Kekerasan Mutu Sawo Pada Berbagai Konsentrasi Pelilinan dan Suhu Penyimpanan

18 dengan suhu penyimpanan 15°C, susut bobot paling rendah dialami oleh buah sawo dengan konsentrasi 10, lalu diikuti dengan buah sawo dengan konsentrasi 9, dan 11, dan buah sawo kontrol memiliki tingkat susut bobot paling tinggi.

3. Kekerasan

Salah satu perubahan pada penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran adalah menjadi lunaknya jaringan buah dan sayuran tersebut. Pada suhu ruang buah sawo yang diberi perlakuan pelapisan lilin mengalami perubahan kekerasan yang lebih rendah disbanding yang tanpa pelapisan lilin buah kontrol. Perubahan kekerasan buah sawo selama penyimpanan pada suhu ruang dan 15°C dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6, serta dapat diamati pada Gambar 12 dan 13. Gambar 12. Perubahan kekerasan buah sawo dengan pelapisan lilin dan tanpa pelapisan lilin sebagai kontrol selama penyimpanan pada suhu ruang. Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa kekerasan terendah yaitu buah sawo kontrol, diikuti dengan sawo dengan perlakuan pelapisan lilin 9 dan perlakuan sawo 11, hingga kekerasan tertinggi adalah sawo yang diberi perlakuan pelapisan lilin 10. Namun, dari hasil uji statistik, menunjukan bahwa konsentrasi lilin dan suhu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan buah sawo, begitupula dengan interaksi antara suhu dan konsentrasi pelilinan tidak berpengaruh nyata pada kekerasan buah sawo. Uji analisis sidik ragam kekerasan buah sawo pada suhu ruang dapat dilihat pada Lampiran 10. Pada suhu 15°C perlakuan pelapisan lilin pada buah sawo memberikan hasil yang berbeda dengan penyimpanan buah sawo pada suhu ruang. Grafik kekerasan buah sawo dengan pelilinan dan kontrol yang disimpan pada suhu 15°C dapat dilihat pada gambar 13. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 Kek e ra sa n N e w to n Penyimpanan Hari kontrol lilin 9 lilin 10 lilin 11 19 Gambar 13. Perubahan kekerasan buah sawo dengan pelapisan lilin dan tanpa pelapisan lilin sebagai kontrol selama penyimpanan pada suhu 15°C Pada Gambar 13, dapat dilihat bahwa dari hari ke 0 sampai hari ke 2, buah sawo dengan perlakuan pelapisan lilin 9 memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi daripada ketiga perlakuan buah sawo lainnya, namun pada hari berikutnya, buah sawo dengan perlakuan pelilinan 9 nilai kekerasannya terus menurun hingga hari ke 5, sedangkan pada buah sawo kontrol, pada hari ke 5 nilainya cenderung naik. Hal ini diakibatkan oleh buah sawo kontrol pada hari ke 5 telah mengalami pengeriputan kulit luar, sehingga terjadi peningkatan nilai kekerasan.

4. Total Padatan Terlarut