Pestisida Tenaga Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.

1.800, sedangkan biaya pupuk NPK setelah program sebesar Rp 1.179.920 dengan harga NPK per kilogram Rp 2.000.

c. Pestisida

Pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah salah satu bentuk komponen teknologi yang berguna untuk mengurangi resiko gagal panen. Penggunaan pestisida untuk memberantas hama dan penyakit merupakan salah satu cara yang secara umum digunakan oleh kebanyakan petani, tidak terkecuali petani responden anggota kelompok GP3A Mitra Tani di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang. Beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi diantaranya adalah tikus, wereng, burung dan lain sebagainya. Petani responden menggunakan pestisida cair merek sistrin untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tersebut. Pemberian pestisida tersebut dilakukan sebanyak dua kali atau tergantung dari datangnya serangan hama dan penyakit. Tabel 10. Penggunaan Pestisida per Hektar per Tahun Rata – rata kebutuhan pestisida per hektar petani responden sebelum program sebesar 400 ml dan setelah program sebesar 394,52 ml. Namun biaya untuk pestisida yang dikeluarkan setelah program lebih besar dari sebelum program dilakukan, hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga pestisida tersebut. Biaya pestisida yang dikeluarkan sebelum program sebesar Rp 200.000 dengan harga pestisida per ml Rp 500, sedangkan biaya pestisida setelah program sebesar Rp 600.

d. Tenaga Kerja

Kegiatan usahatani padi di kelompok GP3A Mitra Tani baik sebelum program maupun setelah program dilakukan menggunakan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK. Kegiatan tersebut Pestisida yang digunakan Sebelum Program Setelah Program Sistrin ml Jumlah ml 400 394,52 Harga Rpml 500 600 Nilai Rp 200.000 236.714 dimulai dari kegiatan Pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan, pemanenan dan Pasca Panen. Pada kegiatan penanaman, pemupukan, dan penyiangan para petani responden banyak menggunakan tenaga kerja perempuan TKDK. Sedangkan kegiatan penyiangan, penyemprotan dan pemanenan menggunakan tenaga kerja laki – laki TKLK. Penggunaan tenaga kerja dalam analisis usahatani padi ini menggunakan satuan Hari Orang Kerja HOK, setiap harinya tenaga kerja yang dihitung dengan jumlah jam kerja rata – rata delapan jam per hari. Rata – rata penggunaan tenaga kerja dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani responden sebelum dan setelah program dilakukan disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Penggunaan Tenaga Kerja per Hektar per Tahun. Kegiatan Sebelum Program Setelah Program Jumlah HOK Harga Rp Nilai Rp Jumla h HOK Harga Rp Nilai Rp TKLK Tunai Pengolahan Tanah Traktor 2 700.000 1.400.000 2 800.000 1.600.000 Penanaman 34,51 14.000 483.172 34,51 16.000 552.196 Pemupukan 3,83 14.000 53.668 3,83 16.000 61.335 Penyiangan 46 22.000 1.012.000 46 24.000 1.104.000 Penyemprotan 4 22.000 88.000 4 24.000 96.000 Pemanenan 50 22.000 1.100.000 50 24.000 1.200.000 Pasca Panenkg 9.677 40 387.085 10,470 40 418.807 KCl 200,11 2.300 460.262 197,26 2.500 493.155 Urea kg 400,00 1.700 680.000 394,52 1.800 710.143 NPK 600,11 1.800 1.080.205 589,96 2.000 1.179.920 TKDK Diperhitung kan Penanaman 15,49 14.000 216.828 15,49 16.000 247.804 Pemupukan 10,17 14.000 142.332 10,17 16.000 162.665 Total biaya Tenaga Kerja 4.883.085 5.442.807 Berdasarkan Tabel 11, biaya untuk tenaga kerja yang dikeluarkan setelah program lebih besar dari sebelum program dilakukan, hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga upah per HOK. Dimana upah tenaga kerja wanita per HOK naik dari Rp 14.000 sebelum program menjadi Rp 16.000. Begitu pula dengan tenaga kerja laki - laki per HOK naik dari Rp 22.000 sebelum program menjadi Rp 24.000. Biaya tenaga kerja kegiatan penanaman yang menggunakan TKDK sebelum program sebesar Rp 216.828, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 483.172, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan penanaman sebesar Rp. 700.000. Sedangkan Biaya tenaga kerja kegiatan penanaman yang menggunakan TKDK setelah program sebesar Rp 247.804, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 552.196, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan penanaman sebesar Rp 800.000. Biaya tenaga kerja kegiatan pemupukan yang menggunakan TKDK sebelum program sebesar Rp. 142.332, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 53.668, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan pemupukan sebesar Rp 196.000. Sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan pemupukan yang menggunakan TKDK setelah program sebesar Rp 162.665, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 61.335, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan pemupukan sebesar Rp 224.000. Biaya tenaga kerja kegiatan penyiangan menggunakan TKLK sebelum program sebesar Rp 1.012.000, sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan penyiangan menggunakan TKLK setelah program sebesar Rp 1.104.000. Biaya tenaga kerja kegiatan penyemprotan menggunakan TKLK sebelum program sebesar Rp 88.000, sedangkan Biaya tenaga kerja kegiatan penyemprotan menggunakan TKLK setelah program sebesar Rp 96.000. Biaya tenaga kerja kegiatan pemanenan menggunakan TKLK sebelum program sebesar Rp 1.100.000, sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan pemanenan menggunakan TKLK setelah program sebesar Rp 1.200.000.

e. Alat – Alat Pertanian