1.800, sedangkan biaya pupuk NPK setelah program sebesar Rp 1.179.920 dengan harga NPK per kilogram Rp 2.000.
c. Pestisida
Pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah salah satu bentuk komponen teknologi yang berguna untuk mengurangi resiko gagal panen.
Penggunaan pestisida untuk memberantas hama dan penyakit merupakan salah satu cara yang secara umum digunakan oleh kebanyakan petani, tidak terkecuali
petani responden anggota kelompok GP3A Mitra Tani di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang.
Beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi diantaranya adalah tikus, wereng, burung dan lain sebagainya. Petani responden
menggunakan pestisida cair merek sistrin untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tersebut. Pemberian pestisida tersebut dilakukan sebanyak dua kali atau
tergantung dari datangnya serangan hama dan penyakit. Tabel 10. Penggunaan Pestisida per Hektar per Tahun
Rata – rata kebutuhan pestisida per hektar petani responden sebelum
program sebesar 400 ml dan setelah program sebesar 394,52 ml. Namun biaya untuk pestisida yang dikeluarkan setelah program lebih besar dari sebelum
program dilakukan, hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga pestisida tersebut. Biaya pestisida yang dikeluarkan sebelum program sebesar Rp 200.000 dengan
harga pestisida per ml Rp 500, sedangkan biaya pestisida setelah program sebesar Rp 600.
d. Tenaga Kerja
Kegiatan usahatani padi di kelompok GP3A Mitra Tani baik sebelum program maupun setelah program dilakukan menggunakan Tenaga Kerja Dalam
Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK. Kegiatan tersebut Pestisida yang digunakan
Sebelum Program Setelah Program
Sistrin ml Jumlah ml
400 394,52
Harga Rpml 500
600 Nilai Rp
200.000 236.714
dimulai dari kegiatan Pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan, pemanenan dan Pasca Panen. Pada kegiatan penanaman,
pemupukan, dan penyiangan para petani responden banyak menggunakan tenaga kerja perempuan TKDK. Sedangkan kegiatan penyiangan, penyemprotan dan
pemanenan menggunakan tenaga kerja laki – laki TKLK. Penggunaan tenaga
kerja dalam analisis usahatani padi ini menggunakan satuan Hari Orang Kerja HOK, setiap harinya tenaga kerja yang dihitung dengan jumlah jam kerja rata
– rata delapan jam per hari.
Rata – rata penggunaan tenaga kerja dan biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh petani responden sebelum dan setelah program dilakukan disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Penggunaan Tenaga Kerja per Hektar per Tahun.
Kegiatan Sebelum Program
Setelah Program Jumlah
HOK Harga
Rp Nilai Rp
Jumla h
HOK Harga
Rp Nilai
Rp
TKLK Tunai
Pengolahan Tanah Traktor
2 700.000
1.400.000 2
800.000 1.600.000
Penanaman 34,51
14.000 483.172
34,51 16.000
552.196 Pemupukan
3,83 14.000
53.668 3,83
16.000 61.335
Penyiangan 46
22.000 1.012.000
46 24.000
1.104.000 Penyemprotan
4 22.000
88.000 4
24.000 96.000
Pemanenan 50
22.000 1.100.000
50 24.000
1.200.000 Pasca
Panenkg 9.677
40 387.085
10,470 40
418.807 KCl
200,11 2.300
460.262 197,26
2.500 493.155
Urea kg 400,00
1.700 680.000
394,52 1.800
710.143 NPK
600,11 1.800
1.080.205 589,96
2.000 1.179.920
TKDK Diperhitung
kan Penanaman
15,49 14.000
216.828
15,49 16.000
247.804
Pemupukan 10,17
14.000
142.332
10,17 16.000
162.665 Total biaya
Tenaga Kerja 4.883.085
5.442.807
Berdasarkan Tabel 11, biaya untuk tenaga kerja yang dikeluarkan setelah program lebih besar dari sebelum program dilakukan, hal ini dipengaruhi oleh
kenaikan harga upah per HOK. Dimana upah tenaga kerja wanita per HOK naik dari Rp 14.000 sebelum program menjadi Rp 16.000. Begitu pula dengan tenaga
kerja laki - laki per HOK naik dari Rp 22.000 sebelum program menjadi Rp 24.000. Biaya tenaga kerja kegiatan penanaman yang menggunakan TKDK
sebelum program sebesar Rp 216.828, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 483.172, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan penanaman sebesar Rp.
700.000. Sedangkan Biaya tenaga kerja kegiatan penanaman yang menggunakan TKDK setelah program sebesar Rp 247.804, dan yang menggunakan TKLK
sebesar Rp 552.196, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan penanaman sebesar Rp 800.000.
Biaya tenaga kerja kegiatan pemupukan yang menggunakan TKDK sebelum program sebesar Rp. 142.332, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp
53.668, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan pemupukan sebesar Rp 196.000. Sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan pemupukan yang menggunakan
TKDK setelah program sebesar Rp 162.665, dan yang menggunakan TKLK sebesar Rp 61.335, sehingga biaya total tenaga kerja kegiatan pemupukan sebesar
Rp 224.000. Biaya tenaga kerja kegiatan penyiangan menggunakan TKLK sebelum
program sebesar Rp 1.012.000, sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan penyiangan menggunakan TKLK setelah program sebesar Rp 1.104.000. Biaya tenaga kerja
kegiatan penyemprotan menggunakan TKLK sebelum program sebesar Rp 88.000, sedangkan Biaya tenaga kerja kegiatan penyemprotan menggunakan
TKLK setelah program sebesar Rp 96.000. Biaya tenaga kerja kegiatan pemanenan menggunakan TKLK sebelum program sebesar Rp 1.100.000,
sedangkan biaya tenaga kerja kegiatan pemanenan menggunakan TKLK setelah program sebesar Rp 1.200.000.
e. Alat – Alat Pertanian