Struktur Mikro Analisis Wacana Pesan Moral

sangatlah besar. Banyak orang yang mendambakan bekerja disini dengan gaji yang sangat besar dan kehidupan yang layak. Namun ambisi dan keinginan yang berlebihan akan melupakan kita pada akhirat, kepada Allah yang telah memberikan segala nikmatnya dan pada akhirnya kita melupakan akhirat, yang mana kehidupan di akhirat kekal, dan di dunia ini hanya sementara Artinya : Dunia hanyalah permainan dan senda gurau Tempat untuk bermegah, berbangga di antara kamu Semula akan tampak indah seperti tanaman yang tersapu hujan, tapi kemudian mengering hingga kuning kerontang dan semua hanyalah kesenangan yang menipu QS. Al-Hadid:20 Itulah latar yang coba dibangun\g oleh sang pengarang, membuat pembaca mendapatkan siraman rohani secara tidak langsung dan pengarang juga terkesan tidak menggurui. Tidak heran novel lanjutan ini mendapatkan predikat Best Seller. 2. Detail Detail ialah kontrol informasi yang disampaikan komunikatorpengarang. pengarang akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya, dan menampilkan jumlah yang sedikit informasi yang merugikan dirinya. Disini pengarang Hanum dan Rangga menampilkan informasi yang bagus dan kurang bagus secara berimbang, tidak ada ketimpangan.Justru dengan adanya informasi yang kurang bagus tersebut dibuat agar para pembacanya tidak ikut melakukan perbuatan tersebut.Berikut ini salah satu kutipannya. “Dan sekarang Tuhan memberiku satu kesampatan menyuguhkan acara Islami di GNTV. Ini untuk tunjukkan pada dunia, wanita muslim, berhijab, juga bisa professional, bekerja di ranah media, bisa berprestasi” h.105 “Sebagian besar pria menikah akan membatasi istrinya untuk bergerak dalam karier.Tapi Rangga tidak pernah memintanya demikian.”h.70 Kedua pernyataan itu menurut penulis, sebagai inspirasi bagi kaum muslim bahwa kita juga bisa bersaing dengan orang- orang diluar sana hijab dan agama Islam bukanlah penghalang bagi kita untuk bekerja secara professional. Sosok Rangga digambarkan sebagai sosok suami idaman, yang selalu mendukung apapun yang dikerjakan oleh istrinya selagi itu tidak berlebihan. 3. Maksud Maksud adalah merupakan elemen yang melihat apakah teks atau cerita yang dibuat oleh pengarang disampaikan secara eksplisit atau implisit.Dalam novel ini banyak teks yang disajikan secara langsung eksplisit namun ada juga teks yang disajikan secara tidak langsung implisit. Berikut salah satu kutipannya “Tahu tidak aku terlalu menghakimi kalian, wanita muslim yang berhijab itu, semua terbelakang” h.37 “Wah, perutmu kok besar sekali. Jangan-jangan itu bom ya?Atau kamu menguntil di swalayan ini?” h.110 “Rangga membuka kulkas.Oke, mi instan. Tadi pagi sesudah Hanum menghilang dari kamar tidur, usai menunaikan shalat subuh dan baru kali ini mereka menunaikan shalat subuh sendiri-sendiri padahal tidur sekamar, Rangga sudah habis dua bungkus” Pernyataan yang pertama bahwa pengarang menyajikan teks secara langsung bahwa diskirminasi kaum muslim khususnya wanita dinegara barat masih ada. Pernyataan selanjutnya pun masih sama pengarang menyajikan teks secara langsung, secara jelas bahwa semenjak kejadian tragedy WTC di amerika serikat, masyarakat disana takut, takut terhadap agama Islam dan masyarakat muslim. Maka dari itu muncul lah sebutan Islamophobia Ketakutan terhadap Islam. Dan yang terakhir pengarang menyajikannya secara tidak langsung, dari sepenggalan dari keselurahan teks diatas membahas bagaimana seorang istri yang lupa bagaimana kewajibannya sebagai seorang istri. Terkadang banyak manusia khususnya wanita melupakan kodaratnya sebagai istri. Bahkan saking sibuknya, memasakan sarapan pagi untuk suaminya saja tidak sempat. b. Sintaksis Sintaksis ialah pembicaraan mengenai unit bahasa kalimat. Dalam hal ini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat di susun sehingga menjadi satu kesatuan arti. Elemen dari sintaksis adalah: 1 Koherensi Merupakan pertalian antar kata atau kalimat, biasanya dapat diamati melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas. Bisa juga diamati dengan kata penghubung Konjungsi: dan, tetapi, lalu, karena, daripada, dan sebagainya. Hal ini terlihat pada kutipan: “Mana mungkin bekerja dengan jadwal gila dan masih membual akan mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri?....” h.47 Kata „dan‟ yang terdapat dalam kalimat tersebut digunakan untuk memberi penjelasan kepada pembaca bahwa Hanum terlalu memaksakan dan membohongi dirinya, mana mungkin Hanum yang akan kerja hingga larut malam dan harus berangkat kerja pagi-pagi buta akan sempat untuk mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri. “Semua orang bertahan di GNTV karena kantor ini menawa rkan jumlah uang yang menggoda.” h.64 Selanjutnya kata “Karena” yang terdapat dalam kalimat tersebut memberi kesan bahwa gaji dan uang yang banyaklah yang membuat karyawan betah untuk bertahan bekerja di GNTV, padahal bekerja di kantor tersebut dituntut untuk mencapai sesuai dengan target yang setinggi-tingginya. 2 Bentuk Kalimat Selanjutnya pada level sintaksis yang lain ada dengan menggunakan bentuk kalimat Maksudnya, proposisi mana yang akan ditempatkan diawal atau di akhir kalimat. Beberapa kutipan dibawah ini dapat menjelaskan dan membedakan mana objek, subjek, predikat, dan keterangan. “Sam baru saja meletakan tripod kamera dan mengatur lensa”. h. 54 “Pria ini harus menemaninya selama di New York”. h.31 Bedasarkan kalimat diatas, kalimat tersebut menggunakan kalimat aktif. kalimat aktif adalah suatu kalimat yang subjeknya melakukan tindakan yang diungkapkan dalam predikat terhadap objeknya. Selain kalimat aktif didalam novel ini terdapat kalimat passive adalah kalimat yang subjeknya mendapat atau dikenai suatu tindakan yang dinyatakan dengan predikat oleh objek. Berikut beberapa kutipan dalam novel ini “Nama itu selalu disebut Hanum di beberapa kesempatan” h.13 “Rangga disirami sepercik harapan setelah segala prasangka buruk t entang istrinya” h.73 3 Kata Ganti Kemudian novel ini menggunakan kata ganti orang ke tiga, beda seperti novel novel sebelumya yang biasa menggunakan kata ganti orang pertama. Berikut kutipannya “Hanum berusaha tidak cemburu, tapi ia bisa merasakan darah di tubuhnya mulai mendidih ketika ia mendengar kata- kata”h.124 c. Stilistik Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia style. Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung unsur kejujuran, sopan santun, dan menarik, dalam novel ini ada beberapa kata yang menarik, seperti dikalimat berikut ini “Tabahkan dirimu, Scrafy. Semoga kau keluar dari ruang itu tidak mendidih”. h.36 “Kenapa kau tersenyum, Scarfy?” Sam mengernyit”. h.63 “Layla meninggalkan mereka berdua masuk ke perpustakaan. Hatinya masygul karena rekomendasinya belum dijalankan oleh pasangan idolanya. Semasygul Hanum dan rangga.” h.178 Dengan gaya bahasa yang disampaikan seperti diatas, menunjukan bahwa pengarang ingin menunjukan bahwa novel ini menggunakan bahasa yang santai mudah dimengerti dan kekinian. Bisa dilihat penggunaan kata scrafy wanita berhijab yang disematkan oleh Sam sebagai nama panggilan Hanum membuat novel ini terkesan tidak kaku walupun novel ini novel Islami. Karena novel ini menyasar kaum muda dan wanita berhijab tidak heran pengarang menuliskan kata semenarik mungkin agar para pembacanya tertarik dan pesan yang akan disampaikan tersampaikan dengan baik oleh pembacanya. Kemudian selain pengarang menggunakan kata-kata yang kekinian, pengarang juga memberikan pengetahuan mengenai kosakata yang jarang dipakai oleh orang Indonesia, seperti kata “masygul” yang berarti bersusah hati karena suatu sebab atau yang umum dipakai adalah perasaan sedih, murung, kesal dan sebal. d. Retoris Retoris adalah gaya yang diungkapkan untuk menyatakan dengan sebuah intonasi atau penekanan. Elemennya terbagi menjadi 1 Grafis Merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan oleh seseorang yang di amati dari teks. Salah satunya pada kalimat ini “Seorang idola kelas berat berdiri menghampirinya dan memintanya membuat program TV tentang muslim di Amerika. Ia ingin berteriak kencang Aku bekerja di New York City Bosku memberiku program yang selalu kuimpikanh.39 Penekanan disini bisa kita lihat pada tanda seru, tanda tersebut menandakan kebahagian Hanum yang akhirnya usaha dan ambisinya selama ini tercapai, Hanum dipercayai membuat program TV muslim di kota terbesar New York yang ditandai dengan garis miring pada kalimat terakhir. Selanjutnya terdapat tanda grafis pada halaman selanjutanya yang masih terkait dengan grafis yang sebelumnya, berikut kutipannya. “Soal cita-cita. Kesempatan. Baginya Inshights Muslim adalah caranya untuk memperoleh oasis iman sekaligus eksistensinya. Tapi, benarkah?”h.41 Penekan disini bisa dilihat dari akhir kalimat yang diberi tanda garis miring, pengarang mencoba menekankan kalimat yang seolah-olah meragukan apakah ambisi Hanum diawal ini benar-benar akan terwujud ataukah nantinya ambisi tersebut justru menjadi sebuah malapetaka pada dirinya. Pengarang mencoba menggiring pembaca agar penasaran membacanya hingga akhir. Kemudian grafis selanjutnya ditandai dengan pemakaian huruf tebal. Berikut kutipannya. “Special Mi Instan With Cheese For My R A N G G A” Walapun kalimat yang diberi huruf tebal ini singkat namun tujuan pengarang disini seperti menyindir karakter Hanum yang kewalahan akbiat akhir-akhir ini ditugasi dengan pekerjaan yang sangat padat, bahkan untuk membuatkan sarapan untuk suaminya, Hanum hanya membuatkan Mie instan yang praktis dan langsung jadi, bahkan terkadang ia tidak sama sekali membuatkan Sarapan untuk suaminya tersebut, berbeda ketiak ia bekerja di Wina. Grafis selanjutnya, berbeda dengan grafis sebeleumnya pemakaian tanda seru yang diikuti dengan kata yang ditulis secara capital pada kalimat ini menandakan ekspresi Marah, pemakaian grafis tersebut tujuannya agar para pembaca dapat merasakan atmosfir yang dibuat oleh pengarang lewat tulisan tersebut. Berikut kutipannya “Sudah deh ga usah sok, kenapa sih harus memengaruhi Azima agar menolak datang ke acaraku? Kenapa? TEGA”h.128 “Sudah Aku yakin kau juga sudah ancang-ancang untuk memengaruhi Brown agar tidak bersedia dating ke acara ku, kan? TEGA”h.128 Pada akhirnya Grafis yang ada pada dari awal novel diperjelas pada bagian akhir yang ada pada kalimat berikut “Pagi itu ketika kalian hampir berangkat pulang ke Wina ia mendatangiku lagi di parkiran. Aku masih mengingat kata- katanya hari itu. Seseorang yang sangat bodoh akan mengalahkan egomu, Nyonya Hussein. Hanum, kurasa kau tahu siapa yang dianggapnya seseorang yang sangat bodoh. Ya, Hanum , aku mengaku kalah”. h.196 “Setelah pengorbanan yang ia lakukan. Menyepelekan Getrude, mempersangkai Azima, termasuk menyingkirkan suami yang ia cintai dari peta masa depannya. Kata kata Rangga di metro beberapa waktu lalu, Kau telah dimanfaatkan dunia yang sama sekali tidak mencintaimu, me ngiang di telinganya.” h.196 Tanda tersebut pada bagian akhir novel sebagai babak akhir atau kesimpulan dari cerita tersebut, pembaca yang dari awal dibuat penasaran oleh pengarang, akhirnya memberikan tanda bahwa pertanyaan, keraguan yang ada diawal novel sudah dijawab dibagian akhir. 