Osteoartritis Ekstraksi Glikosaminoglikan dari Tulang Rawan Ikan Pari Air Laut (Neotrygon kuhlii) dan Pari Air Tawar (Himantura signifer)

sekresi berbagai enzim degradatif serta melindungi membran sel dari oksigen reaktif.

2.5 Osteoartritis

Kondroitin sulfat banyak digunakan dalam terapi osteoartritis. Menurut Simanek et al. 2005, osteoartritis adalah penyakit yang menyerang cairan sinovial persendian pada orang-orang dewasa dan tua. Osteoartritis merupakan gangguan yang paling sering muncul pada persendian orang berusia menengah dan tua. Osteoartritis sebagian besar ditandai oleh rusaknya tulang rawan artikular, baik pada bagian inti maupun keseluruhan. Hal lain yang menandai adanya osteoartritis adalah adanya perubahan pada tulang serta ketidakseimbangan antara proses inflamasi dan non-inflamasi, meliputi proteolisis aggrecan dan kolagen yang disertai dengan distorsi oleh kondrosit selama proses sintesisnya. Hal ini memberikan rasa sakit yang luar biasa serta dapat mengurangi kualitas hidup seseorang yang terkena infeksi. Sebanyak kurang lebih satu per tiga masyarakat berusia di atas 45 tahun menderita gejala osteoartritis. Gejala osteoartritis diawali dengan rasa sakit, pegal, dan penurunan fungsi dari sendi yang terinfeksi. Perkembangan penyakit ini bervariasi mulai dari proses yang lambat hingga proses yang cepat, yaitu dimulai dari sendi yang terkikis dengan kondisi cukup parah selama beberapa bulan. Osteoartritis disebut juga sebagai penyakit kompleks akibat adanya disposisi gen dengan struktur yang rumit. Simanek et al. 2005 menjelaskan bahwa osteoartritis muncul karena meningkatnya kadar matriks metalloproteinase dalam tubuh. Metalloproteinase merupakan protease yang memiliki aktivitas degradatif terhadap protein jaringan ikat, seperti kolagen, elastin, proteoglikan, dan laminin. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan sel tulang rawan dalam membentuk kembali matriks ekstraseluler yang penting bagi kesehatan sendi sehingga terjadi kerusakan sendi yang merupakan awal dari osteoartritis. Pearle et al. 2005 menjelaskan bahwa secara makroskopis, perubahan jaringan tulang rawan pada gejala osteoartritis dapat berupa pelunakan jaringan kondromalasia, pembentukan serabut-serabut fibrillation, dan pengikisan tulang. Penampakan jaringan pada tulang rawan yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki oleh tubuh dapat berupa keretakan tulang rawan, berkurangnya lapisan-lapisan dalam tulang rawan, dan penggandaan kondrosit. Hal tersebut terjadi ketika osteoartritis pertama kali menginfeksi zona superfisial. Penampakan jaringan tulang rawan artikular yang sehat dan yang mengalami osteoarthritis Pearle et al. 2005 dapat dilihat pada Gambar 6. Pearle et al. 2005 juga menjelaskan bahwa proses osteoartritis secara langsung terkait dengan berkurangnya kadar dan komposisi proteoglikan. Konsentrasi proteoglikan yang tinggi pada tulang rawan yang mengalami osteoartritis terdapat dalam bentuk non-aggregat, yaitu tidak terikat dengan hialuronat. Hal tersebut menunjukkan bahwa degradasi proteolitik pada proteoglikan mengurangi panjang rantai proteoglikan sehingga menghambat pembentukan kompleks makromolekul normal. Degradasi proteoglikan ini mengawali terbentuknya matriks padat yang lebih permeabel. Meskipun terjadi peningkatan kadar air pada matriks, peningkatan permeabilitas matriks menyebabkan pengurangan tekanan hidrolik tulang secara signifikan. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kekakuan jaringan sehingga secara klinis terjadi pelunakan jaringan tulang rawan yang sering dikenal sebagai kondromalasia. Gambar 6 Penampakan jaringan tulang rawan artikular A sehat dan B mengalami osteoartritis Pearle et al. 2005. 3 METODE

3.1 Waktu dan Tempat