pada 460 rumah di Sacramento, California, sementara pohon sebelah utara rumah meningkatkan penggunaan energi listrik sebesar 55 kWh 1,5.
Satu pohon pada perumahan di San Diego dengan ketinggian 25 kaki sekitar 7 meter mampu mengurangi biaya tahunan untuk pemanasan dan
pendinginan pada rumah sebesar 8 hingga 12 persen atau setara US10-25 McPherson 1993. Meningkatkan kanopi pohon sebesar 10 dengan rata-rata
tiga pohon per rumah di Chicago dapat mengurangi biaya pemanasan dan pendinginan sebesar 5 hingga 10 persen atau US5-10 McPherson et al. 1994.
Penelitian lain oleh McPherson dan Simpson 2003 pada perumahan di California dengan sekitar 177,3 juta pohon telah menghemat US485,8 juta per tahun atau
menurunkan 2,5 dari penggunaan pendingin udara. Dari segi biaya, penanaman pohon merupakan cara yang paling efektif
untuk menghemat penggunaan energi. Penelitian di Amerika oleh Lawrence Barkeley Laboratory menghitung bahwa biaya untuk mengurangi permintaan
beban puncak energi 1 kilowatt-hour kWh dengan meningkatkan efisiensi peralatan listrik sekitar 0.025, sementara biaya dengan penghematan pada kWh
yang sama melalui penanaman pohon hanya 0.01. Biaya untuk memproduksi 1 kWh pada pembangkit listrik baru sebesar 0.10 US DOE 1993 dalam Boulder
Water Conservation 2002.
2.2.2 Simpanan dan Rosot Karbon
Gas rumah kaca berfungsi sebagai penyaring dan penyekat bagi bumi. Pada bagian atas atmosfer, lapisan gas ini menghentikan berbagai bentuk radiasi surya
yang berbahaya yang akan mencapai permukaan bumi serta tetap menjaga energi panas; dua fungsi ini dapat mempertahankan bumi tetap sebagai lingkungan yang
layak untuk dihuni. Sumber alami gas CO
2
berasal dari letusan gunung api, perombakan bahan organik, dan respirasi tumbuhan serta hasil pernafasan
manusia Dahlan 2007. Pepohonan yang mati dan membusuk akan melepaskan kembali karbon yang tersimpan ke atmosfir, walaupun karbon tertahan dalam
tanah Nowak 2002. Para ilmuwan berkeyakinan bahwa produksi dan konsumsi karbon sebelum
masa revolusi industri berada pada kondisi seimbang. Penelitian telah
menunjukkan adanya korelasi positif antara peningkatan industri dengan kosentrasi gas karbon di atmosfir terutama karbon dioksida CO
2
. Hampir seabad terakhir manusia telah memproduksi gas rumah kaca ke atmosfir melebihi
kemampuan proses alami mampu merosotkan CO
2
. Nowak 2002 mengutip dari Hamburg et al. 1997 dan Schneider 1989 bahwa meningkatnya CO
2
di amtosfir sangat dipengaruhi oleh pembakaran dari bahan bakar fosil sekitar 80
hingga 85 serta dari deforestasi penebangan hutan. Peningkatan karbon di atmosfer diperkirakan sebesar 2,6 miliar metrik ton 2,9 miliar ton per tahun
Sedjo 1989 dalam Nowak 2002. Emisi gas CO
2
di perkotaan disumbang dari kegiatan tranpostasi, penelitian di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan emisi karbon di atmosfer yang sangat signifikan dari tahun 2000 sebesar 4,35 x 10
6
ton menjadi 15,36 x 10
6
ton pada tahun 2007 Syakuroh 2004 dalam Dahlan 2007.
Meningkatnya jumlah kosentrasi karbon dioksida CO
2
dan gas rumah kaca lainnya metan, nitro oksida, chloroflurocarbons, dan O
3
menjadi pemicu dalam meningkatnya suhu permukaan bumi dengan memerangkap gelombang radiasi
tertentu dalam atmosfir Nowak et al. 2002. Pohon di perkotaan merupakan suatu metode alami untuk mencegah terjadi peningkatan kosentrasi karbon di atmosfir.