2 Metafora Metafora digunakan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita, biasanya digunakan seperti kata-kata kiasan dan ungkapan, semuanya digunakan untuk memperjelas pesan utama agar setiap orang yang membaca akan mudah mengingat dan memahami isi pesan tersebut. Dari sekian banyak ungkapan dan metafora, berikut beberapa contoh : “Bedanya, pagi buta itu orang soleh membasuh jiwanya untuk bertekuk lutut pada penciptanya, sementara kaum hedon membasuh badannya alias mandi untuk berkhidmat pada nafsunya.”h.74 Ungkapan diatas menunjukan bahwa disepertiga malam sebagian orang soleh terbangun dari tidurnya yang nyenyak hanya untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhanya. Namun disisi lain waktu tersebut digunakan untuk bersiap-siap untuk memulai bekerja mengejar segala ambisinya. “Kota ini memanjakan ambisi. Atau yang sekarang ini bermutasi menjadi im- pian.”h.82 Selanjutnya ungkapan di atas menunjukan bahwa kota New York, kota yang besar, yang menawarkan begitu banyak kesempatan. Tidak heran banyak orang yang berambisi mewujudkan impiannya disana. Dari data yang ditemukan dalam Analisis teks diatas bahwa pesan moral yang terkandung dalam novel Faith and the City karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ini banyak menyoroti tentang kehidupan sosial, hubungan manusia dengan Tuhan, Ambisi, dan hubungan dengan sesama manusia dan toleransi beragama. Menurut penulis dalam novel ini pengarang ingin menunjukan bahwa kita sebagai orang Islam harus mampu menunjukan kepada dunia bahwa kita bisa bersaing secara professional. Kerja keras dan semangat menunjukan kepada dunia bahwa Agama Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya. “dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” Namun ambisi yang digambarkan pengarang, merupakan sindiran keras bagi kita manusia yang terkadang terlalu berambisi untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sampai-sampai kita melupakan orang yang berada disekitar kita, mencampakan orang yang kita sayang, menghalalkan segala cara dan yang terparah hingga lupa pada keimanan kita. Memang ambisi yang besar harus diimbangi dengan keyakinan iman dan ketaqwa kita kepada Allah. Agar kita sesalalu ingat bahwa kita hidup didiunia ini hanya sementara saja, terkadang manusia lupa jikalau ketenaran, kemakmuran dan kesuksesan sudah menghampirinya, ketamakan dan kesombonganpun akan mengikuti nya jika tidak dibarengin dengan ketawaan dan keimanan yang kuat. Pengarangpun menceritakan sosok Iqbal fareed yang kala itu terlena dengan gemerlapnya dunia, sampai-sampai ia melakukan hal yang dilarang oleh Agama. Begitu pula Hanum yang hampir saja terlena dengan gemerlap dan ketenaran yang ada di kota New York, ia terlalu mengikuti ambisinya yang teryata justru membuat pahala yang bisa diperoleh lewat pintu suami kian menjauh, namun ia pun segera tersadar bahwa apa yang ia lakukan telah melampaui batas. Maka dari itu kejarlah duniamu namun jangan sekali- kali kau lupakan akhiratmu itulah yang ingin coba disampaikan oleh pengarang lewat epilog yang disajikan diakhir cerita. Jangan sampai kita terlena akan kemewahan dan gemerlapnya dunia yang hanya sementara ini. Toleransi dan keberhati-hatian kita dalam menerima informasi yang disajikan oleh media juga tidak luput dari pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam novel Faith and the City ini. Diharapkan dengan adanya sikap toleransi membuat hubungan kita dengan sesama manusia lainnya menjadi lebih tentram tidak ada saling curiga yang akhirnya dapat menimbulkan konfilik. Maka dari itu kita pun juga harus berhati-hati dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang disajikan tersebut. Karena setiap media pasti memiliki kepentingannya tersendiri. Entah itu mulai dari kejar share and rating yang seperti digambarkan oleh novel hingga provokasi yang dapat menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

B. Wacana Pesan Moral Novel Faith and The City Dilihat dari Analisis

Kognisi Sosial Dalam analisis wacana yang menggunakan model Van Dijk, analisis tidak hanya difokuskan pada teks semata, tetapi juga melihat dari pandangan pengarang Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, baik dari segi kognisi sosial maupun konteks sosial. Pada analisis kognisi sosial disini difokuskan pada bagaimana sebuah teks diproduksi, dipahami dan ditafsirkan. Dalam penulisan novel Faith and The City pengarang merupakan sosok utama yang berperan dalam terbentuknya cerita. Kita dapat mengamati dan menafsirkan ide pengarang dalam memahami cerita serta tokoh dalam novel tersebut. Novel fiksi ini dibuat pengarang sebagai lanjutan dari novel sebelumnya yang mengangkat tentang Islamophobia, bedanya dinovel ini pengarang menceritakan bagaimana peran media yang ikut serta memutarbalikan image Islam dimata dunia dibalut dengan kisah yang berasal dari kehidupan nyata sang pengarang. Yang mana Hanum Rais merupakan mantan reporter di Indonesia dan Mancanegara, tidak heran lagi Hanum menceritakannya di novel ini, ia menceritakan bagaimana sisi gelap media yang selalu menuntut share and rating yang tinggi, tekanan dari atasan dan jam kerja yang tidak beraturan diungkapkan secara gamblang dinovel ini. Begitu pula partner hidupnya Rangga Almahendra yang mengajak Hanum untuk berkeliling ke Eropa dan Amerika yang sekaligus menemani Rangga untuk menyelesaikan studi S3nya di Eropa, disela-sela tersebut Hanumpun mengisi waktunya untuk menjadi reporter disana. Novel ini pun sekaligus menceritakan pengalaman pengarang yang kala itu dihadapkan pada dilema, apakah akan memilih karir di dunia media yang selama ini dicita-citakan dan juga pilihan untuk tetap mendampingi suami sebagai ibu rumah tangga biasa. 99 Maka dari itu tokoh utama dan alur ceritanya dibuat sesuai dengan pengalaman pengarang, walaupun cerita ini fiksi namun masih ada balutan kisah nyata didalamnya yang dituangkan dalam novel ini. Dalam novel tersebut diceritakan bagaimana ambisi tokoh utama untuk dapat mewujudkan cita-citanya selama ini yaitu menjadi wartawan internasional distasiun televisi terkenal, namun ambisi harus selalu dibarengi 99 Wawancara Pribadi dengan Hanum Rais Salsabiela dan Rangga Almahendra. Jakarta, 22 April 2016

Dokumen yang terkait

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

0 3 18

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: TINJAUAN SEMIOTIKA Nilai Religius dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan Semi

1 3 12

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 2 13

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 3 18

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 8

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 2

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 2 15

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 6

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 1

Implikatur Percakapan dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

0 0 11