7
Saptiono 1997 membuktikan pelilinan dengan konsentrasi emulsi lilin 2 ternyata mampu memperpanjang umur simpan paprika sampai hari ke-24 paling lama.
Pada penelitian ini, akan digunakan lilin lebah sebagai lili pelapis buah sawo. Lilin adalah ester dari asam lemak berantai panjang dengan alkohol monohidrat berantai panjang atau sterol
Bennett, 1964. Lilin lebah merupakan lilin alami komersial yang merupakan hasil sekresi dari lebah madu Apis mellifica atau lebah lainnya. Madu yang diekstrak dengan sentrifusi sisir madunya dapat
digunakan lagi, sedangkan yang diekstrak dengan pengepresan mengakibatkan sarang lebah hancur. Sarang yang hancur dapat dijadikan lilin atau dapat dibuat untuk sarang baru. Hasil sisa pengepresan
dan sarang yang hancur dicuci dan dikeringkan, kemudian dipanaskan sehingga menjadi lilin atau malam Winarno, 1981.
Lilin lebah pada umumnya digunakan sebagai bahan kosmetik, bahan pembuat lilin bakar, dan industri pemeliharaan. Lilin ini berwarna putih kekuningan sampai coklat, titik cairnya 62.8-70
o
C dan massa jenisnya 0.952-0.975 gcm
3
. Lilin lebah banyak digunakan untuk pelilinan komoditas hortikultura karena mudah didapat dan murah, digunakan dalam industri obat dan kosmetik
Pantastico, 1986.
E. PENYIMPANAN SAWO
Penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran segar memperpanjang daya gunanya dan dalam keadaan tertentu memperbaiki mutunya, selain itu juga menghindarkan banjirnya produk
kepasa, memberikesempatan yang luas untuk memilih buah-buahan dan sayur-sayuran sepanjang tahun, membantu pemasaran yang teratur, meningkatkan keuntungan produsen, dan mempertahankan
mutu produk-produk yang masih hidup. Tujuan utama penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi, dan mempertahankan produkdalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen
Pantastico, 1986. Umur simpan dapat diperpanjang dengan pengendalian penyakit-penyakit pasca panen,
pengaturan atmosfer, perlakuan kimiawi, penyinaran dan pendinginan. Sampai sekarang, pendinginan merupakan satu-satunya cara yang ekonomis untuk penyimpanan jangka panjang bagi buah-buahan
dan sayuran segar, cara-cara lain untuk mengendalikan pematangan dan kerusakan, paling banyak hanya merupakan pelengkap bagi suhu yang rendah. Sesungguhnya, cara-cara lain untuk
mempertahankan mutu tidak akan dapat berhasil dengan memuaskan tanpa pendinginan Pantastico, 1986.
Untuk mendapatkan umur simpan sawo yang baik perlu dilakukan penyimpanan dingin, Kader, 2011 mengemukakan bahwa suhu optimum penyimpanan sawo adalah 14°C ± 1°C 58°F ±
2°F dan berpotensi disimpan selama 2-4 minggu tergantung kultivar dan tingkat ketuaan. Penyimpanan pada suhu dibawah 5°C selama lebih dari 10 hari mengakibatkan chilling injury dengan
ciri-ciri noda coklat-hitam pada kulit, gagal untuk matang,dan meningkatnya kebusukan jika dipindah ke suhu yang lebih tinggi.
Penyimpanan sawo kulon pada suhu 10°C berlangsung kurang dari 8 hari karena pada hari ke-8 sudah terjadi kerusakan akibat pendinginan dengan ciri terdapat bintik-bintik hitam pada kulit
buah Fatimah, 1996. Secara umum, setiap penurunan suhu sebesar 10°C akan mengurangi laju kerusakan bahan
pangan setengah kalinya. Pada penelitian ini, dilakukan pelilinan dan penyimpanan pada suhu ruang, dan mengetahui perbedaan umur simpan buah sawo pada tingkat suhu yang lebih rendah, maka
dilakukan penyimpanan buah sawo pada suhu 15°C.
8
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu