetapi penurunan terbesar pada perlakuan K2P2 dan penurunan terkecil pada perlakuan K1P1, hal ini sesuai dengan parameter kerusakan mekanis yang
dimiliki oleh masing-masing kemasan. Total padatan terlarut tertinggi setelah simulasi terjadi pada perlakuan K2P2 juga, sedangkan yang terendah terjadi pada kemasan K1P1. Tingkat kerusakan
mekanis yang tinggi memacu meningkatnya laju respirasi yang dapat menyebabkan nilai total padatan terlarut menjadi meningkat lebih cepat. Dapat disimpulkan kemasan yang terbaik adalah kemasan
kardus karton dengan bahan pengisi lembaran kertas koran. Hal ini dikarenakan sifat fisik dari peti kayu yang digunakan sehingga menyebabkan
kerusakan mekanis yang tinggi dan terjadi perubahan beberapa parameter mutu seperti peningkatan susut bobot. Nilai kekerasan menjadi menurun dengan indikasi fisik buah buah tomat yang menjadi
lebih lunak. Peti kayu yang digunakan bertekstur kasar dan kurang mampu menahan gaya tekan yang berasal dari atas dari kemasan yang berada diatasnya, sehingga peti kayu mengalami deformasi dan
menggores buah tomat yang bersentuhan langsung dengan kemasan. Kemasan kardus dapat dilengkapi dengan penambahan bahan pengisi. Bahan pengisi berupa
lembaran kertas koran dibuat sebagai penyekat buah antar lapisan sehingga kerusakan akibat gesekan dan tekanan antar buah tomat dapat dihindari. Kerusakan mekanis selama simulasi pengangkutan
dapat diminimalisir. Kemasan kardus karton yang bergelombang dengan double wall board yang digunakan
dalam transportasi memiliki keunggulan yaitu: bobot ringan 0.5 kg, harga lebih murah Rp 4000kemasan apabila dibandingkan dengan peti kayu, dan permukaannya halus bila dibandingkan
dengan peti kayu sehingga dapat mengurangi kerusakan yang terjadi akibat benturan produk dengan kemasan. Namun, harus diperhatikan juga kelemahan yang dimiliki kardus karton ini. Menurut
Pantastico 1989 kardus mempunyai kelemahan, yaitu beberapa jenis diantaranya menyerap lembab
35 dan kehilangan kekuatannya sehingga dengan demikian tinggi tumpukan di daerah atau dalam ruang
penyimpanan dengan kelembaban yang tinggi harus dibatasi. Kekuatan dan ketahanan terhadap lembab dapat diatasi dengan pemberian lapisan resin dan lilin paraffin.
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN