II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Sistem Dinamis
Dalam pandangan Menetsch dan Park seperti yang dikutip oleh Eriyatno 1999 setiap orang dapat menyampaikan terminologi sistem atas dasar pandangan
pribadi maupun kegunaan untuk kelompoknya, yang penting harus ada visi tentang sesuatu yang “utuh” dan keutuhan. Oleh karenanya sistem dapat diartikan
sebagai himpunan atau kombinasi dari bagian-bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang komplek dan memiliki kesatuan unity, hubungan fungsional dan
tujuan yang berguna. Sehingga secara definitif sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai tujuan atau
suatu gugus dari tujuan-tujuan tertentu. Sistem didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai komponen atau
bagian yang saling berinteraksi membentuk suatu fungsi atau tujuan tertentu. Teori sistem berkembang lebih jauh lagi menjadi dua bidang ilmu manajemen
utama, berpikir sistemik system thinking dan sistem dinamis system dynamics. Berpikir sistemik merupakan cara pandang baru terhadap suatu kejadian yang
menekankan keseluruhan rangkaian bagian secara terpadu. Hal ini terjadi karena adanya kompleksitas permasalahan yang ditandai dengan keragaman yang perlu
dikaji atau dikendalikan oleh satu metode saja. Oleh karena itu perlu dicari pemecahan melalui keterpaduan antar bagian melalui pemahaman yang utuh, yang
memerlukan suatu kerangka pikir baru yang dikenal dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan metodologi yang bersifat rasional sampai
bersifat intuitif untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Permasalahan yang sebaiknya menggunakan pendekatan sistem dalam
pengkajiannya, yaitu permasalahan yang memenuhi karakteristik : 1 kompleks, yaitu interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti faktornya ada
yang berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan
maupun rekomendasi. Terdapat tiga pola pikir yang menjadi pegangan pokok dalam menganalisis permasalahan dengan pendekatan sistem, yaitu : 1 sibernetik
cybernetic, artinya berorientasi pada tujuan, 2 holistik holistic, yaitu cara
pandang yang utuh terhadap keutuhan sistem, dan 3 efektif effectiveness, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat
dilaksanakan dari pada pendalaman teoritis untuk mencapai efesiensi keputusan Eriyatno, 1999. Oleh karena itu telaah tentang permasalahan dengan pendekatan
sistem ditandai oleh ciri-ciri : 1 mencari semua faktor penting yang terkait dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan 2 adanya
model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional. Untuk optimalnya pengambilan keputusan dalam permasalahan melalui
pendekatan sistem memerlukan apa yang disebut dengan Sistem Penunjang Keputusan SPK. Keen dan Morton 1986 seperti yang dikutip oleh Eriyatno
1999 mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem berbasis komputer yang mendukung manajemen pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
permasalahan yang bersifat semi terstruktur. Sedangkan Millet dalam Eriyatno 1999 mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem yang menggunakan model yang
berhubungan antara keputusan dan jalan keluar untuk menunjang pemecahan masalah yang dititikberatkan pada masalah keputusan spesifik ataupun kumpulan
masalah-masalah yang berhubungan. Minch dan Burns 1983 seperti yang diacu oleh Eriyatno 1999 mengemukakan bahwa konsepsi model SPK adalah
menggambarkan secara abstrak tiga komponen utama penunjang keputusan yaitu pengambilan keputusan, data dan model. SPK terdiri dari tiga elemen pembentuk
utama, yaitu basis data, basis model dan manajemen dialog yang terakumalasi dalam suatu sistem yang dinamis.
Sistem dinamis sangat erat hubungannya dengan berpikir sistemik. Sistem dinamis dibentuk untuk memberi para manajer suatu alat bantu dalam
memahami sistem kompleks yang mereka hadapi. Metodologinya adalah menggunakan simulasi komputer untuk menghubungkan struktur sistem dengan
perilaku sistem terhadap waktu. Dengan cara ini, sistem dinamis mampu menterjemahkan pemahaman yang diperoleh dari berpikir sistemik ke dalam
model simulasi komputer. Sistem dinamis mampu menciptakan suatu learning environment
– suatu laboratorium yang berperan seperti miniatur dari sistem. Simulasi sistem dinamis diatur berdasarkan prinsip: 1 cause-effect
sebab-akibat, 2 feedback umpan-balik, dan 3 delay tunda. Simulasi yang
lengkap dan komprehensif pasti menggunakan ketiga prinsip tersebut untuk menghasilkan perilaku sistem yang mendekati dunia nyata. Rancangan causal-
loop diagram CLD biasanya digunakan dalam system thinking berpikir sistemik untuk mengilustrasikan hubungan cause-effect sebab-akibat.
Hubungan feedback umpan-balik bisa menghasilkan perilaku yang bervariasi dalam sistem nyata dan dalam simulasi sistem nyata.
Tidak semua hubungan sebab-akibat timbul secara instan. Sering terjadi hubungan sebab-akibat tersebut dipisahkan oleh waktu, bisa berupa detik, menit,
jam, minggu, bulan, atau tahun. Delay terjadi dimanapun di dunia nyata. Adanya delay menghasilkan sesuatu hal yang menarik pada perilaku kompleks sistem,
ketika sistem tersebut tidak memiliki feedback dan kompleksitas cause-effect yang terbatas. Variabel feedback yang penting adalah level dan flow. Level
menunjukkan akumulasi, sedangkan flow menunjukkan perubahan pada yang terjadi pada variabel level.
2.2 Konsep Perencanaan Pembangunan