Kebijakan Pembagian Peran Aktor Pelaksana

182 Kebijakan pembagian peran aktor tersebut disusun berdasarkan hasil AHP dan analisis ISM. Kedua analisis tersebut menunjukkan pentingnya peran aktor kunci dan stakeholder lainnya dalam pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan. Hal-hal yang perlu dilakukan guna menunjang pembagian peran aktor: 1. Melakukan upaya penyamaan persepsi terhadap semua pelaku pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan yang didorong oleh aktor utama Kementerian PU dan Kementerian Pera. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan diskusi dan pembahasan dengan melibatkan berbagai pihak institusi pemerintah dan non-pemerintah terkait semua aspek dalam pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan; 2. Melakukan koordinasi di antara aktor yang berasal dari institusi pemerintah guna melakukan pembagian peran dalam pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan; 3. Melakukan kesepakatan dan komitmen untuk melaksanakan semua hasil diskusi dan pembahasan guna tercapainya optimalisasi tujuan pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan; 4. Mengajak dan memberikan ruang partisipasi kepada semua pihak, khususnya institusi non-pemerintah untuk terlibat aktif menyukseskan tujuan pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan; 5. Semua hasil di atas dijadikan landasan semua pihak untuk berkolaborasi dalam melakukan pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan.

3. Kebijakan Solusi Kendala Pengembangan

Semua hasil penguatan regulasi dan kolaborasi antar para pihak ini harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata untuk menyelesaikan berbagai kendala dalam pengembangan rusunawa ramah lingkungan. Langkah-langkah dalam mengatasi kendala harus disusun berdasarkan prioritas kendala yang harus segera dipecahkan. Berdasarkan kajian ISM, diperlukan setidaknya tiga prioritas kendala yang harus diselesaikan. Hal-hal yang perlu dilakukan guna memecahkan kendala dalam pengembangan rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan, antara lain: 183 1. Memecahkan kendala prioritas pertama yang terdiri dari: • Melakukan sosialisasi kepada semua pihak terkait tentang aspek regulasi, teknologi, dan peran setiap pihak terkait pengembangan rusunawa; • Melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan dan bimbingan teknis pengembangan rusunawa; • Memberikan pemahaman secara mendalam kepada semua kontraktor yang terlibat pembangunan rusunawa tentang pentingnya aspek lingkungan green building baik dari sisi jenis rumah, maupun teknologinya; • Memperkuat SDM dan sistem pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan rusunawa; • Melakukan penjelasan dan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi keraguan tentang manfaat rusunawa melalui konstruksi ramah lingkungan; • Mengembangkan dan menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan rusunawa; • Meningkatkan kelengkapan dan kualitas peralatan yang digunakan dalam pembangunan rusunawa; • Menghindari gagal konstruksi dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan rusunawa secara cermat dan teliti; 2. Memecahkan kendala prioritas kedua yang terdiri dari: • Menggunakan dan memilih bahan baku pembangunan rusunawa secara selektif guna menghindar pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan; • Menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan guna menunjang program kelestarian lingkungan secara luas; • Melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan rusunawa; • Mengembangkan teknologi dan diseminasi pemanfaatan beton bermutu tinggi kepada berbagai pihak terkait pengembangan konstruksi ramah lingkungan; • Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan secara sistematis dan teliti guna menghindari keterlambatan pekerjaan.