BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kelompok GP3A Mitra Tani di kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Purposive, dengan pertimbangan bahwa kelompok GP3A Mitra Tani merupakan salah satu kelompok GP3A yang sudah maju dan berkembang di Kabupaten
Bogor. GP3A Mitra tani memiliki SDM yang berkualitas di bidang pertanian, karena sudah adanya Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pertanian Swadaya P4S.
GP3A Mitra Tani juga telah memiliki Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKMA, Usaha penggilingan padi dan pengelolaan Traktor, serta kerjasama
dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor sehingga memiliki satu orang pendamping masyarakat Seorang Sarjana Pertanian untuk membantu
memecahkan masalah – masalah yang timbul. Penelitian ini diawali dengan
melakukan pra survei ke lokasi dan dilanjutkan dengan survey yang dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010.
4.2.Metode Penentuan Responden
GP3A Mitra Tani terdiri dari 5 Unit P3A yang meliputi 5 Desa, salah satunya yaitu P3A Sugih Tani di Desa Karehkel. Areal persawahan di P3A Sugih
Tani terbagi dalam beberapa blok. Program pemberdayaan GP3A khususnya kegiatan Rehabilitasiperbaikan saluran tersier yang dilakukan pada bulan
Agustus 2008 berada di areal persawahan Blok 1 P3A Sugih Tani, sehingga kegiatan tersebut paling dirasakan oleh petani padi di Blok 1 P3A Sugih Tani
Desa Karehkel. Oleh sebab itu, populasi yang diambil adalah petani anggota GP3A Mitra Tani di blok 1 P3A Sugih Tani sebanyak 56 Orang.
Penentuan responden petani dalam penelitian ini sebanyak 30 petani dilakukan secara acak random sampling dari jumlah populasi petani yang berada
di blok 1 P3A Sugih Tani berjumlah 56 Orang. Dimana populasi dibagi dalam kelompok berdasarkan alamat masing
– masing, lalu anggota responden ditarik dari setiap alamat secara acak.
4.3.Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan mencangkup data karakteristik petani
responden Status usaha petani responden, umur petani responden, tingkat pendidikan petani responden, luas lahan petani responden, pengalaman bertani,
dan status kepamilikan lahan, serta kegiatan usahatani berupa penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan dalam kegiatan usahatani padi. Data primer diperoleh
dengan cara pengamatan langsung dan wawancara. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Bogor, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor serta GP3A Mitra Tani. Data sekunder tersebut mencangkup data Produktivitas
Pertanian Tanaman Pangan di Kab Bogor Tahun 2009, Luas Penggunaan Lahan Sawah Tahun 2009 di Kabupaten Bogor, Proyeksi permintaan beras dalam
periode 2005 – 2025 menurut wilayah, penjelasan definisi GP3A, dan Gambaran
GP3A Mitra Tani. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari internet serta beberapa studi literatur berupa hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan
berkaitan dengan penelitian ini.
4.4.Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer untuk keperluan data primer. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data selalu berhubungan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Data yang
dikumpulkan harus valid untuk digunakan. Validitas data dapat ditingkatkan dengan alat ukur yang cukup valid serta kualitas dari pengambil data yang harus
terampil. Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa
kelompok Nazir 2005, yaitu: 1. Metode pengamatan langsung.
Cara ini dilakukan dengan menggunakan mata secara langsung tanpa ada bantuan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan langsung
dapat memperoleh data dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal.
2. Metode dengan menggunakan pertanyaan Wawancara. Metode ini dilakukan dengan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan panduan wawancara interview guide. Wawancara ini adalah suatu proses pengumpulan data untuk penelitian, jadi harus dapat
membedakan dengan percakapan sehari – hari.
Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan serta wawancara langsung dengan ketua GP3A dan para petani anggota
GP3A yang menjadi responden dalam penelitian ini. Wawancara disertai dengan menggunakan panduan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai literatur yang terkait dengan penelitian.
4.5.Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dapat memberikan dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian Nazir, 2005. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang terkumpulan dari lapangan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan uraian.
Data kuantitatif dianalisis untuk melihat pengaruh program Pemberdayaan GP3A terhadap pendapatan peserta program dengan melakukan analisis
pendapatan berdasarkan biaya usaha dan pendapatan usaha sebelum saluran tersier diperbaiki dan sesudah saluran tersier diperbaiki. Analisis selanjutnya
adalah dengan melakukan uji t berpasangan pired t – test guna mengetahui
pengaruh nyata dari pelaksanaan program terhadap nilai pendapatan masyarakat pedesaan petani padi, dilihat dari perbedaan pendapatan sebelum saluran tersier
diperbaiki dan sesudah saluran tersier diperbaiki. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan data
lapangan pelaksanaan
program Pemberdayaan
GP3A dengan
cara
menginterprestasikan hasil pengolahan data melalui tabulasi dan gambar. Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunkan Microsoft Exel dan
SPSS Statistical Package For The Social Science.