Karena pohon menyimpan karbon kedalam strukturnya dan menyerap karbon pada proses pertumbuhannya, pepohonan bertindak sebagai wadah yang sangat
besar untuk menyimpan karbon yang diproduksi oleh masyarakat indutri kita. Pepohonan di perkotaan mengurangi karbon di atmosfir melalui dua cara.
Pertama, secara langsung seiring dengan pertumbuhan, tingkat rosot CO
2
melalui fotosintesis lebih besar dari kemampuan pohon melepaskan melalui pernafasan.
Kedua, penempatan pohon yang tepat pada lokasi yang tepat di sekitar bangunan dapat mengurangi permintaan energi pada pemanas dan pendingin udara, yang
akan mengurangi emisi dari produksi energi berbahan bakar fosil Nowak 1993, 1994; McPherson 1998, 1999.
Karbon merupakan komponen utama dari bentuk sel hidup, karbon pada pohon berfungsi sebagai bahan bangunan yang membentuk batang, akar, cabang,
dan daun. Pohon dapat membuang karbon dari atmosfer melalui fotosintesis, memisahkan atom karbon dari atom oksigen, dan melepaskan kembali oksigen ke
atmosfer. Dalam melakukan hal ini, pohon menyimpan karbon dalam jumlah yang besar pada tiap strukturnya, dan pertumbuhan tahunan meningkat seiring dengan
bertambah jumlah karbon dalam strukturnya. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, Dahlan 2007 telah merangkum dari banyak penelitian
sebelumnya beberapa faktor penting yang mempengaruhi laju fotosintesis, yaitu: jenis tumbuhan, umur daun, letak daun, fase pertumbuhan, intensitas cahaya
matahari, kosentrasi CO
2
, suhu udara, ketersediaan air tanah dan kelembaban udara, kesehatan daun, dan polutan udara.
Pepohonan merosot dan menyimpan karbon dalam jaringan pada tingkat dan jumlah yang berbeda berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran pohon saat
dewasa, masa hidup, dan tingkat pertumbuhan Nowak et al. 2002. Pada umumnya, pohon terdiri atas 45 karbon, 50 air, dan 5 mineral, tapi
tergantung pada spesies. Tanah dibawah vegetasi memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menyimpan karbon dibandingkan vegetasi itu sendiri; tanah
menyimpan dua hingga tiga kali volume karbon diatas permukaan dalam bentuk bahan organik mati, atau humus. Pohon kota juga membantu dalam mengurangi
atau menghindari erosi tanah karena akar pepohonan dapat menembus jauh kedalam tanah dan menjaga agar tanah tetap pada tempatnya, yang juga
menyimpan karbon dalam jumlah yang besar Boulder Water Conservation 2002. Dengan menaungi rumah dan mengurangi penggunaan listrik oleh
pendingin udara, pepohonan membantu menghindari terciptanya emisi CO
2
di atmosfer pada proses pembangkit listrik yang berasal dari bahan bakar fosil.
Proses ini dapat dijelaskan secara sederhana bahwa keberadaan pohon memberikan manfaat menurunkan suhu di sekitar rumah yang selanjutnya
berdampak pada penurunan pemakaian energi listrik untuk mendinginkan ruangan, dengan berkurangnya penggunaan energi listrik bagi penggunan Air
Conditioner berarti terjadi penurunan produksi listrik pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sehingga emisi CO
2
yang tercipta dari proses penyediaan listrik juga berkurang.
Rasio terjadi emisi karbon yang berhasil dihindari dibandingkan dengan kemampuan pohon dalam membuang CO
2
sangat berbeda-beda tergantung pada kombinasi bahan bakar pembangkit listrik pada suatu kota McPherson dan
Simpson 1999. Rasio 1:3 dihasilkan dari kota hutan kota Sacramento McPherson 1993, namun pada studi lain terdapat perbandingan CO
2
yang dihindari:dibuang sebesar 15:1 dan 4:1 untuk program penanaman hutan kota
nasional. Perbandingan terkecil dilaporkan di kota Chicago dengan nilai 1:28 Nowak 1994.
2.3 Nilai Manfaat Pepohonan 2.3.1 Nilai Ekonomi Pepohonan