Analisis Regresi Linear Berganda

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan Riduwan dan Kuncoro, 2008. Regresi linear berganda adalah regresi dimana varia bel terikatnya Υ dihubungkandijelaskan lebih dari satu variabel bebas Χ 1 , Χ 2 , Χ 3 ,..., Χ n namun masih menunjukan diagram hubungan yang linear. Rumus regresi linear berganda adalah sebagai berikut Algifari, 2000: n n X b X b X b X b a Y ..... 3 3 2 2 1 1 ……….7 Keterangan : Y = Variabel dependen X 1, X 2 , X 3 , X n = Variabel independen b 1 ,b 2 ,b 3 ,b n = Koefisien regresi a = Konstanta regresi Pada analisis regresi linear berganda dilakukan serangkaian uji awal untuk memenuhi asumsi yang berlaku. Asumsi tersebut adalah asumsi dasar dan asumsi klasik. Asumsi dasar diuji dengan uji normalitas, sedangkan asumsi klasik diuji dengan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak Priyatno, 2008. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva yang berbentuk lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga Suliyanto, 2005 2. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan mendeteksi gejala heteroskedastisitas. Adanya heteroskedastisitas menunjukkan adanya varian variabel dalam model yang tidak sama Suliyanto, 2005. Uji heteroskedastisitas ini memiliki hipotesis, yaitu: tolak H atau terima H 1 jika P value α dan Terima H atau tolak H 1 jika P value α. H adalah ragam sisaan homogen sedangkan H 1 adalah ragam sisaan tidak homogen. 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu dan ruang Suliyanto, 2005.Uji autokorelasi memiliki hipotesis, yaitu: tolak H atau terima H 1 jika P value α dan Terima H atau tolak H 1 jika P value α. H adalah sisaan saling bebas, sedangkan H 1 adalah sisaan tidak saling bebas. 4. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas menunjukkan korelasi mendekati sempurna antar variabel bebas Suliyanto, 2005. Multikolinieritas dapat diketahui keberadaannya dengan mendeteksi suatu model, dilihat dari nilai Variance Inflation factor VIF tidak lebih dari 10. Selain itu nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS. Setelah asumsi dasar dan klasik terpenuhi, maka dapat dilakukan analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini dilakukan dua uji yaitu uji F dan uji t. 1. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama Uji F Uji Fisher uji F digunakan untuk menguji secara bersama-sama apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Priyatno, 2008. Hipotesis pada penelitian ini, yaitu: H : Gaya kepemimpinan Kepala Cabang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan H 1 : Gaya kepemimpinan Kepala Cabang berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan Jika F hitung F tabel maka H ditolak, namun jika F hitung F tabel , maka H diterima. F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut Priyatno, 2008: Keterangan : R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota contoh 2. Uji Koefisien Regresi secara Parsial Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel independen Priyatno, 2008. Rumus t hitung adalah sebagai berikut Priyatno, 2008: i i hitung sb b t ………………………,,,…..… 9 Keterangan : b i = Koefisien regresi variabel i Sb i = Standar error variabel i

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN