Latar Belakang Model Spasial Deforestasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Periode 1987~2000

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial yang tinggi. Namun sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat menyebabkan kebutuhan akan lahan pertanian, pemukiman, industri dan perdagangan juga meningkat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hutan. Salah satu faktor penyebab kerusakan hutan adalah masalah sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Sumitro 2000 dan Astika 2000 berpendapat bahwa faktor mendasar yang menyebabkan penjarahan hutan adalah kemiskinan masyarakat sekitar kawasan hutan dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Selain itu pertambahan jumlah penduduk berdampak pada kelompok usia kerja tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja. Dengan demikian sebagian masyarakat melakukan penebangan liar dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka Hartanti 2004. Hal ini dapat mendesak kawasan hutan khususnya mengkonversi hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Permasalahan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya deforestasi. Deforestasi adalah perubahan tutupan hutan menjadi bukan hutan yang bersifat permanen. Menurut FAO Food and Agriculture Organization deforestasi adalah konversi hutan menjadi penggunaan lain atau pengurangan berjangka panjang atas penutupan tajuk di bawah 10 persen. Pola deforestasi sangat beragam dan bervariasi yang dipengaruhi oleh kondisi biofisik, sosial ekonomi masyarakat dan politik di Pulau Lombok. Oleh karena itu deforestasi perlu dimonitoring dan dievaluasi sehingga pola spasial deforestasi dan faktor- faktor penyebab terjadinya deforestasi dapat diketahui melalui model prediksi spasial. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi serta meramalkan laju spasial mengukur deforestasi adalah menggunakan pemodelan logistik pada Sistem Informasi Geografis SIG. Penelitian-penelitian tentang deforestasi telah banyak dilakukan oleh penulis-penulis sebelumnya Lukman 2004; Hartanti 2004. Akan tetapi kegiatan penelitian yang terkait pemodelan spasial logistik masih belum banyak dilakukan. Beberapa prediksi deforestasi dapat dilihat pada penelitian Lukman 2004 tentang analisis spasial degradasi hutan dan deforestasi, dan Anita 2004 tentang monitoring dan modeling penebangan liar guna mendukung proses sertifikasi hutan. Pada penelitian ini dikaji lebih lanjut tentang deforestasi melalui pembangunan model spasial prediksi deforestasi. Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Lombok dengan rentang waktu 1987~2000. Pada rentang waktu tersebut terjadi masa reformasi dimana laju deforestasi mencapai 2,8 jutaha per tahun Dinas Kehutanan 2008.

1.2 Tujuan