Kesimpulan Analysis of Development Plan of Primary Center Gedebage in Bandung City Economic Development by Dynamic Systems Approach

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pengaamatan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk pengembangan kawasan Pusat Primer Gedebage telah ditentukan oleh tim pemerintah kota dan swasta dengan memperhatikan berbagai aspek kelayakan maupun peruntukkannya yaitu lahan untuk transfortasi 32,58 Ha 4,6, untuk kesehatan 16,55 Ha 2,30, untuk olah raga dan rekreasi 45 Ha 6,3, untuk industri 26,61 Ha 8,7 , untuk peribadatan 5,32 Ha 0.7, hunian 196,6 Ha 27,6, hotel apartemen 11 Ha 1,5, danau buatan 123 Ha 17,26, akses jalan tol 55,57 Ha 7,8 dan untuk daya dukung lingkungan 31 Ha 4,4. Berdasarkan simulasi model sistem dinamis tentang dampak pengembangan Pusat Primer Gedebage terhadap pembangunan ekonomi Kota Bandung dapat dilihat dari perkembangan beberapa aspek, yaitu perubahan penduduk, PDRB kota, penggunaa lahan kota, pendapatan perkapita dan Ruang Terbuka Hijau RTH, dan berdasarkan simulasi model, maka adanya perubahan jumlah penduduk berupa kenaikan pada tahun simulasi 2034 walaupun hal itu ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk menurun menjadi rata-rata 1,61 persen per tahun dibandingkan dengan saat ini sebesar 1,90 persen per tahun. Sedangkan dalam penggunaan lahan industri, perumahan dan jasa meningkat pada tahun simulasi dari 69,73 persen menjadi 80,73 persen atau 13.506 Ha pada tahun 2034. Ini menunjukkan bahwa lahan kosong bisa berbentuk sawah, tegalan ataupun ruang kosong yang tersedia di Kota Bandung pada tahun 2034 hanya 19,27 persen atau 3.223,87 Ha. Sedangkan simulasi mengenai subsistem ekonomi di Kota Bandung dengan melihat nilai PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000, maka dari hasil simulasi nilai PDRB terlihat adanya kenaikan PDRB kota yang pada saat ini Rp 26,979 Triliun maka pada tahun simulasi 2034 berubah menjadi Rp. 86,25 Triliun. Dalam variabel pendapat per kapita pengembangan Pusat Primer Gedebage memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan pendapatan per kapita Kota Bandung. Hal ini dapat terlihat tercapainya target pendapatan per kapita sesuai dengan target pembangunan jangka menengah Kota Bandung hingga tahun 2013 salah satu diantaranya dengan mengambil contoh pada tahun 2012 dalam data simulasi menunjukkan angka pendapatan per kapita sebesar Rp. 16,84 juta per tahun melampaui target pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 15,1 juta per tahun. Demikian pula pada tahun 2013 sesuai dengan data simulasi menunjukkan angka pendapatan per kapita sebesar Rp. 17,2 juta per tahun melampaui target pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 16 juta per tahun. Sedangkan dalam aspek RTH pengembangan Pusat Primer Gedebage akan menekan luas RTH dari 8,7 persen saat ini menjadi 5,21 persen pada akhir tahun 2034. Kondisi RTH seperti ini sesungggunya tidak relevan dengan target Pemerintah Kota dalam pencapaian luas RTH dalam target jangka pendek 2013 yang sudah mentargetkan pencapaian luas RTH kota 16 persen, tetapi dalam simulasi pada tahun 2013 RTH kota hanya mencapai 8.14 persen masih rendah dari luas RTH 2010 yang memiliki proporsi 11,06. Skenario Model Pengembangan Pusat Primer Gedebage yang direncanakan berdasarkan beberapa asumsi kondisi yang diharapkan dalam model, yaitu dengan memperhitungkan investasi yang masuk ke kawasan Pusat Primer Gedebage. Adapun skenario dalam model Pengembangan Pusat Primer Gedebage, yaitu : 1 Skenario 1, dimana pengembangan Pusat Primer Gedebage berjalan sesuai dengan investasi saat ini, yaitu sebesar Rp. 500,85 Milyar dengan hasil nilai PDRB Rp. 86,250 Triliun dan pendapatan per kapita Rp. 20,75 juta dan 2 Skenario 2, dimana pengembangan Pusat Primer Gedebage berjalan sesuai dengan investasi yang direncanakan sebesar Rp. 11,945 Triliun dengan hasil nilai PDRB Rp.146,875 Triliun dan pendapatan per kapita Rp. 34,10 juta per tahun

6.2 Saran