Spektrum Glikosaminoglikan Tulang Rawan Ikan Pari Air Laut

Berdasarkan Tabel 3, konsentrasi glikosaminoglikan tulang rawan ikan pari air laut diketahui lebih tinggi dibandingkan konsentrasi glikosaminoglikan tulang rawan ikan pari air tawar. Hal ini diduga disebabkan oleh pengaruh perbedaan habitat atau tempat hidup kedua spesies tersebut. Yamada et al. 2011 menjelaskan bahwa perbedaan tingkat salinitas perairan tempat hidup suatu spesies mempengaruhi jumlah dan komposisi glikosaminoglikan bersulfat dari spesies tersebut. Glikosaminoglikan yang berasal dari spesies yang hidup pada perairan dengan konsentrasi garam tinggi memiliki kadar sulfat yang lebih tinggi dibandingkan glikosaminoglikan yang terdapat pada spesies yang hidup di perairan dengan konsentrasi garam rendah. Jumlah glikosaminoglikan bersulfat meningkat sesuai derajat salinitas perairan. Lebih lanjut Qu 2007 menerangkan bahwa enzim tertentu menambahkan gugus ester sulfat ke gugus hidroksil tertentu untuk membentuk kondroitin sulfat. Prydz dan Dalen 2000 menambahkan bahwa sintesis kondroitin berlangsung karena adanya aktivitas enzim galaktosil transferase I GT I atau asam glukuronat transferase I GlcAT I. Hal ini diperkuat oleh Walker 2005 yang menyatakan bahwa proses mineralisasi berperan penting pada pembentukan tulang rawan suatu spesies. Sebagian dari struktur kartilago ikan-ikan bertulang rawan diperkuat dan diperkeras oleh proses mineralisasi. Proses tersebut melibatkan berbagai garam yang didepositkan menjadi tulang rawan.

4.3 Spektrum Glikosaminoglikan Tulang Rawan Ikan Pari Air Laut

Neotrygon kuhlii dan Tulang Rawan Ikan Pari Air Tawar Himantura signifer Tingkat keberhasilan ekstraksi glikosaminoglikan tulang rawan ikan pari juga dapat ditentukan dengan analisis FTIR. Analisis FTIR dilakukan untuk melihat gugus fungsi pada senyawa yang diuji. Hasil pengujian FTIR glikosaminoglikan tulang rawan ikan pari air tawar Himantura signifer dan tulang rawan ikan pari air laut Neotrygon kuhlii dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 7 Spektrum glikosaminoglikan pari air tawar Himantura signifer. Gambar 8 Spektrum glikosaminoglikan pari air laut Neotrygon kuhlii. Hasil spektrum glikosaminoglikan pari air tawar Himantura signifer dan pari air laut Neotrygon kuhlii Gambar 7 dan 8 menunjukkan bahwa secara keseluruhan kedua spektrum tersebut mirip pada bagian puncak-puncaknya maupun pita serapannya. Spektrum kondroitin-4-sulfat standar disajikan pada Gambar 9 dan perbandingan nilai serapan FTIR glikosaminoglikan pari air tawar dan pari air laut disajikan pada Tabel 4. -OH Amida Galaktosa-6-sulfat -OH Galaktosa-6-sulfat Amida Gambar 9 Spektrum kondroitin-4-sulfat standar. Tabel 4 Perbandingan nilai serapan FTIR glikosaminoglikan pari air laut Neotrygon kuhlii dan pari air tawar Himantura signifer Sampel Glikosaminoglikan Serapan daerah bilangan gelombang cm -1 Regang O-H Regang amida Galaktosa-6- sulfat Pari air laut 3430.99 1657.91 833.03 Pari air tawar 3417.27 1653.83 833.86 Identifikasi pita absorpsi khas yang disebabkan oleh berbagai gugus fungsi merupakan dasar penafsiran spektrum inframerah. Delapan daerah terpenting pada penentuan spektrum inframerah Creswell et al. 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2. Frekuensi regang O-H menimbulkan pita absorpsi kuat di daerah 3.350 cm -1 . Adanya pita kuat di daerah 3.350 cm -1 pada spektrum inframerah suatu senyawa merupakan petunjuk kuat bahwa molekul itu mengandung gugus fungsi O-H. Rentang bilangan gelombang yang disebabkan oleh frekuensi regang O-H adalah 3.750-3.000 cm -1 Creswell et al. 2005. Cavalcanti et al. 2005 dalam penelitiannya memaparkan bahwa guguh hidroksil O-H membentuk pita serapan pada bilangan gelombang 3.410 cm -1 – 3.470 cm -1 . Berdasarkan data pada Tabel 4, regang O-H pada glikosaminoglikan pari air tawar dan pari air laut -OH amida Galaktosa-4-sulfat menimbulkan pita absorpsi yang lebar dan kuat masing-masing pada bilangan gelombang 3.417,27 cm -1 dan 3.430,99 cm -1 . Brugnerotto 2001 menjelaskan bahwa gugus O-H akan membentuk pita serapan yang kuat pada bilangan gelombang 3.350 cm -1 sedangkan bila berbentuk polimer, gugus O-H akan semakin mendekati bilangan gelombang 3.450 cm -1 . Gugus amida diidentifikasi dengan adanya pita serapan yang terbentuk oleh gugus C=O. Creswell et al. 2005 menyatakan bahwa regang C=O menandakan adanya gugus asam, aldehida, keton, amida, ester, serta anhidrida dan menimbulkan pita serapan pada bilangan gelombang 1.900 cm -1 – 1.650 cm -1 . Spektrum yang menunjukkan adanya gugus spesifik amida ditandai dengan pita serapan pada bilangan gelombang 1.700 cm -1 – 1.640 cm -1 . Spektrum hasil analisis FTIR glikosaminoglikan pari air tawar dan pari air laut menunjukkan adanya gugus amida masing-masing pada bilangan gelombang 1.653,83 cm -1 dan 1.657,91 cm -1 . Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cavalcanti et al. 2005 yaitu gugus amida kondroitin sulfat ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 1.644 cm -1 – 1.660 cm -1 . Gugus penting lain yang dapat diidentifikasi adalah galaktosa-6-sulfat yang menandakan adanya kemiripan struktur molekul sampel uji dengan kondroitin-6-sulfat. Pereira et al. 2003 memaparkan bahwa gugus D-galaktosa 4-sulfat diidentifikasi melalui terbentuknya pita serapan yang kuat pada bilangan gelombang 845 cm -1 . Adanya pita kuat di daerah 845 cm -1 pada spektrum inframerah suatu senyawa merupakan petunjuk kuat adanya gugus galaktosa 4- sulfat pada senyawa tersebut. Hasil analisis spektrum inframerah glikosaminoglikan pari air tawar dan pari air laut menunjukkan adanya pita serapan pada bilangan gelombang masing-masing 833,86 cm -1 dan 833,03 cm -1 . Garnjanagoonchorn et al. 2007 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kondroitin-4-sulfat ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 857 cm -1 sedangkan kondroitin-6-sulfat ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 826 cm -1 . Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Uchisawa et al . 2001 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Garnjanagoonchorn et al. 2007 yaitu kondroitin-4-sulfat ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 854,5 cm -1 dan kondroitin- 6-sulfat ditandai dengan adanya pita serapan pada bilangan gelombang 823,7 cm -1 . Spektrum standar kondroitin-4-sulfat dan standar kondroitin-6-sulfat Garnjanagoonchorn et al. 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

4.4 Bentuk Fisik Glikosaminoglikan Pari Air Laut