4.5.1. Analisis Pendapatan Usahatani
Untuk melihat pengaruh program pemberdayaan GP3A terhadap pendapatan masyarakat pedesaan dilakukan dengan pendekatan keuntungan, yakni
dengan melihat selisih perbandingan penerimaan dan pengeluaran sebelum masa panen bulan Januari dan Juni 2008 dan sesudah masa panen bulan Januari dan
Juni 200 saluran tersier diperbaiki melalui analisis pendapatan. Penerimaan total usahatani total farm revenue merupakan nilai produk
dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan
pengeluaran total Soekarwati et al, 1986. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah :
TR = P x Q
TC = Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan
π atas biaya tunai = TR
– biaya tunai π atas biaya total
= TR – TC
Keterangan : TR
: Total penerimaan usahatani Rp TC
: Total biaya usahatani Rp P
: Harga Output RpKg Q
: Jumlah Output Kg π
: pendapatan atau keuntungan Rp pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau
biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya.
Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
4.5.2. Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Rasio
Menurut Murdiani 2008, efisiensi usaha dapat dilihat melalui nilai RC. RC dapat diketahui dari hasil perbandingan antara penerimaan R dengan total
biaya C dalam satu kali periode produksi usahatani. Rumus RC adalah sebagai berikut :
RC Rasio atas biaya tunai = TRBiaya tunai
RC Rasio atas biaya total = TRTC
Keterangan : TR
: Total penerimaan usahatani Rp TC
: Total biaya usahatani Rp Nilai RC 1 maka kegiatan usahatani yang dilakukan dapat dikatakan
efisien karena kegiatan usahatani yang dilakukan dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Nilai RC 1 maka kegiatan
usahatani yang dilakukan dapat dikatakan tidak efisien karena kegiatan usahatani yang dilakukan tidak dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada
pengeluarannya. Nilai RC = 1 maka kegiatan usahatani yang dilakukan dapat dikatakan tidak memberikan keuntungan maupun kerugian impas karena
penerimaan yang diterima oleh petani akan sama dengan pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani.
4.5.3. Uji t Berpasangan Paired t – Test
Analisis ini digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pendapatan petani padi setelah program pemberdayaan GP3A dilakukan
khususnya kegiatan rehabilitasi perbaikan saluran tersier berdasarkan hipotesis yang diajukan, yaitu :
Hipotesis : Rata – rata pendapatan berbeda nyata setelah program
dilakukan. H
: Rata – rata pendapatan sebelum program tidak beda nyata atau sama
dengan setelah program dilakukan. H
α :
Rata – rata pendapatan sebelum program berbeda nyata dengan setelah
program dilakukan.
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
, yakni t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak. Untuk batas penerimaan dan
penolakan H , ditetapkan penggunaan selang kepercayaan pada
α = 0,05. Nilai t
hitung
diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut Supranto Limakrisna 2010 :
t
hitung =
d S
d
√n Dimana :
d : Rata
– rata beda selisih n
: Jumlah dataresponden S
d
: Standrat deviasi dari beda
Adapun pengambilan keputusan uji Hipotesis menggunakan SPSS dilakukan dengan membandingkan nilai P-
value dengan nilai α, yaitu jika probabilitas atau P-
value α maka H ditolak, sebaliknya jika P-
value α maka H
diterima. 4.6.Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan beberapa definisi operasional, antara lain : 1. Penerimaan tunai usahatani farm receipt adalah nilai uang yang diterima dari
penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencangkup pinjaman uang untuk keperluan usahatani dan diukur dengan satuan rupiah.
2. Pengeluaran usahatani farm payment adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani dan tidak mencangkup bunga
pinjaman dan jumlah pinjaman pokok serta diukur dengan satuan rupiah. 3. Pendapatan tunai usahatani farm net cash flow adalah selisih antara
penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani dan diukur dengan satuan rupiah.
4. Penerimaan total usahatani total farm revenue adalah penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai
S
d
=
∑d² n
∑d² n-1
penjualan hasil dan nilai penggunaan untuk konsumsi keluarga serta diukur dengan satuan rupiah.
5. Pengeluaran total usahatani total farm expensive adalah semua biaya-biaya operasional dengan tanpa menghitung bunga dari modal usahatani dan nilai
kerja dari pengelolaan usahatani. Pengeluaran ini meliputi pengeluaran tunai , penyusutan benda fisik, pengurangan nilai inventaris dan nilai tenaga kerja
yang tidak dibayar atau tenaga kerja keluarga. Pengeluaran total usahatani diukur dengan satuan rupiah.
6. Pendapatan total usahatani total farm income adalah selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total dan diukur dengan satuan rupiah.
7. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai langsung dan diukur dengan satuan rupiah
8. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak tunai tidak langsung dan diukur dengan satuan rupiah.
BAB V. KEADAAN UMUM DESA KAREHKEL KECAMATAN LEUWILIANG