79
a. Beton Konvensional
Pada pembentukan beton secara konvensional diperlukan cetakan atau bekesting yang biasanya terbuat dari kayu, untuk penyesuaian bentuk struktur
sesuai fungsinya. Beton ini dicetak di tempat beton tersebut diperlukan, sehingga apabila fungsinya sebagai pelat lantai, balok ataupun kolom, maka beton tersebut
dikerjakandicetak pada lantai, balok atau kolom tersebut sesuai dengan peruntukannya on site assembly. Misalnya apabila hendak membuat pelat lantai
5, maka beton untuk pelat tersebut harus dicetakdicor di lantai 5 juga dengan menggunakan cetakan atau bekisting. Selain itu oleh karena saat beton dicetak
tidak bisa langsung mengeras dan berfungsi memikul bebannya sendiri, maka dibutuhkan konstruksi penyangga beton tersebut sampai betul-betul mengeras dan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bekisting dan penyangga biasanya terbuat dari kayu dan sebagian dari besi. Mengingat pelaksanaan pembuatan beton
ini pada ketinggian tertentu, maka akan berakibat kesempurnaan kualitas beton sangat tergantung dari kondisi para tukang yang bekerja pada ketinggian. Namun
demikian kualitas beton yang didesain dengan sistem ini, sudah menggunakan tingkat keamanan maksimal sesuai ketentuan. Hal ini berakibat penambahan
dimensi beton dan atau besi beton yang pada gilirannya menambah kebutuhan bahan bangunan. Pada alternatif ini komponen utama pembangunan rusunawa
yang menggunakan beton konvensional adalah pondasi, kolom, balok dan lantai, sedangkan dinding menggunakan pasangan bata.
b. Beton Pracetak Sebagian Semi Precast
Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat
khusus off-site fabrication, terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu pre-assembly, dan selanjutnya dipasang di lokasi
installation Ervianto, 2006. Konstruksi beton berupa kolom, balok dan lantai dicetak terlebih dahulu di bawah, selanjutnya dirangkai di tempat yang sesuai
dengan kebutuhan perencanaan. Misalnya balok dan kolom tersebut dibutuhkan di lantai 4, maka dengan bantuan alat berat crane, balok dan kolom tersebut
80
dirangkai dan disambung di lantai 4. Pada aspek perencanaan tergantung atau ditentukan oleh metoda pelaksanaan dari fabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen joint. Beberapa prinsip beton pracetak
tersebut dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dibandingkan beton konvensional antara lain terkait dengan pengurangan waktu dan biaya, serta
peningkatan jaminan kualitas, predictability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability
Gibb, 1999. Karena beton ini dicetak di bawah, maka pengawasan dapat dilaksanakan secara maksimal, sehingga mutu beton yang dihasilkan juga
meningkat. Peningkatan mutu beton untuk suatu konstruksi, dapat mengurangi dimensi beton dan atau besi beton, bila dibandingkan dengan mutu beton yang
lebih rendah pada cara konvensional. Hal ini akan mengurangi volume bahan beton, seperti semen, pasir, kerikil sampai besi. Pada alternatif ini, komponen
utama konstruksi yang menggunakan beton pracetak meliputi pondasi, kolom, balok dan lantai, sedangkan dinding masih menggunakan pasangan bata yang
diplester, sehingga disebut semi precast.
c. Beton Pracetak Seluruhnya Precast
Dalam metoda ini, semua komponen utama konstruksi menggunakan beton pracetak, mulai dari pondasi, kolom, balok, lantai sampai dinding.
4.3.2 Sistem Pracetak Beton yang Digunakan
Pembangunan Rusunawa di Kota Batam yang menjadi objek penelitian menggunakan sistem pracetak dari JHS. PT. JHS Precast Concrete Indonesia
JHS-PCI adalah perusahaan kontraktor beton pracetak nasional yang didirikan pada tahun 1996 berkedudukan di Jakarta. Struktur beton pracetak sistem JHS
ditemukan oleh Johan Hasiholan Simanjuntak pada tahun 1982, dan terus dikembangkan sampai saat ini. Beliau memiliki minat yang tinggi serta upaya
yang gigih dalam penelitian dan pengembangan beton di Indonesia. Beberapa temuannya telah dipatenkan di Inggris dan Amerika. Salah satu yang temuan