Pengertian Analisis Wacana Analisis Wacana dan Teori Van Djik
menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya sehingga membentuk satu kesatuan.
16
Sebagaimana dikutip Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media dituliskan pengertian wacana menurut Ismail Maharimin, yakni sebagai
kemampuan untuk maju dalam pembahasan menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun
tulisan, yang resmi dan teratur.
17
Sedangkan menurut Riyono Pratiko menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang yang mempunyai ikatan dengan
ada tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau pola pikir seseorang,
maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.
18
Kemudian dari berbagai pendapat di atas, Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menyimpulkan bahwa pengertian wacana ialah
sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu
kesatuan yang koheren dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
19
Kajian mengenai terhadap wacana sering disebut sebagai analisis wacana, Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa
puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
16
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, Jogjakarta : LKiS, 2011,h.3.
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012,h. 10
18
Alex Sobur, Analisis Teks Media,h. 10
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.11
penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan perhatiannya kepada penganalisaan wacana.
20
Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi dan menjadi salah satu alternatif dari analisis isi kuantitatif.
Menurut Eriyanto, terdapat empat perbedaan anatara analisis wacana dengan analisis isi kuantitatif, antara lain:
1. Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks
ketimbang penjumlahan unit kategori seperti dalam analisis isi. 2.
Analisis isi membedah muatan teks komunikasi yang bersifat nyata, sedangkan analisis wacana justru berpretensi memfokuskan
pada pesan yang tersembunyi 3.
Analisis isi hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia dikatakan”. Hal ini
karena analisis wacana bukan hanya bergerak dalam level makro tetapi juga pada level mikro yang menyusun suatu teks, seperti
kata, kalimat, ekspresi dan retoris. 4.
Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Hal ini berbeda dengan tradisi analisis isi yang memang bertujuan
melakukan generalisasi.
21
Istilah analisis wacana adalah istilah yang umun dipakai di dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada
gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasapemakaian bahasa.
20
A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Angkasa, 1993, h. 12
21
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, Jogjakarta : LKiS, 2011,h.337-341
Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan
pertama diwakili kaum positivism-empisris,
menurutnya analisis wacana menggambarkan tata tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Pandangan kedua disebut sebagai kontruktivisme,
yang menempatkan analisis wacana sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Pandangan
ketiga, disebut sebagai pandangan kritis yang menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, dimana
bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di
dalamnya.
22
Dari berbagai pengertian analisis, wacana dan analisis wacana di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis wacana adalah merupakan suatu
kegiatan menelaah dan mengkaji suatu produk komunikasi dari perspektif kebahasaan dengan melihat teks kemudian dikaitkan dengan ideologi
dibalik terbentuknya teks tersebut dengan melihat kognisi dan konteks sosial.