Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988

22 Bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang mempunyai persyaratan dan diatur serta dikoordinasikan untuk dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan sehari-hari, baik dalam hubungan sesama penghuni, maupun dengan pihak lain, dengan memperhatikan keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan. Pasal 21: Benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas yang memenuhi persyaratan dan diatur serta dikoordinasikan untuk dapat memberikan keserasian lingkungan guna menjamin keamanan dan kenikmatan para penghuni maupun pihak-pihak lain, dengan memperhatikan keselarasan, keseimbangan, dan keterpaduan. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pasal 25 ayat 1 : “Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya…..dst harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan dan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan”. Selanjutnya ayat 2 menyebutkan: “Pertimbangan terhadap terciptanya ruang luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau diwujudkan dalam pemenuhan persyaratan daerah resapan, akses penyelamatan, sirkulasi kendaraan dan manusia, serta terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana di luar bangunan gedung”.

2.4 Green Environment

Green environment merupakan sebuah totalitas dari penanganan aspek lingkungan kawasan sehingga menjadi kawasan yang memiliki karakter sebagai sustainable development , yang terdiri dari: 1 Penanganan tata guna lahan; 2 Pola jaringan jalan, perkerasan, pedestrian, transportasi; 3 Penanganan penghijauan kawasan; 4 Penanganan sistem air bersih; 5 Penanganan sistem air limbah; 6 Penanganan drainase kawasan; 7 Penanganan persampahan; 8 23 Penanganan perilaku melalui pengelolaan kawasan yang mengacu pada konsep green environment Iggnes, 2008. Salah satu konsep green environment adalah bangunan berkelanjutan atau dikenal dengan istilah green building. Green building merupakan suatu bangunan yang memiliki konstruksi yang dirancang dan dibangun sebagai urbankomunitasbangunan sehat dengan efisiensi sumber daya berdasarkan prinsip ekologi Iggnes, 2008.

2.5 Green Building

Green building adalah bangunan yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan dengan menggunakan seluruh sistem design approach, dengan tujuan untuk mengoptimalkan seluruh kapasitas dari bangunan dan lingkungannya Greendepot, 2009. Menurut Greendepot 2009 gGreen building terdiri dari tiga faktor pendukung, diantaranya adalah efesiensi energi baik dalam hal pemilihan bahan bangunan dan penggunaan energi aktual; kehidupan yang sehat, termasuk kualitas udara di dalam bangunan; dan manajemen sumber energi secara cermat. Green building tidak memerlukan persyaratan tipe arsitektur yang beraneka ragam, tidak perlu terlihat membumi atau organik, juga tidak perlu memerlukan biaya yang tinggi dalam pembangunannnya, serta tidak perlu terlihat berbeda dari yang lain. Green building dapat dirancang dengan berbagai jenis atau bentuk. Fokus utama dari bangunan green building adalah memberikan keuntungan bagi para penghuninya, yaitu lebih mudah dalam mengkondisikan temperatur ruang, lebih nyaman, lebih sehat terutama untuk anak-anak, lebih tahan lama, dan lebih murah dalam hal pemeliharaannya. Green building memiliki konsep bangunan sebagai berikut: 1 Pemilihan material yang low energy-embody; 2 Orientasi tata letak bangunan; 3 Hemat energy; 4 Hemat penggunaan air; 5 Memiliki recycle air buangan; 6 Penanganan sampah 3 R; 7 Low heat dissipation; 8 Memperhatikan unsur iklim lokal; 9 Penggunaan HVAC yang ramah ozon; 10 Memiliki juklakSOP