81
beliau telah mendapat pengakuan dari United State Patent adalah sistem sambungan konstruksi beton pracetak dengan nama: System For Joining Precast
Concrete Columns And Slabs, dengan patent number 5,809,712, date of patent: Sep. 22, Gambar 15.
Gambar 15 Sistem sambungan konstruksi beton pracetak. Sistem ini berupa panel-panel lantai slab dengan tiang column dengan
menggunakan tulangan seminimal mungkin sesuai perhitungan struktur yang disambungkan dengan pipa quarter baja yang di angker vertikal dan horizontal
dengan baja prategang. Beberapa keunggulan sistem ini adalah: a. Efisiensi struktural terbaik +- 30
• Sistem lantai grid prategang satu arah yang efisien • Tanpa balok
b. Kecepatan pelaksanaan struktur tercepat +- 40 • Pengecoran di tempat sangat sedikit
• Hanya ada dua komponen
c. Fleksibel dalam tata ruang : • Sistem rangka terbuka : dinding fleksibel
• Dimensi komponen mudah untuk dimodifikasi • Mudah mengikuti desain konvensional, termasuk balok-balok anak
82
Dalam penelitian dan perkembangannya, sistem sudah berhasil dimodifikasi menjadi lebih baik dengan menggabungkan unsur balok beam,
sehingga menjadi sistem column, beam and slab Gambar 16.
Gambar 16 Sistem column, beam and slab.
4.3.3 Kebutuhan Bahan Bangunan
Pembangunan rusunawa membutuhkan banyak sumberdaya alam sebagai bahan baku konstruksi. Pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat berdampak
terhadap kerusakan alam. Bangunan rusunawa terbuat dari konstruksi beton, yang dalam pengerjaannya dapat dilakukan melalui 3 alternatif pelaksanaan konstruksi,
yaitu secara konvensional, semi pracetak dan pracetak. Gambar utama pelaksanaan pembangunan rusunawa dalam penelitian ini sama, sehingga
walaupun dilaksanakan dengan metoda berbeda, luasan lantai, ketinggian dan bentuk bangunan sama.
Bahan bangunan yang digunakan antara lain terdiri dari semen, bata merah, batu pecah, pasir, keramik, besi beton, besi biasa, baja ringan, alumunium, kaca,
kayu panel pintu, dan air. Bahan baku yang digunakan sebagai bahan pendukung pembangunan terdiri dari kayu penyangga, kayu cetakan, besi cetakan, besi
penyangga scaffolding dan oli cetakan. Penelitian dimulai dengan menghitung kebutuhan bahan bangunan masing-masing alternatif Tabel 22.
83
Metoda konvensional mempunyai kualitas beton lebih rendah, sehingga membutuhkan dimensi komponen konstruksi lebih besar untuk memikul beban
yang sama bila dibandingkan dengan beton pracetak. Karena dimensi lebih besar maka volume kebutuhan bahan bangunan juga lebih banyak. Kebutuhan bahan
bangunan untuk metoda konvensional dihitung berdasarkan gambar dan volume yang ada dalam dokumen tender yang menggunakan metoda konvensional. Para
kontraktor mengajukan penawaran sesuai dengan metoda beton pracetak masing- masing yang diusulkan.
Tabel 22 Kebutuhan bahan bangunan masing-masing alternatif, dengan luas lantai, ketinggian dan bentuk bangunan sama
No Komponen Utama
Konvensional Semi Pracetak
Pracetak 1 Semen
488 ton 499 ton
617 ton 2 Pasir
3.483 m3 3.354 m3
687 m3 3 Batu pecah
339 m3 398 m3
642 m3 4 Besi tulangan beton
180 ton 77 ton
122 ton 5 Cetakan
kayu 41 m3 baja 7,9 ton
baja 9,2 ton 6 Perancah
kayu 562 m3 baja 7,8 ton
baja 7,8 ton 7 Bata merah
413.216 buah 413.216 buah
- 8 Tenaga terampil
20 org 30 org
40 org 9 Tenaga tdk terampil
80 org 45 org
15 0rg 10 Biaya Rp x 1 milyar
13,657 11,500
11,434 11 Ketinggian bangunan luas lantai
4 lt4.600 m2 4 lt4.600 m2
4 lt4.600 m2 12 Jangka waktu pelaksanaan bln
8 6
5 13 Kebutuhan
energi KWh
1.253.774 806.981
1.008.199 Teknologi Pracetak yang digunakan adalah JHS System
Metoda semi pracetak mempunyai mutu beton lebih tinggi dari metoda konvensional, sehingga dimensi dan kebutuhan bahan beton bisa diperkecil untuk
memikul beban yang sama, khususnya kebutuhan besi tulangan dan kayu berkurang secara signifikan. Biaya pembangunan rusunawa dengan metoda
precast lebih murah bila dibandingkan dengan metoda konvensional, karena selain berkurangnya penggunaan bahan bangunan, juga dalam pelaksanaan
dilakukan dengan semi mekanisasi melalui penggunaan crane, untuk mengangkat bagian-bagian konstruksi ke semua lantai sesuai peruntukan. Penggunaan tenaga
84
kerja terlatih dalam metoda precast lebih banyak bila dibandingkan dengan metoda konvensional, namun sebaliknya penggunaan tenaga kerja secara
keseluruhan lebih banyak dalam metoda konvensional. Selain penggunan bahan bangunan lebih efisien, kelebihan lain dari
penggunaan beton semi pracetak dan pracetak adalah dalam pembiayaan yang berkurang secara cukup signifikan dan kecepatan pelaksanaan pembangunan.
