Analisis konsentrasi Prosedur Pengujian

gelombang eksitasi 250 nm dan emisi 395 nm. Derivatisasi asam amino dengan menggunakan 6-aminoquinolyl-N-hydroxysuccinimidyl carbamate AQC untuk menghasilkan fluoresens yang stabil AQC-asam amino yang siap digunakan untuk analisis pada HPLC. Separasi AQC-asam amino tercapai melalui kombinasi pada perubahan konsentrasi asetonitril dan garam.

3.4.4 Analisis konsentrasi

glikosaminoglikan dengan metode spektrofotometri menggunakan sulfate GAGs assay Jong et al. 1989 dimodifikasi dengan Zhou et al. 2002 Analisis konsentrasi glikosaminoglikan diukur dengan metode spektrofotometri menggunakan sulfate GAGs assay yang mengacu pada Jong et al. 1989 yang dimodifikasi dengan Zhou et al. 2002. Larutan stok methylene blue dibuat dengan melarutkan 25 mg methylene blue ke dalam 50 mL akua bidestilata. Sebanyak 5 mL larutan stok tersebut diencerkan dengan akua bidestilata hingga mencapai volume 30 mL. Larutan tersebut kemudian digunakan sebagai reagent dalam pengujian konsentrasi glikosaminoglikan. Larutan sampel dibuat dengan mencampur 0,25 mL larutan glikosaminoglikan ke dalam 0,25 mL akua bidestilata dan ditambahkan 2,5 mL methylene blue . Larutan sampel tersebut didiamkan dalam rentang waktu 5 menit hingga 2 jam dan diukur absorbansinya. Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 570 nm. Kurva standar diperoleh dengan mengukur nilai absorban standar kondroitin sulfat yang dibeli dari Sigma Aldrich. Larutan stok kondroitin sulfat standar dibuat dengan melarutkan sebanyak 0,2 g kondroitin sulfat dalam akuades hingga mencapai volume 100 mL. Larutan uji standar kondroitin sulfat diperoleh melalui pengenceran larutan stok kondroitin sulfat hingga menghasilkan larutan dengan konsentrasi masing-masing 200, 600, 1.000 dan 1.400 ppm. Pengukuran nilai absorban dilakukan pada panjang gelombang 570 nm. Kurva standar pengujian tingkat konsentrasi glikosaminoglikan disajikan pada Lampiran 1. 3.4.5 Analisis spektrum gugus fungsi glikosaminoglikan menggunakan Fourier Transform Infra-Red FTIR Garnjanagoonchorn et al. 2007 yang Dimodifikasi Analisis spektrum gugus fungsi dilakukan menggunakan spektrometer yang memancarkan sinar mid-IR dengan bilangan gelombang 4.000-400 cm -1 . Beamsplitter yang digunakan adalah KBr dengan detektor mercury-cadmium- telluride MCT dan resolusi 1 cm -1 . Analisis spektrum gugus fungsi dilakukan untuk menentukan gugus fungsi sampel. Analisis ini mengacu pada penelitian Garnjanagoonchorn et al. 2007. Sampel kering sebanyak 2 mg dicampur dengan bubuk potasium bromida 100- 200 mg, selanjutnya campuran tersebut dicetak dalam cetakan pelet hingga padat dan diberi tekanan vakum hingga optimum. Pelet yang telah terbentuk selanjutnya ditempatkan dalam sel dan diinjeksikan ke dalam tempat sel pada spektrometer inframerah yang sudah dinyalakan dan stabil. Histogram FTIR akan muncul pada rekorder dimana puncak dan lembah gugus-gugus fungsi sampel ditampilkan. Histogram tersebut dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Kimia Tulang Rawan Ikan Pari Air Laut Neotrygon kuhlii dan Pari Air Tawar Himantura signifer Karakterisasi tulang rawan bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia tulang rawan dan dilakukan melalui analisis kadar air, kadar abu, dan komposisi asam amino tulang rawan.

4.1.1. Kadar air dan abu tulang rawan pari