2.3 Proteoglikan
Kuettner dan Kimura 1985 menjelaskan bahwa proteoglikan merupakan kelompok lain dari makromolekul heterogen yang tersebar di seluruh bagian
tubuh dan memiliki jumlah terbanyak di dalam matriks ekstraseluler jaringan ikat. Proteoglikan memiliki fungsi yang tidak sama di dalam jaringan yang berbeda dan
belum diketahui secara pasti perbedaannya. Perbedaan tersebut didasarkan pada distribusi dan susunannya yang selektif pada situs anatomi yang berbeda serta
perbedaan struktur yang sangat besar. Proteoglikan terbentuk sebagai hasil interaksi antara protein dengan salah satu atau lebih rantai samping
glikosaminoglikan yang berikatan secara kovalen. Glikosaminoglikan merupakan polisakarida anion linier yang tersusun atas pengulangan unit disakarida. Unit
disakarida ini mengandung residu heksosamin dan umumnya residu tersebut berupa asam heksuronat.
Prydz dan Dalen 2000 turut memaparkan bahwa proteoglikan mengandung rantai panjang polisakarida yang tak bercabang. Rantai tersebut
memiliki muatan negatif yang besar akibat adanya residu gula yang mengandung asam atau adanya modifikasi oleh gugus sulfat. Gula yang mengandung asam dan
gula amino tersusun bergantian dalam unit disakarida yang berulang. Glikosaminoglikan yang terdapat pada proteoglikan memiliki bentuk yang
panjang, mampu menarik kation, serta mampu mengikat air. Komponen protein proteoglikan dibentuk di retikulum endoplasma
Marks et al. 2000. Pearle et al. 2005 menjelaskan bahwa proteoglikan memiliki kemampuan menahan tekanan. Proteoglikan pada tulang rawan memiliki
struktur berupa aggregan, yaitu protein terikat dengan 100 rantai kondroitin sulfat dan 50 rantai keratan sulfat. Molekul-molekul aggregan ini terikat melalui sebuah
protein penghubung dari protein ke molekul hialuronat. Interaksi antara proteoglikan dengan serat kolagen menghasilkan suatu matriks padat.
Proteoglikan terjerat dan dipadatkan di dalam ruang interfibrilar kolagen, yang fungsinya adalah mempertahankan matriks padat berpori dan menentukan
pergerakan fase fluida dari matriks. Air adalah komponen terbanyak pada tulang rawan. Jumlahnya berkisar 65-80 dari berat basah tulang rawan. Visualisasi
proteoglikan Nakamura 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.
Seluruh sel tubuh mamalia mampu menghasilkan proteoglikan dan mensekresikannya ke dalam matriks ekstraseluler, memasukkannya ke dalam
membran plasma, atau menyimpannya dalam granula sekretori. Protein-protein yang terikat dalam proteoglikan tidak hanya berperan sebagai pembawa
glikosaminoglikan tetapi juga memiliki fungsi tersendiri. Protein biasanya menentukan jumlah rantai glikosaminoglikan, tipe glikosaminoglikan, serta tujuan
akhir dari glikosaminoglikan. Variasi struktur proteoglikan pada berbagai sel atau jaringan disebabkan oleh sejumlah faktor. Beberapa proteoglikan mampu
bersubstitusi dengan kondroitin sulfat atau bersubstitusi sekaligus dengan kondroitin sulfat dan heparan sulfat, namun salah satu jenis proteoglikan yang
lain, yaitu trombomodulin, mampu berdiri sendiri dengan atau tanpa rantai glikosaminoglikan Zhang 2010.
Gambar 4 Proteoglikan Nakamura 2011.
2.4 Glikosaminoglikan