Sijabat Nurjaman, 2007. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gibb 1999 yang mengemukakan bahwa beberapa prinsip beton pracetak tersebut dipercaya dapat
memberikan manfaat lebih dibandingkan beton monolit antara lain terkait dengan pengurangan waktu dan biaya, serta peningkatan jaminan kualitas, predicability,
serta relocability.
4.4. Analisis LCA
4.4.1 Bahan Baku Pembangunan Rusunawa
Kebutuhan bahan baku pembangunan fisik rusunawa untuk masing-masing alternatif disajikan dalam Tabel 22. Satuan bahan bangunan bermacam-macam,
kalau semen biasa dalam zak, seng dan multipleks dalam lembar, bahan galian alam seperti pasir, kerikil dan batu pecah dalam m
3
. Selain itu kayu panel pintu, kaca dan keramik biasa di ukur dalam satuan m
2,
sedangkan besi beton dan besi cetakan diukur dalam satuan berat. Beraneka ragam satuan tersebut perlu
diseragamkan dalam bentuk satuan berat sebagaimana disajikan dalam Tabel 23. Diagram pohon tree diagram dari masing alternatif dibuat terlebih
dahulu, yang memuat jenis-jenis bahan bangunan yang diperlukan dalam suatu alternatif yang diusulkan. Diagram pohon beton konvensional terdiri dari hampir
keseluruhan material bahan bangunan yang tertera dalam Tabel 22. Diagram pohon beton semi pracetak memuat jenis bahan bangunan lebih sedikit, khususnya
penggunaan kayu, dan diagram pohon beton pracetak memuat jenis bahan bangunan lebih sedikit dengan tanpa menggunakan batu bata. Berat masing-
masing bahan bangunan sesuai alternatif diolah dengan software simaPro 5, untuk menganalisa faktor pembentuk dan penyusun masing-masing bahan bangunan.
Tabel 23 Perbandingan kebutuhan bahan pembangunan rusunawa berdasarkan volume dan harga
Kebutuhan Bahan Bangunan No. Uraian
Satuan
Berat Volume Konvensional
Volume Semi Precast Volume Precast
Jenis Isi
Berat kg Isi
Berat Kg Isi
Berat Kg 1 Semen PC
zak 9.764
488.220 9.982
499.106 12.352
617.599 2 Batu pecah
m3 1,45
339 491.819
398 576.464
642 931.511
3 Pasir m3
1,40 3.483
4.875.983 3.354
4.695.333 687
961.505 4 Air
ltr 1,00
188.814 188.814
174.447 174.447
233.784 233.784
5 Besi beton kg
180.234 77.771
122.753 7 Besi biasa
kg 92
92 92
8 Baja ringan atap kg
16.163 16.163
16.163 9 Baja scafolding
kg 7.836
7.836 10 Baja cetakan
kg 7.900
9.200 11 Oli Cetakan
ltr 12 Aluminium
kg 2.316
2.316 2.316
13 Kaca tebal 5 mm m2
1,289 339
2.186 339
2.186 339
2.186 14 Kayu penyangga
m3 1,02
562 573.219
10 10.574
10 10.574
15 Kayu cetakan Multiplex Lembar
1,10 1.547
45.579 81
2.395 81
2.395 ukuran 1,22 x 2,44 x 0,009 m
16 Kayu panel pintu tebal 10 mm m2
1,10 536
5.896 536
5.896 536
5.896 17 Bata merah
buah 1,096
413.216 452.884
413.216 452.884
1,096 kgbuah 18 Keramik Sanitair
m2 14,80
4.337 64.186
4.337 64.186
4.337 64.186
14,8 kgm2 Biaya Rp x 1 jt
13.657 11.500
11.434 Tenaga Kerja OH :
100 75
55 Terampil
org 20
30 40
Kurang terampil org
80 45
15
85