perenanaan dalam pembangunan ini, maka dapat dilihat perencanaan pembangunan yang baik, yaitu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Punya target yang jelas. Satu daerah dengan daerah lain mempunyai target yang berbeda yang tercantum dalam renstra daerah masing-masing.
Perencanaan yang baik apabila dari target yang dimiliki mempunyai langkah- langkah yang jelas untuk melaksanakannya.
b. Konsisten dan Realistis. Yang sering terjadi adalah berbeda antara apa yang direncanakan dengan apa yang dikerjakan sehingga pekerjaan tidak sesuai lagi
denga perencanaan yang dibuat dan disetujui bersama. Perencanaan juga harus mengukur sumberdaya yang dimiliki, sehingga perencanaan yang dibuat
bukanlah yang tidak mungkin dilaksanakan. c. Mempunyai Pengawasan yang Berkesinambungan. Dengan membentuk alur
dan sistim yang jelas sehingga perencaan akan menjadi alat kontrol yang kontinyu.
d. Jelas Target Fisik dan Pembiayaannya. Perencanaan harus mempunyai target pencapaian apa yang dikerjakan termasuk kualitas dan persyaratan secara fisik
lainnya. Di samping itu perencanaan juga jelas target anggarannya. e. Terukur. Sehingga dalam pelaksanaanya perencanaan akan memudahkan
dalam menentukan indikator keberhasilannya. f. Ada batas waktu yang jelas dari setiap pekerjaan, Arsyad 1999.
2.3 Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Keberhasilan suatu pembangunan salah satu indikatornya dilihat
dari peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada suatu
wilayah pada dasarnya menggunakan konsep-konsep pertumbuhan ekonomi secara agregat. Hanya saja titik tekanan analisis pertumbuhan regional lebih
diletakkan pada akumulasi faktor produksi. Akumulasi faktor produksi tenaga kerja dan modal dalam suatu wilayah dari satu tahun ke tahun
berikutnya, membuka peluang bagi perbedaan tingkat pertumbuhan di suatu wilayah.
Model Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda
yang dimiliki investasi, yaitu: 1 investasi menciptakan pendapatan, dan 2 investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara
meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai dampak permintaan, dan kedua dampak penawaran investasi.
Arsyad 1999 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi
di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi di wilayah tersebut. Pertambahan pendapatan tersebut diukur dalam nilai
riil atau dinyatakan dalam harga konstan. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya terkait dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam suatu daerah
perekonomian. Pertumbuhan menyangkut perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi output dan pendapatan.
Sukirno 1985 menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, yaitu: 1 tanah dan
kekayaan alam, 2 jumlah dan kualitas penduduk dan tenaga kerjanya, 3 barang modal dan tingkat teknologi, 4 sistem sosial dan sikap masyarakat, dan 5 luas
pasar sebagai sumber pertumbuhan. Sedangkan menurut Todaro 2004 komponen-komponen pertumbuhan ekonomi yang penting dalam masyarakat,
yaitu: 1 akumulasi modal termasuk semua investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumberdaya alam, 2 perkembangan pendududuk, khususnya
yang menyangkut pertumbuhan angkatan kerja, dan 3 kemajuan teknologi. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika tingkat
kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pertumbuhan baru terjadi jika jumlah barang dan
jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, untuk melihat peningkatan jumlah
barang yang dihasilkan maka pengaruh perubahan harga-harga terhadap nilai pendapatan wilayah pada berbagai tahun harus dihilangkan. Caranya adalah
dengan melakukan perhitungan pendapatan daerah didasarkan atas harga konstan. Kalau perhitungan pendapatan daerah menggunakan tingkat harga yang berlaku
pada waktu tersebut, hasil perhitungannya adalah pendapatan daerah menurut harga yang berlaku pada tahun bersangkutan. Jadi perhitungan pendapatan daerah
dapat menggunakan harga konstan atau pendapatan riil, dapat pula menggunakan harga yang berlaku saat itu atau pendapatan nominal.
Setiap upaya meningkatkan pertumbuhan melalui pembangunan suatu wilayah yang dilakukan oleh pemerintah berserta masyarakatnya memiliki tujuan
utama, yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja bagi masyarakat. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakatnya
harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan. Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan desentralisasi fiskal maka pemerintah hendaknya selalu
melibatkan partisipasi masyarakatnya dalam memanfaatkan sumberdaya- sumberdaya yang ada, serta harus mampu memperhitungkan potensi sumberdaya-
sumberdaya yang diperlukan untuk meraancang dan membangun perekonomian.
2.4 Penelitian Terdahulu